Rusia Terus Menggempur Jantung Kota Ukraina

Serangan darat militer Rusia, ke jantung kota Ukraina, tak terhindarkan perang darat.  Presiden Rusia Vladimir Putin tak bergeming dengan tekanan Amerika dan Eropa. Upaya menguasai Ukraina terus digencarkan oleh militern Rusia.

Penduduk Kyiv menghadapi serangan lagi samalaman ketika pasukan Rusia dan Ukraina bertempur memperebutkan kontrol ibukota. Moskow juga mendekati dua kota lain pada Sabtu (26/2) pada hari ketiga invasi Rusia ke Ukraina. Terdapat laporan mengenai baku tembak di kota Donetsk, Ukraina timur, yang telah dikuasai para separatis yang didukung Rusia sejak 2014.

Sekutu-sekutu Barat merespons. Kanselir Jerman Olaf Scholz pada Sabtu (26/2) mengatakan negaranya akan mengerahkan 1.000 senjata anti-tank dan 500 rudal Stinger ke Ukraina “secepatnya,” dan kantor presiden Prancis mengatakan Paris akan mengirim senjata pertahanan dan bahan bakar.

“Koalisi anti-perang berhasil,” cuit Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, yang dilansir dari voaindonesia

Deretan kendaraan memadati perbatasan Ukraina karena para pengungsi berusaha meninggalkan negara itu. Badan urusan pengungsi PBB pada Sabtu (26/2) mengatakan lebih dari 150.000 orang telah mengungsi, separuh diantaranya ke Polandia. PBB memperingatkan 4 juta orang bisa mengungsi apabila situasi memburuk.

Zelenskyy pada Sabtu (26/2) mengatakan ibu kota masih ada di tangan Ukraina. Para pejabat mengimbau rakyat untuk membantu membela Kyiv dari serangan pasukan Rusia.

Sekelompok kecil tentara Rusia dilaporkan berada di ibu kota pada Sabtu (26/2), meski para pejabat Inggris dan AS mengatakan lebih banyak pasukan Rusia berada sekitar 30 kilometer dari pusat kota.

“Kami bertahan dan berhasil menangkis serangan musuh,” kata Zelenskyy dalam sebuah video yang direkam dari jalan di Kyiv. Zelenskyy juga mengatakan ia akan bersedia berunding dengan Rusia. [vm/ah/VOA]