banner 120x600
banner 120x600
banner 920x250
Opini  

Tidak Hanya Fatwa, Palestina Membutuhkan Jihad Secara Nyata

Penulis: Sintia Demolingo

Jagad maya ramai memperbincangkan sejumlah ulama muslim terkemuka yang mengeluarkan fatwa yang menyerukan jihad melawan Israel. Hal ini adalah respon terhadap serangan udara yang terus menerus di Jalur Gaza yang telah menyebabkan jatuhnya banyak korban jiwa. Mereka terdiri dari para ulama yang memiliki reputasi tinggi di kalangan umat Islam dan selama ini terafiliasi dalam International Union of Muslim Scholars (IUMS) yang berpusat di Doha, Qatar. Fatwa yang memuat 15 poin tersebut muncul di situs web resmi organisasi IUMS dan akun X resmi presidennya, Syekh Ali al-Qaradaghi. (4-4-2025). Organisasi yang sebelumnya dipimpin oleh Yusuf Al-Qaradawi, Ali Al-Qaradaghi, menyerukan kepada semua negara Muslim pada Jumat (4/4), “Untuk segera campur tangan secara militer, ekonomi, dan politik untuk menghentikan genosida dan penghancuran menyeluruh ini, sesuai dengan mandat mereka.”

“Dilarang mendukung musuh kafir (Israel) dalam pemusnahan Muslim di Gaza, terlepas dari jenis dukungannya,” tegas Qaradaghi. Dia menjelaskan, “Dilarang menjual senjata kepadanya, atau memfasilitasi pengangkutannya melalui pelabuhan atau jalur perairan internasional seperti Terusan Suez, Bab al-Mandab, Selat Hormuz, atau sarana darat, laut, atau udara lainnya.” Komite (IUMS) mengeluarkan fatwa yang mengharuskan blokade udara, darat, dan laut terhadap musuh yang menduduki untuk mendukung saudara-saudara kita di Gaza,” ungkap dia.

Gaza sedang Dimusnahkan tapi Dunia Diam

Mereka yang berjanji mereka pun yang mengingkari, begitulah definisi janji dalam kehidupan sekuler-kapitalis. Trump dilaporkan “memberi lampu hijau” untuk dimulainya kembali serangan Israel di Gaza bulan lalu. Sejak mengingkari kesepakatan gencatan senjata, Israel telah menewaskan lebih dari 1.200 orang Warga Palestina, termasuk ratusan anak-anak. Lebih dari 50.500 warga Palestina telah tewas sejak perang di Gaza dimulai pada Oktober 2023.

Gambar dan video serangan hebat di Gaza menunjukkan kerusakan yang meluas di lingkungan yang padat penduduk, karena banyak warga Palestina membagikan apa yang mereka gambarkan sebagai pesan terakhir mereka kepada dunia. Jurnalis Mohammed Abu Mostafa mengungkapkan rasa frustrasinya terhadap komunitas internasional dalam beberapa unggahan, dengan menulis, “Selamat tinggal kepada komunitas paling pengkhianat dalam sejarah. Dalam beberapa jam, Gaza akan terhapus. Anda hanya akan menemukan kami di surga.” Sementara itu, aktivis dan jurnalis Palestina Aboud Battah mendesak orang-orang untuk berbicara tentang Gaza, dengan menulis, “Bicaralah tentang kami. Demi Tuhan, kami sedang dimusnahkan dalam diam.”

Sudah Sewajarnya

Apa yang dilakukan para ulama merupakan tugas mulia sebagai pewaris para anbiya (Nabi). Di tengah diamnya para penguasa muslim sudah sewajarnya para ulama berdiri di garda terdepan membela kaum muslim Gaza-palestina. Bahkan merekalah yang berdiri merangkul berbagai penguasa muslim untuk mengusir penjajah di bumi palestina. Seruan jihad sangat tepat menjadi solusi bagi persoalan palestina, sebab masalahnya adalah mereka dijajah oleh zionis israel yang didukung oleh negara adidaya khususnya AS dan Eropa.

