Turun Rumah Memanen Sawit, Ditemukan Tanpa Kepala Dimangsa Buaya

Labura, (MEDGO.ID) — Setelah tujuh hari dilakukan pencarian, Ponidi (47) warga Tanjung Selamat, Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Kualuh Selatan, Kabupaten Labuhanbatu Utara (Labura), Sumatera Utara yang diterkam buaya saat memanen sawit ditemukan tanpa kepala, Sabtu (1/8/2020) sekira pukul 12.00 wib.

Kabid Logistik BPBD Labura Sukardi membenarkan penemuan itu, mayat ditemukan mengambang sekitar 1 kilometer dari lokasi kejadian oleh pawang dan 2 orang warga. Bagian dada korban dan kepala hilang. ” ya korban sudah kita temukan dengan kondisi tanpa kepala” bilangnya.

Informasi yang diterima menyebutkan bahwa Pencarian terhadap Ponidi (45) yang diterkam buaya di Sungai Parit Cina, aliran Sungai Simagalam, Kecamatan Kualuh Selatan, Kabupaten Labuhanbatu Utara (Labura), Sumut, telah melibatkan 3 pawang buaya. 2 orang yang disebut-sebut pawang buaya dilibatkan dalam pencarian. Bahkan seekor kambing disembelih dan dibuang ke sungai. Namun buaya tak kunjung muncul. Padahal salah seorang pawang mengatakan buaya akan muncul pukul 18:00 WIB.
“2 orang pawang ikut membantu mencari. Bahkan seekor kambing disembelih dan dibuang ke sungai. Namun buaya tak kunjung muncul. Padahal salah seorang pawang mengatakan buaya akan muncul pukul 18:00 WIB,” ujar anto salah seorang warga

BACA JUGA :  Salah Satu Tokoh Penambang Turun Bantu Bangun 2 Rumah Korban Kebakaran di Buntulia

Menurut Sukardi, banyak masyarakat yang ternanti-nanti akan kehadiran buaya yang disebut muncul pukul 18:00 WIB itu.

Di hari kelima, seorang pawang buaya lainnya asal riau dilibatkan, pawang di hari kelima ini berbeda dari sebelumnya, kehadiran pawang buaya di hari kelima ini diikuti kedatangan banyak buaya di saat hari sudah malam.

BACA JUGA :  Gerakan Pengendalian OPT di Poktan Sinar Lestari: Dorong Pertanian Ramah Lingkungan dengan Agens Hayati

“Pawang buaya di hari kelima, itu baru menakjubkan. Saat malam, banyak sekali buaya datang. Ini disaksikan banyak orang,” ujar nya

Ia menjelaskan, kedatangan banyak buaya tersebut sempat memunculkan gelombang di permukaan air dan membuat perahu yang ditumpangi petugas bergoyang-goyang. Dijelaskannya, pawang buaya di hari kelima tersebut didatangkan dari Pekanbaru.

BACA JUGA :  Gerakan Masyarakat Menanam Berbagai Komoditi, Langkah Wujudkan Ketahanan Pangan

Untuk di ketahui bahwa peristiwa naas itu bermula saat Ponidi bersama istrinya menggunakan sampan untuk memanen sawit di pinggiran sungai Parit Cina, aliran Sungai Simangalam, Kecamatan Kualuh Selatan, Minggu (26/7/2020).

Saat korban turun dari sampan, tiba-tiba seekor buaya menyerang dan menyeret korban ke dalam sungai. Melihat itu, istri korban berteriak histeris minta tolong.

Setelah mendapat laporan, BPBD Labura dibantu TNI/ Polri dan masyarakat melakukan pencarian, dengan mendatangkan 3 orang pawang. (Dian)