Potensi El Nino Diprediksikan Akan Meningkat, BMKG Imbau Masyarakat Tetap Waspada

Jakarta, MEDGO.ID – Potensi El Nino telah mencapai 50 persen dan diprediksikan akan terus meningkat.

Demikian yang disampaikan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Deputi Bidang Meteorologi, Guswanto dalam diskusi berani yang digelar Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) bertajuk “Antisipasi Kebakaran Hutan dan Lahan” pada Senin, 19 Juni 2023.

Guswanto mengatakan, kemarau panjang yang disebabkan El Nino dan prediksi BMKG terjadi hingga akhir tahun harus diantisipasi secara serius.

Kredit Mobil Gorontalo

“Indeksnya saat ini sudah 0,9 dan itu pertanda dia akan merambat menuju moderat: dari lemah menuju moderat. Artinya apabila tidak diseriusi dalam mengantisipasi, maka kekeringan, kekurangan air hujan itu akan menjadi nyata,” ucapnya Senin (19/6/2023). .

Maka dalam rangka mengatasi kekeringan-keringan itu, perlu dilakukan beberapa langkah. Pertama masyarakat harus diedukasi untuk dapat mengiritasi udara.

“Karena hari ini, wilayah-wilayah di Indonesia masih ada yang menerima hujan yang disimpan dalam bentuk waduk atau embung untuk dikelola dengan baik,” ujarnya.

Selain itu, Guswanto juga meminta untuk dilakukan antisipasi khusus di wilayah-wilayah yang memiliki lahan gambut, khususnya Sumatera dan Kalimantan. Antisipasi yang dilakukan dapat berupa pembasahan baik dialiri air melalui tanah maupun menggunakan TMC (Teknologi Modifikasi Cuaca).

“Dan terakhir yang perlu diantisipasi adalah apabila ada kebakaran, asap lintas batas itu perlu diwaspadai. Jangan sampai lintas batas asap bisa mengganggu negara tetangga,” tegasnya.

Lebih lanjut, Guswanto menuturkan, berbicara mengenai kekeringan, ada sejumlah krisis yang mengikuti seperti krisis air, krisis energi, hingga krisis pangan.

“Kedua bisa juga nanti krisis energi atau listrik. Karena sebagian besar sumber listrik di Indonesia menggunakan PLTA. Yang ketiga krisis pangan. Hal-hal inilah yang perlu kita antisipasi. Antara lain misalnya melakukan edukasi kepada masyarakat. Ada namanya Sekolah Lapang Iklim (SLI) ,” tambahnya. (*)