Akan tetapi, menjadi tanda tanya besar apakah seruan ini akan terealisasi atau hanya malah menjadi ilusi? fatwa sifatnya tidak mengikat dan faktanya kekuatan militer berupa pasukan dan senjatanya ada di tangan para penguasa yang begitu mengagungkan spirit negara bangsa dan selama ini terbukti hanya bisa berkoar-koar, bahkan bungkam seribu bahasa melihat genosida di Gaza dan aneksasi wilayah Palestina. Negara-negara muslim tersebut bahkan secara tidak langsung turut memberi jalan dan bantuan bagi entitas Zionis untuk mengusir dan membunuhi warga Palestina, khususnya Gaza.

Jika kita melihat fakta, langkah jihad sudah dilakukan oleh sebagian saudara kita di palestina yakni pasukan Hamas, hanya saja gerakan ini tidak sebanding dengan kekuatan militer israel yang ditopang oleh negara adidaya. Terlebih kekuatan Palestina dipecah sedemikian rupa sehingga ada faksi-faksi yang digunakan penjajah untuk melanggengkan krisis Palestina hingga sulit sekali diselesaikan.

Urgensi adanya Seorang Khalifah

Seruan jihad ini tidak hanya menjadi sekedar seruan jika hadirnya kepemimpinan Islam (Khilafah) di tengah-tengah kehidupan kita saat ini. Akan tetapi perlu ada edukasi pada seluruh kaum muslimin bahwa menolong saudara palestina merupakan kewajiban kita sebagai seorang muslim. Dengan kepemimpinan ini akan mampu memobilisasi semua potensi umat, termasuk tentara dan senjata yang tersebar di berbagai wilayah dan mengerahkannya untuk segera mengusir penjajah dan membungkam kekuatan sekutunya dari bumi Palestina.

Hanya saja kepemimpinan Islam (khilafah) belum menjadi opini umum di tengah mayoritas umat saat ini. Olehnya perlu adanya edukasi pada umat bahwa sejatinya pemilik kekuasaan adalah mereka, sehingga umat mendorong penguasa untuk mengirimkan militer dan menolong saudara muslim di Gaza Palestina. Penegakkan Khilafah sejatinya menyangkut hidup matinya umat, tidak hanya untuk problem Palestina. Fakta kehidupan umat Islam di dunia di bawah kepemimpinan peradaban sekuler kapitalisme hari ini nyata-nyata begitu rusak, diliputi berbagai krisis, terpecah-belah, dan terjajah.

Sudah saatnya mereka berubah dengan jalan mewujudkan kembali kehidupan Islam. Apalagi jika mengingat, umat Islam telah diberi predikat sebagai khaira ummah dan selama belasan abad telah berhasil membuktikannya. Dengan penerapan Islam dalam bingkai negara Islam (Khilafah) mampu mewujudkan kesejahteraan dan bisa mengirimkan militer dengan spirit jihad dilakukan oleh para tentaranya.

Langkah Konkrit

Jihad merupakan tuntutan dan kewajiban syara’ bagi seluruh kaum muslimin dibelahan dunia. Hal ini membutuhkan sebuah negara yakni khilafah, olehnya seruan jihad harus berbanding lurus dengan penyeruan tegaknya khilafah di tengah-tengah kehidupan saat ini. Tentu hal ini membutuhkan berbagai upaya yang sungguh-sungguh. Adapun upaya tersebut diantaranya: Pertama, melakukan dakwah pemikiran yakni mengedukasi umat dengan akidah yang benar, membangkitakan dan menjadikan hukum Islam sebagai problem solver. Kedua, bersifah politis ideologis yakni mengarah penerapan Islam dalam sebuah kekuasaan tegak atas keimanan. Ketiga, bejamaah sehingga masif, terarah dan punya tujuan. Keempat¸tanpa kekerasan karena negara Islam tegak tanpa paksaan.

Tentu tidak mudah melakukan berbagai upaya ini, tapi ingatlah sabda Rasulullah, “Akan senantiasa ada kelompok dari umatku yang tegak di atas kebenaran, mereka menang. Orang-orang yang merendahkan mereka tidak akan memudaratkan mereka hingga datang ketentuan Allah.” (HR Ahmad, Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi, dan Ibnu Majah).

Akhirul kalam, perlu dipastikan posisi kita berada dimana, apakah sebagai penonton atau terjun dalam kancah perjuangan? Sangat tepat jika kita memilih berjuang bersama menegakkan kembali kehidupan Islam sebagaimana dilakukan oleh Rasulullah dan para sahabat sebelumnya. Wallahu A’lam Bishowwab.[]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *