Gorontalo, MEDGO.ID — Warga negara asing (WNA) China bebas kemana saja diwilayah Indonesia, disaat pemerintah gencar menrerapkan PPKM Darurat, dan meyampaikan kepada masyarakat agar membatasi kegiatan diluar rumah, ditengah peningkatan jumlah orang yang terpapar covid-19.
Namun WNA khususnya China sepertinya tak dapat menahan diri masuk ke Indonesia, walau hanya dalam masa PPKM Darurat. Sebab, ini akan memunculkan persepsi yang tak diinginkan kepada pemerintah terkait upaya pengetatan diberbagai daerah termasuk Gorontalo. Apalagi, ratusan petugas bandara Djalaludin Gorontalo terpapar Covid-19, sehingga menjadi zona merah.
Yang tambah bikin heran, justru mereka para WNA sepertinya leluasa mengunjungi wilayah Republik Indonesia, padahal semua tahu bahwa asal muasal covid-19 ini dari negeri tirai bambu China.
Inilah yang terjadi pada hari Jumat (9/07/2021), pukul 11.20 s.d.13.45 WITA, di Bandara Djalaluddin, yang terletak di Desa Tolotio Kecamatan Tibawa, Kabupaten Gorontalo Provinsi Gorontalo, menginjakkan kaki di bumi hulondalo (Kata lain Gorontalo). Enam WNA tersebut melakukan penerbangan dari Jakarta menggunakan pesawat Airbus dengan nomor penerbangan ID 6236 rute penerbangan Jakarta-Makkasar dan Gorontalo.
Menurut informasi yang dirangkum dilapangan bahwa ada enam penumpang yang menngunakan pesawat Batik Air seperti tersbut di atas, masing-masing bernama, Zhou Huichang (45), Zhou Juanchang (50), Chen Hu (42), Zhou Dingxian (51), Chen Heyuan (50) dan Chen Hu (43).
Keenam warga asing ini, menurut sumber yang dapat dipertanggung-jawabkan, akan menuju Gorontalo Utara, untuk bekerja di PLTU Tanjung Karang.
Sesuai dengan ketentuan, bahwa setiap orang yang menuju dan keluar pulau Jawa dan Bali, harus dilakukan Test PCR dan menunjukan sertifikan Vaksin yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang.
Saat dikonfirmasi melalui sambungan handphone (HP), ke Pihak Satgas Covid – 19 Provinsi Gorontalo dr. Trianto Bialangi, belum mendapatkan jawaban resminya, terkait apakah mereka, ke enam WNA China ini, saat tiba di Gorontalo telah menunjukan sertifikat vaksin dan sudah dilakukan PCR.
Karena informasi dilapangan mereka hanya mengisi data disetiap bandara dari Kementrian Kesehatan RI.(MDG)