Jembatan Kali Belang Monumen Sejarah Arsitektur Yang Luar Biasa

MEDGO.ID – Sebuah jembatan beton sepanjang 200 meter dengan ketinggian 50 meter yang melintang di atas Kali Belang adalah jembatan kereta api yang menghubungkan Jakarta hingga Surabaya di ruas Linggapura-Bumiayu tepatnya berada di Desa Galuhtimur, Kecamatan Tonjong, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.

Jembatan Kali Belang yang dibangun pada jaman pemerintahan Belanda itu, pembangunannya mulai dilakukan pada tahun 1890 dan rampung pada tahun 1914. artinya jembatan tersebut sudah berumur 108 tahun.
Jembatan yang memiliki 22 tiang atau saka penyangga yang berbentuk seperti tangga, yang dilengkapi 10 buah tempat persinggahan atau dam pengaman orang dari besi, jika ada kereta api yang melintas.

Sekalipun umur jembatan sudah mencapai ratusan tahun namun hingga kini masih berdiri kokoh dengan gagahnya, dan telah menjadikannya sebagi monumen sejarah arsitektur yang luar biasa.

Kredit Mobil Gorontalo


Yang unik dari jembatan Kali Belang ini yaitu di bawah lintasan kereta api, terdapat jembatan kayu selebar 1 meter yang dikenal sebagai jembatan krapyak yang dibangun pada tahun 1927, dimana hingga kini masih digunakan oleh para pejalan kaki termasuk warga Desa Galuhtimur dan sekitarnya untuk beraktivitas, seperti saat menuju sawah dan ladang, serta aktivitas lainnya.

Keunikan lain dari jembatan KA Kali Belang ini adalah beton lintasan KA sepanjang 200 meter tersebut tidak seutuhnya tersambung tapi tepat di tengah-tengah lintasan, ada celah dengan yang memotong lintasan yang lebarnya kurang lebih 25 cm.
Diputusnya lintasan kereta api itu memang disengaja oleh arsitekturnya untuk meredam goncangan manakala ada kereta api yang melintas.

BACA JUGA :  Tradisi Unik Warga Desa Sruni

Nah, dua tiang jembatan yang saling berdekatan itu, warga Desa Galuhtimur menyebutnya sebagai “Saka Penganten” atau “Tiang Pengantin”. Tapi tidak diketahui secara pasti sejarah dan asal-usul pemberian nama tersebut.

BACA JUGA :  Pasokan Minim Harga Bawang Merah Tembus 70 Ribu Per Kilogram


Beberapa waktu lalu, tepatnya pada 15 Januari 2022 lalu, penulis juga sempat “Pulang Kampung” dan menyaksikan lagi kokoh dan gagahnya jembatan Kali Belang, dan sekaligus mengenang masa kecil di sekitar tahun 1970an.

BACA JUGA :  Para Seniman Boyolali Akan Unjuk Gigi Pada Event Pasar Seni

Saat itu, setiap kali penulis pergi ke ladang atau sawah maupun mencari kayu bakar di hutan yang ada di areal Kali Petambakan dan Kali Priuk, dan sebaliknya, pasti melintasi jembatan Krapyak yang ada di bawah lintasan KA Kali Belang tersebut.
Penulis dilahirkan di Desa Galuhtimur, Kecamatan Tonjong, Kabupaten Brebes, 58 tahun yang lalu. (*).