Rini Intama : Puisi Para Pendaki Menggugah Semangat Literasi Konservasi

Kegiatan yang disebut Puisi Para Pendaki oleh Komunitas Seni Rumah Sunting (KSRS) Pekanbaru sempena perayaan ke-8 Hari Puisi Indonesia (HPI) 2020, telah menghasilkan karya buku. Buku tersebut adalah, antologi puisi para pendaki se-Indonesia. Buku yang diberi judul Bisik Langit Pasak Bumi ini sedang dalam proses persiapan untuk diluncurkan di Puncak Gunung Kerinci yang direncanakan 17 Agustus nanti.

Sejak awal pengumuman karya secara terbuka pada 20 Juni hingga berakhir 20 Juli, kegiatan ini mendapat sambutan positif dari banyak pihak. Bahkan penyair-penyair Indonesia yang juga pendaki, turut mengirimkan karya. Di antara mereka adalah Rini Intama, Iman Sembada, Rissa Curia, Edrida Pulungan, Achiar Permana, Muhammad De Putra, Endut Achadiat dan masih banyak lainnya.

Rini Intama mengatakan, puisi para pendaki yang digagas Rumah Sunting bukanlah gagasan biasa. Upaya mengajak banyak pihak untuk berliterasi hingga kepada anak-anak gunung, juga perlu kerja keras dan keyakinan.

Kredit Mobil Gorontalo

”Apa yang dilakukan Kunni dan komunitasnya Rumah Sunting, memang selalu mengejutkan. Rumah Sunting ini paling aktif. Tiap tahun merayakan Hari Puisi dengan tidak biasa. Saya beberapa kali hadir dan dibawa membaca puisi ke kempaung- kampung adat melewati sungai. Puisi yang lebih dari puisi.”

Lanjutnya,”Tahun ini, Kunni ajak pendaki menulis puisi. Kejutan lagi.Ini tidak gampang. Tapi ternyata bisa. Saya jadi tergugah untuk menulis banyak hal tentang pendakian dan konservasi yang belum sempat saya tulis,” kata Rini penyair asal Banten yang meraih banyak penghargaan, bahkan beberapa kali buku puisinya mendapat Anugerah Hari Puisi Indonesia.

Kunni sendiri mengaku sangat senang dan juga terkejut. Ternyata banyak penyair Indonesia yang juga pendaki.

”Mengajak para pendaki tidak sesulit meyakinkan bahwa mereka mampu untuk menulis. Alhamdulillah ada 151 pendaki yang memgirimkan karya meski kami harus seleksi sehingga yang lolos hanya 58 pendaki. Yang membuat bahagia lagi, ternyata teman-teman penyair juga banyak yang mendaki. Pokoknya senang,” kata Kunni yang juga Ketua Penyair Perempuan Indonesia (PPI).*