Tak Punya Biaya Berobat, Perut  Ratna Semakin Membesar

Bolsel, (MEDGO.ID) — Tiga tahun menderita,   penyakit ini membuat   perutnya   terus  membesar, tanpa penanganan kesehatan yang layak, inilah yang dialami oleh warga Bolmong  Selatan (Bolsel) ia harus menahan sakit  karena tak memiliki biaya berobat.

Nasib tak beruntung ini menimpa kepada Seorang wanita yang diketahui bernama Ratna Ahi (44), warga desa  Tolondadu II, Kecamatan Bolaang Uki, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel),  menurut dugaan waarga sekitar  ia mengidap Tumor Jinak diperut selama  3 Tahun.

Tak punya biaya berobat, Perut Ratna Terus Membesar

Seperti yang disampaikan kepada awak  Media Digital Global (medgo.id),  ia mulai menderita penyakit  ini ketahuinya sekitar awal tahun 20tiga tahun lalu,  Ratna yang sudah menjanda  sejak ditinggal suaminya,  merasa  kesulitan  buang hajat dan terasa nyeri  saat hendak duduk  . “Awalnya ada tahun 2017, saya mengalami susah buang ari kecil, duduk  stengah mati (terasa sakit red),”ungkap Ratna Ahi saat diwawancarai wartawan di rumahnya , pada Selasa((10/12).

Lihat juga : Ini Yang Dilakukan Oleh Komunitas Ketimbang Ngemis, Kepada Opa Marjun

Adanya kejanggalan dan terkadang nyeri dibagian pinggul dan perutnya, mendorong Ratna untuk memeriksakan ke Puskesmas Kecamatan Bolaang Uki. Walhasil,  ia  disarankan untuk melanjutkan pengobatan di Kota Manado.

Ratna Ahi (44) saat diwawancarai oleh Paisal Tuliabu  wartawan medgo.id

Apa daya, dengan keterbatasan biaya dan hidup pas-pasan,   Ratna lebih memilih pengobatan alternatif seperti minum obat obatan buatan sendiri dengan ramuan  rempah dan bahan alami, ataupun dibuatkan oleh  tentangga sekitar yang ibah melihat kondisinya. “Petugas Puskesmas menyampaikan bahwa saya  bilang akan di operasi, saya bilang tidak  ada uang untuk membiayai . Untuk mengobatinya, selama ini saya hanya mengandalkan obat makatana (Jamu),” terang Ratna.

Lihat juga : Enda Ungu, Mendaftar Wakil Walikota Manado di PAN

Jangankan mengobati penyakitnya, untuk memenuhi kebutuhan keluarga saja harus bersusah payah.  Ratna terpaksa  berjulan  nasi kuning dan mie di rumahnya. Dengan keuntungannya  sekedar  membiayai kebutuhan lauk. “Bagaimana  mungkin saya harus membiayai operasi, sementara  penghasilan dari berjualan makanan mie dan  nasi kuning,  terus  terang pendapatan saya seminggu seratus ribu,” keluhnya.

Lihat juga : Ketua DPRD Arifin Olii Minta Dikes Bolsel Turun tangan

Meski kondisi fisikya tak kuat, ia memaksakan diri berjualan untuk  memenuhi kebutuhan keluarganya.  Waluapun ia sering  cepat kelelahan,  karena sakit  ia  deritanya. ”Apa boleh buat pak, saya cepat capek, dan sakit sakit di dada,sakit kepala, tapi anak-anak harus  dinafkahi,” tutur  Ratna.

Ratna  Ahi  menjanda sejak kepergianya suaminya, dan selama ini Ratna dan 4 orang anaknya tinggal di rumah peninggalan almarhum suaminya.  Sejak 5 Mei 2018 Ratna sudah hidup Menjanda, alm  Ridwan Masaguni  (Suami Ratna) meninggalkannya  5 orang anak, 1 Perempuan telah menikah dan tinggal di Desa Mopuya, Provinsi Gorontalo.  Sementara 1 anak  baru lulus Sekolah Menengah Atas, 3 anaknya lagi masih sekolah masing masing kelas 2 Sekolah  Dasar, lainya masing-masing elas 2 Sekolah Menengah Pertama (SMP)  dan  kelas 2 SMA.

Lihat juga : Komunitas Milenial Bifi Merah Bolsel, Galang Dana Untuk Kesembuhan Ibu Ratna 

Ratna tak banyak berharap banyak dari pengobatan tradisional  yang telah dijalaninya,  karena keterbatasan biaya.  Namun demikian ia terus berdo’a  agar pihak pemerintah  mau peduli dengan dirinya yang masih menanggung beban keluarganya yang penuh dengan segala keterbatasan.(MDG-05/Paisal T)

BACA JUGA :  Pani Gold Project Terima Penghargaan Siddhakarya Dari Pemprov Gorontalo