Ketum PBNU Ketemu Jokowi, Gus Yahya : NU Tak Pantas Bicara Politik

JAKARTA — Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Yahya Cholil Staquf, bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Kepresidenan, Jakarta, pada Jumat (9/6). Namun, dalam pertemuan tersebut, mereka tidak membahas soal politik.

Gus Yahya menyatakan, “Tidak ada, tidak ada karena saya rasa tidak pantas bagi NU untuk membicarakan politik di tempat ini.” Dia menegaskan bahwa NU bukan partai politik dan oleh karena itu tidak dalam posisi untuk memberikan dukungan politik. “Kami bukan partai politik, kami tidak berada dalam posisi untuk mengusulkan kandidat, biarkan partai politik memikirkannya sendiri,” tambahnya.

Dalam pertemuan tersebut, Gus Yahya memohon izin kepada Jokowi untuk mengadakan forum dialog antaragama dan antarbudaya. Tujuannya adalah untuk menyemarakkan forum ASEAN yang akan diadakan pada bulan September mendatang. “Kami memohon izin kepada Bapak Presiden dan beliau memberikan izin. Kami telah siap dengan segala sesuatunya, kami hanya membutuhkan saran tentang waktu pelaksanaannya karena kami juga berharap Bapak Presiden dapat membuka dan memberikan pidato kunci dalam forum tersebut,” jelasnya.

Kredit Mobil Gorontalo

Gus Yahya mengatakan bahwa Presiden diperkirakan akan hadir dalam forum dialog antaragama dan antarbudaya pada awal September setelah kembali dari kunjungan kerjanya ke Afrika.

Selain itu, Gus Yahya juga melaporkan beberapa agenda besar yang diusulkan oleh PBNU, seperti program keluarga maslahat Nahdlatul Ulama yang akan dilaksanakan di tingkat desa. Program ini akan melibatkan berbagai kementerian. Gus Yahya menyatakan bahwa NU juga akan bekerja sama dengan pihak non-pemerintah untuk mengembangkan program ini. “Namun, sudah ada persiapan karena sejak awal PBNU dibentuk, kami telah menjalin kerja sama dengan kementerian-kementerian ini, jadi sudah siap,” ungkap Gus Yahya.

BACA JUGA :  Irwan Hunawa: Pentingnya Ikhlas Terima Putusan MK terkait Pilpres 2024 untuk Rekonsiliasi Bangsa

Gus Yahya mengatakan bahwa Presiden Jokowi mendukung gerakan keluarga maslahat NU ini. Pelaksanaan program ini sekaligus mendukung program-program pemerintah. “Alhamdulillah, Presiden sangat antusias terkait gerakan keluarga maslahat NU ini. Beliau bahkan bersedia memberikan dukungan karena program ini juga melibatkan kepentingan pemerintah,” tambahnya.(republika)