Siti Fadilah Supari merupakan eks Menteri Kesehatan RI yang membuka suara terkait vaksinasi. Seperti yang kita ketahui, vaksinasi saat ini sedang dikejar dalam rangka menangani pandemi Covid-19 yang masih melanda Indonesia.
Ketika beliau menghadiri acara Karni Ilyas Club, beliau buka suara terkait hal ini. Apakah vaksinasi itu perlu? Karena sebenarnya dalam sejarah tak ada yang menyatakan bahwa vaksin bisa menghentikan pandemi. Sebab pandemi sendiri terjadi akibat penyakit yang tersebar di masyarakat dan obatnya belum ditemukan.
Penekanan Siti Fadilah Supari untuk Mengejar Obat Bukan Vaksinnya
Dalam proses penanganan pandemi yang terjadi saat ini, seharusnya yang perlu di kejar adalah obatnya bukan vaksin. Sebab seharusnya vaksin tersebut pembuatannya ketika virus yang menyebar kondisinya sudah stabil. padahal sampai saat ini seperti yang kita tahu, Virus Corona masih bermutasi.
Semestinya jika virusnya masih bermutasi, vaksin jangan dibuat dulu. Sebab vaksin itu asalnya dari virus. Sumber utama vaksin adalah virus yang berupa inactivated virus atau virus yang sudah tidak berdaya. Bisa juga dari bagian kecil seperti MRNA atau DNA dari virus tersebut.
Pengembangan vaksin sendiri berawal dari pencarian antigen. Penentuan partikel atau bagian virus mana yang paling bagus untuk dibuat menjadi vaksin. Kemudian pemilihan platform vaksin apa yang akan mereka buat dengan bahan antigen tersebut. bahkan dalam pembuatannya vaksin bisa terbuat dengan berbagai macam teknologi.
Lalu bagaimana jika virus tersebut masih bermutasi? maka dari itu mantan Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari masih meragukan hal tersebut.
Pernah Mengalami Pandemi Flu Burung
Saat beliau menjabat sebagai Menteri Kesehatan, beliau juga pernah berhadapan dengan kondisi pandemi flu burung. Kala itu beliau juga mengaku kaget. Meski begitu, Siti Fadilah mengungkapkan ketika pandemi flu burung terjadi, masalah tersebut dapat teratasi tanpa perlu pengadaan vaksin.
Bahkan pandemi Flu babi yang pernah terjadi di Indonesia penanganannya juga tak memerlukan vaksin. Penyebarannya bisa berhenti dan dapat normal kembali.
Dengan begitu Siti Fadilah kembali menekankan bahwa tak ada sejarahnya kalau penghentian pandemi itu bisa menggunakan vaksin.
Poin penting yang beliau sampaikan adalah: vaksin belum ada sejarahnya untuk menghentikan pandemi Covid-19 yang terjadi. Selain itu, vaksin tidak bisa melindungi diri sendiri. Sebab saat ini vaksin yang berlaku adalah vaksin massal.
Kemungkinan Pemerintah bermaksud untuk menggunakan cara vaksinasi sebagai metode dalam membentuk kekebalan komunal.
Vaksin Menjadi Cara pemerintah Menghentikan Pandemi
Siti Fadilah Supari menuturkan bahwa pemerintah bermaksud untuk menghentikan pandemi. Sebab meski entah berdasar dari mana, apakah dari luar atau dari pihak WHO menyatakan bahwa ada herd immunity atau sebanyak 70 persen dari populasi tersebut telah melakukan vaksin, ini bisa membuat pandemi Covid-19 segera berakhir.
Sekarang ini Indonesia memiliki vaksin Covid-19 produksi Sinovac. Seperti yang tadi penjelasannya sudah ada, bahwa vaksin Sinovac ini terbuat dengan metode inactivated virus. Dengan vaksin ini Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk menyediakan secara gratis bagi masyarakat.
Bahkan pemerintah Indonesia juga telah sepakat dengan berbagai produsen vaksin lain seperti Moderna, Astrazeneca, Pfizer BioNTech dan Novavax untuk bisa memenuhi kebutuhan dari vaksinasi covid-19 agar bisa mencapai herd immunity atau kekebalan kelompok.
Meski begitu, lain dengan anggapan Siti Fadilah Supari yang menyoroti pandemi Covid-19 ini. Meurutnya saat ini yang harusnya perlu perhatian adalah obat untuk menyembuhkan penderita Covid-19 tersebut. Bukan vaksin yang saat ini proses pemberiannya secara massal.