Masyarakat Tercekik Harga Gula Naik

Agam, (MEDGO.ID) – Bahan pokok, atau Sembako (Sembilan bahan pokok) merupakan sebuah “bahan pangan utama” yang mendasar. Beberapa jenis diantaranya harus selalu ada dan tersedia setiap hari oleh masyarakat kita.

Betapa tidak, bahan ini sangat penting dan menjadi tuntutan kebutuhan akan pangan dalam kehidupan sehari hari. Para ibu rumah tangga dan masyarakat umum secara taklangsung dituntut dan akan selalu berusaha menjaga ketersediaan stok bahan pangan di dapur mereka, demi pemenuhan kebutuhan konsumsi mereka dari hari ke hari. Salah satunya adalah “Gula”.

Gula merupakan bahan wajib yang harus selalu tersedia di dapur kita. Karena gula menjadi bahan campuran aneka minuman dan makanan untuk suplai kebutuhan energi kita.

BACA JUGA :  Di Kabupaten Pohuwato, 46 Jama'ah Umroh Diberangkatkan PT. Nur Assyfa Berkah Ini Harapan Bupati 

Beberapa waktu belakangan, harga gula perlahan berangsur angsur selalu bergerak condong naik ibarat “roket” yang terbang keangkasa.

Berdasarkan penelusuran MEDGO.ID
Jum’at, (06/03) di lapangan, ketersediaan Gula di warung warung tidak lah mengalami kekurangan pasokan maupun distribusi. Tapi yang menarik perhatian adalah harga jual eceran yang dibeli konsumen.

Saat ditemui MEDGO.ID di warung waktu lagi belanja, “Ade Sri Haryanto” warga Surau Lubuak, Nagari Tigo Balai, Kecamatan Matur, Kabupaten Agam mengatakan, “saya agak kaget dengan kenaikan harga gula pasir saat ini”.

Ditambahkan Ade, “beberapa waktu belakangan setau saya harga gula masih di kisaran 14.000,- rupiah per kilogramnya. Karena sebelum pulang orang rumah nelpon minta dibelikan gula, berhubung stok dirumah habis. Saat mau bayar, orang warung bilang maaf harga gula sekarang naik, harga sekarang 18.000,- rupiah per kilogramMasyarakat Tercekikknya. Karena butuh ya kita beli juga”.

BACA JUGA :  Salah Satu Tokoh Penambang Turun Bantu Bangun 2 Rumah Korban Kebakaran di Buntulia

Hal ini dibenarkan oleh “Randi” penjaga warung. Randi mengatakan, “harga modal pembelian gula sudah naik berkali kali. Jadi harga jual berulang ulang ikut naik pula. Saya tidak ambil untung banyak, modal pembelian kami yang naik bang, bisa di cek di warung lain”, katanya.

BACA JUGA :  HUT Provinsi Gorontalo Ke-24, Rudy : Momen Evaluasi Untuk Semakin Maju

Ditempat terpisah, MEDGO.ID juga mencoba bertanya langsung ke warung yang berada di simpang empat Pasar Matur, “Erna, Mesti dan Des” pemilik warung yang saling berdekatan dan berhadapan. Mereka juga mengatakan hal yang sama, “harga modal gula yang kami beli sudah cukup tinggi, mau tak mau ya gimana lagi, terpaksa harus tetap kami beli dan kami jual seharga18.000 rupiah per kilo gram”, tutup nya.

Sungguh ironis memang, ditengah tuntutan pemenuhan kebutuhan hidup, lagi lagi konsumen dan masyarakat banyak yang dipaksa untuk menerima kenyataan kenaikan harga yang begitu cepat dan condong naik. (HF)

Editor : Surya Hadinata