Pemerintah Jangan Hanya Fokus Atasi Virus Corona, Pikirkan Juga bahwa “Ekonomi Rakyat Kecil Merana”

Labuhanbatu, (MEDGO.ID) — Pemerintah pusat bersama Pemkab  Labuhanbatu,  Provinsi Sumatera Utaara,  saat inilagi  fokus melakukan pencegahan dan memutus mata rantai Wabah Virus Corona (Covid19) Virus yang menjadi  bencana terhebat pada tahun 2020,  tak hanya Indonesia, beberapa  negara juga mengalami hal yang sama,  sehingga membuat kecemasan, serta kekwatiran semua pihak.

Segala upaya terus dilakukan pihak pemerintah dan alat negara untuk memusnahkan dan mencegah virus Corona (Covid19) yang di sebut-sebut datang dari wuhan salah satu kota di Cina itu,  agar masyarakat di Indonesia tidak terjangkit virus yang dapat menghilangkan nyawa siapapun yang terinfeksi  covid-19.

Namun, kefokusan pihak pemerintah Indonesia itu untuk melakukan pencegahan penyebaran virus Corona (Covid19) itu berdampak negatif di kalangan masyarakat , pasalnya roda perekonomian dan penghasilan masyarakat yang notabene berpenghasilan harian itu,  perlahan tidak lagi dapat berputar, di karena kan atas anjuran dan desakan pihak pemerintah untuk membatasi aktivitas di luar rumah.

Kredit Mobil Gorontalo

Keluhan itu di utarakan oleh salah seorang pedagang yang selalu membuka toko nya, untuk menjajakan dan menyajikan pakaian jadi di bilangan jalan Jendral Sudriman Kota Rantauprapat, secara signifikan omset penjualan nya turun drastis mencapai 95 persen,  semenjak merebak nya wabah virus corona (covid19) di Kabupaten Labuhanbatu.

” Sampai saat ini, tidak ada pembeli yang datang, bahkan selama sepekan terakhir penjualan kita hanya beberapa potong pakaian dewasa saja,” keluhnya, kepada wartawan medgo.id, saat diwawancarai,pada Rabu (01/04).

Tidak hanya para pedagang pakaian, dampak upaya  pemerintah dalam melakukan pencegahan virus corona (Covid19),   berdampak pada para pedagang kecil penjual nasi,  sebagai kaki lima di seputaran Kota Rantauprapat , mereka juga mengaku penjualannya  mengalami penurunan drastis dan mengharuskan dirinya menutup dagangannya. “Ya jualan pun tidak ada yang beli, lebih baik tutup ketimbang rugi lebih besar,” ucap pedagang nasi.

Tidak hanya pedagan kain dan nasi, hal serupa juga di katakan Hasan Siregar, Warga Jalan Hamka Rantauprapat, sebagai karyawan yang bekerja di salah satu perusahaan yang bergerak dalam pengolahan hasil perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Labuhanbatu, megeluh karena pihak manejemennya menghentikan segala aktivitas dan meliburkan seluruh karyawan dengan alasan pencegahan virus corona tersebut.

“Mulai hari inj  (Rabu, 01/04), kami di liburkan sampai waktu yang belum di tentukan manejeman,“  sesal Hasan.

Menurutnya dampak atas tidak menegelolahnya hasil perkebunan (Pabrik Kelapa Sawit/Red) juga berdampak pada para petani dan para buruh,  yang bekerja di bidang pertanian kelapa sawit dan karet, padahap mereka menggantungkan hidup dari beroperasinya pabrik.  Pasalnya, petani tidak lagi bekerja seperti biasa  karena  pabrik kelapa sawit tidak lagi menerima hasil pertanian dari masyrakat

“ Ya , secara otomatis masyarakat tak berpenghasilan, dan hasil pertanian kelapa sawit juga tidak dapat memanen sawitnya, karena pabriknya ditutup,” ketus salah seorang petani.

kepada wartawan,  masyarakat tersebut berharap kepada para pemerintah, khusus pemerintah di Kabupaten Labuhanbatu segera mencari solusi atas hal tersebut guna menghindari hal-hal yang tidak di harapkan bila situasi tersebut berkepanjangan. ,”Semoga pihak pemerintah mendapatkan solusi dalam melakukan pencegahan virus corona ini, tanpa mengehentikan roda perekonomian rakyat, dan kami berharap ada kebijakan yang bisa memberikan bantuan sementara dalam situsi ini,” harap ketiganya mewakili masyrakat lain.

Sayangnya. Ketua DPRD Labuhanbatu  Meyka Riyanti Siregar yang mewakili rakyat di Kabupaten, untuk dimintai tanggapannya, dan dapat  menyuarakan keluhan rakyat, tidak berhasil di temui wartawan di kantor nya, pesan elektornik yang dikirimkan pun tidak berbalas meski pesan tampak terbaca. (Dian)