Yogyakarta, MEDGO.ID – Ganjar Pranowo, menyempatkan diri menemui Mbah Bisanto (64 tahun) dan istrinya Sumaryanti hanya terpaku, manakala dia melihat seseorang yang berdiri di depan rumahnya, di daerah Sorosutan Umbulharjo Yogyakarta.
Keduanya terhenyak dan tak percaya bahwa yang menyambanginya adalah Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah, Minggu (7/3/2021). Ganjar datang bersama anak semata wayangnya, Muhammad Zinedine Alam Ganjar.
Tak ayal, ingatan keduanya langsung kembali ke puluhan tahun silam, dimana saat itu Ganjar tinggal bersama mereka di rumah sederhana miliknya, rumah yang dulu ditempati Ganjar semasa dia belajar di Yogya sejak SMA hingga selesai kuliah.
Ruang Berukuran Kecil, Menjadi Saksi Ganjar Pranowo Hantar Kesuksesan Dari Yogyakarta
Sebuah ruangan berukuran 3×2 meter, yang sekarang telah berubah menjadi gudang itu, ada sejarah dari anak kampung asal Purworejo, yang kini menjadi orang nomor satu di Jawa Tengah.
“Ya Allah, ngimpi apa aku Om Ga (panggilan akrab ke Ganjar). Ayo mlebu (mari masuk)”, kata Sumaryanti saat menyambut Ganjar dengan mata berkaca-kaca. Seperti dikutip dari laman Pemprov jateng.
Tak berselang lama, tampak ketiganya sudah tenggelam dalam obrolan yang sangat gayeng. Semua kenangan jaman dulu langsung mencuat saat pertemuan itu terjadi. Apalagi, saat Ganjar melihat kamar yang dulu ia tempati.
Cerita Gubernur Ganjar, Mengenang Semasa Menempati Kost sederhana
Alam hanya senyum-senyum sendiri saat mendengar cerita-cerita tempo dulu dari mbah Bisanto dan istrinya itu. Kepada Alam, yang juga baru masuk di Universitas Gadjah Mada (UGM) tahun 2021 ini, Ganjar menunjukkannya kamar yang dulu ia tempati.
“Dulu itu kamar ayah, masih sama persis tidak berubah. Hanya saja dulu tidak dicat, sekarang sudah,” sambung Ganjar.
“Mas Alam kosnya di mana? Kalau belum dapat kos, tinggal di sini saja”, timpal Sumaryanti secara spontan.
Selain kamar kos berukuran 2×3 meter yang masih berdiri sampai saat ini, kenangan Mbah Bisanto dan Sumaryanti pada sosok Ganjar masih sangat membekas.
“Kami berdua ingat betul kehidupan Ganjar muda saat tinggal di rumahnya selama hampir empat tahun. Sosok Ganjar muda menurut adalah anak yang nrima dan prihatin”, kata Mbah Bisanto.
Menurut Mbah Bisanto, hampir setiap hari, Ganjar berjalan kaki dari tempat kos-kosannya itu sampai ke jalan raya yang jaraknya sekitar 1,5 kilometer. Dari jalan raya itu, Ganjar melanjutkan dengan naik angkutan umum ke sekolah atau ke kampusnya.
“Anaknya baik sekali, saya ngalem (memuji) bukan karena sekarang jadi gubernur, tapi memang anaknya dari dulu prihatin tenan. Anaknya nrima, jadi kalau mau berangkat kuliah jalan kaki dari rumah, terus naik colt kampus (angkutan kampus). Nrima lan prihatin sekali anaknya,” kenang Mbah Bisanto.
Makanan sehari-hari Ganjar, lanjut Mbah Bisanto, juga tidak aneh-aneh. Jaman dulu, makanan kesukaan Ganjar adalah sambal korek dan lele goreng.
“Itu saja sudah, ndak neka-neka makanannya,” timpal Sumaryanti.
Mbah Bisanto dan Sumaryanti tak menyangka, anak yang dulu tinggal di rumahnya dengan kehidupan sehari-hari yang prihatin, kini jadi orang sukses. Ganjar kini jadi Gubernur Jawa Tengah dan menjadi tokoh ternama di Indonesia.
“Ya mboten nyangka (tidak menyangka). Tapi kalau dilihat dari silsilah keluarganya, Om Ganjar itu dari keluarga terdidik. Itu sekeluarga pinter-pinter semuanya,” ucap mbah Bisanto.
Tuan Kost Ganjar Pranowo, Senang sekali Kedatangan Tamu Gubernur Jawa Tengah
Meski sekarang sudah jadi orang sukses, hal yang membuat Mbah Bisanto bangga adalah sikap Ganjar yang tidak berubah. Ia tetap seorang Ganjar yang tidak sombong dan besar hati.
“Seneng banget diparani Om Ga, meski saiki dadhi wong gedhe (meski sekarang jadi pejabat), tetep kelingan (masih ingat). Dumeh dadi wong gedhe (meski jadi pejabat), piyambake ora sombong (tidak sombong),” ucap Mbah Bisanto.
Ganjar sengaja mampir ke tempat kos-kosannya itu saat melakukan kunjungan kerja ke Yogya sekaligus mencarikan tempat kos bagi putranya, Muhammad Zinedine Alam Ganjar. Alam memang kini sudah terdaftar sebagai mahasiswa UGM mengikuti jejak ayah dan ibunya.
“Ya ke sini mampir, saya dulu nunut (numpang) tempatnya Mas Bisanto. Mereka ini sudah seperti saudara saya sendiri. Dulu saya dikasih kamar ini, saya tinggal dari SMA sampai kuliah awal-awal di UGM. Memang benar, saya dulu kalau berangkat sekolah atau kuliah, jalan kaki dari sini ke jalan raya, baru nyegat bus ke kampus,” kenang Ganjar.
Selain silaturahmi dan nostalgia zaman dulu, ada tujuan penting lain Ganjar mengunjungi tempat kos-kosannya itu dengan mengajak putranya, Alam Ganjar. Ia berharap, Alam tahu sejarah bapaknya saat dulu menempa diri di kota gudeg itu.
“Biar Alam tahu sejarah bapaknya, ini saya ajak biar bisa lihat kamar ayahnya dulu seperti ini. Ini belum berubah, ya seperti ini. Ya biar Alam tahu sejarahnya, bahwa kabeh nganggo laku (semua ada prosesnya)”, pungkas Ganjar.(*).