Adu Gagasan dan Solusi, Tak Perlu Saing Menjatuhkan. Saran Ustdz Kondang Adi Hidayat Sarankan untuk Kontestan Capres 2024

Jakarta, MEDGO.ID — Debat Capres yang diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Unum (Pemilu 2024, memgundang perhatian Ustadz Kondang Adi Hidayat Lc. Menurutnya, tak perlu saling menjatuhkan sesama kontestan, justru debat menjadi ajang adu gagasan solutif bagi bangsa.

UAH sapaan akrab Adi Hidayat, miris manakala forum bergengsi tersebut hanya menjafi ruang cemoohan, saling menjatuhkan sesama kontestan, padahal tak sedikit anggaran negara digelontorkan untuk kegiatan ini. Hal tersebut ia uangkapkan dalam Chanel Youtube Adi Hidayat.

Ustadz Adi Hidayat UAH
Ustadz Adi Hidayat sapaan akrabnya UAH (Foto Capturan Chanel Youtube )

Berikut Pandangan UAH

Kredit Mobil Gorontalo

Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI belum lama ini telah melaksanakan debat perdana Calon Presiden periode 2024-2029.

Alhamdulillah pada malam yang lalu, KPU telah memfasilitasi satu momen dalam debat Capres perdana. Dalam situasi apapun, ini adalah anugerah yang allah berikan kepada kita, dimana ada tiga calon pilihan, tentu kita sangat bersyukur kepada allah bahwa semua kandidat yang telah ditampilkan ini dan telah melewati berbagai proses

Sehingga kita bermohon kepada Allah SWT kepada ketiga kandidat ini, yaitu nomor urut 1, Bapak Anies Rasyid Baswedan, nomor urut 2, Bapak Prabowo Subianto, dan nomor urut 3, Bapak Ganjar Pranowo untuk diberikan kesehatan paripurna oleh Allah, baik dalam aktivitas menyampaikan dan memasyarakatkan gagasan gagasan yang ditampilkan untuk diketahui masyarakat dan bangsa demi membangun dan memajukan indonesia kedepan

BACA JUGA :  Hiu Paus: Maskot Pilkada Gorontalo 2024, Meriahkan Suasana Demokrasi

Juga kita harapkan seluruhnya kepada ketiga calon presiden ini diberikan kesehatan paripurna hingga masa pemilihan nanti.

Tentu kita melihat dari hasil proses debat, ada beberapa hal yang kita telah saksikan, dimana ada hal yang lumrah bila terjadi perbedaan pandangan diantara seluruh masyarakat yang menyaksikan.

Namun tentunya kita berharap bahwa materi materi yang ditampilkan oleh para calon presiden ini dalam sesi debat, khususnya pada sesi debat selanjutnya diharapkan banyak memberikan kepada kita keluasan informasi dan gagasan gagasan dalam konteks membangun, mencerahkan, dan membawa indonesia ini dalam suasana yang lebih berkemajuan.

Dan yang tampil tentu dapat bersaing bahkan menginspirasi dalam skala global dan memperbaiki berbagai hal dan persoalan yang terjadi di dalam negeri.

Hal yang bisa kita garis bawahi, dimana dalam suasana debat tersebut semua berjalan dengan baik, dan satu per satu telah memberikan sebuah pertanyaan, gambaran ataupun argumentasi.

Namun saya secara pribadi melihat bahwa sebetulnya sah sah saja dalam suasana debat itu menampilkan kemampuan retorika atau juga berharap dapat unggul ataupun juga dapat melemahkan lawan debat itua adalah hal yang biasa saja.

BACA JUGA :  Divisitasi LAMDIK, FIP Targetkan Prodi Bimbingan dan Konseling Peroleh Akreditasi Unggul

Namun yang kita hadapi saat ini adalah kita saat ini sedang mencari sosok pemimpin. Kita sedang mendapati sosok kepala negara dan kepala pemerintahan yang tangguh dan memiliki gagasan gagasan positif dan memahami tentang seluruh konteks persoalan negeri ini

Sehingga dilihat citra kekinian dia bisa membuat landscape indonesia kedepan seperti apa. Dari situ ada baiknya kami mengusulkan untuk kedepan, fokus seluruh calon presiden ini lebih baik akan terpandang mulia jika lebih banyak menampilkan gagasan gagasan yang bisa didengar. Karena yang paling penting itu bukan dihitung dari siapa yang unggul dan siapa yang lemah, bukan itu yang inginkan.

Yang kita harapkan adalah dalam setiap calon ini ada gagasan yang bisa kita dengar, juga ada argumentasi yang bisa di dialogkan, dan ada pemetaan persoalan kebangsaan yang besar, atau mungkin dia bisa mengurutkan dari skala mikro sampai makro yang bisa didiskusikan dan kita bisa mendapatkan solusi dari itu semua.

Dimana pembahasan persoalan pemerintahan, hukum dan HAM, demokrasi, kebijakan publik, serta pengetasan korupsi. Saya sejujurnya kita tidak mendapati satu esenssi yang terstruktur dari mulai akar persoalannya, cara mengentaskannya, solusi yang ditawarkannya seperti apa. Nah kita hanya mendapat sajian bahwa satu dengan yang lain saling menampilkan argumentasi terkait kasus kasus tertentu.

BACA JUGA :  Dugaan Kasus Penganiayaan oleh Oknum Dosen, Begini Respon Fakultas Hukum UNG

Tentunya dalam tatanan substansial itu kita tidak menemukan esensinya. Contohnya kalau kita urutkan dalam kasus korupsi, kita belum dapati sosok yang bisa menampilkan apa akar korupsi di indonesia. Sumbernya dari mana, lalu uraiannya seperti apa, dan mengapa kemudian bisa mengakal di setiap lini kehidupan berbangsa dan bernegara. Maka apa gagasan yang bisa ditampilkan untuk mengetaskan itu semua sebagai solusi kedepan bahwa indonesia di periode kepemimpinan 2024-2029 seorang presiden nya memiliki satu visi kinerja dan rancangan program kerja dalam menuntaskan turunan korupsi ini. Sehingga setidaknya kita tidak mendengar lagi ada korupsi di indonesia dengan masif atau mungkin kita sangat berhagia ketika suatu saat kita bisa mendapat realita bahwa dengan program yang digagas saat ini korupsi berakhir dalam lima tahun kepemimpinan.

Saya kira itu hal hal yang sangat esensial yang bisa kita dengar, sehingga setiap calon presiden ini kita mendengar gagasannya, bukan cara menjatuhnya satu dengan yang lainnya. Walaupun dalam debat itu sah sah saja. Sehingga adu argumen yang ditampilkan dinilai berkelas oleh pendengar ataupun penonton.(*)