Agam, (MEDGO.ID) – Maraknya Pandemi Covid-19 (Corona), membuat masyarakat merasa was-was, karena akibat pandemi ini tidak sedikit manusia yang meregang nyawa. Dilansir dari berbagai daerah, beberapa kepala daerah sudah mulai melakukan antisipasi untuk mengurangi penularan pandemi ini. Seperti yang dilakukan oleh Edison Walinagari Padang Lua, yaitu penyemprotan disinfektan yang dibantu oleh mobil Pemadam Kebakaran, ini sudah berlangsung sebanyak 2 (dua) kali.
Selain itu juga ada pendistribusian sembako dari Dinas Sosial Kabupaten Agam. Berdasarkan Surat Edaran Peraturan Mentri Desa(SEPMD) No. 8 tahun 2020 tentang padat karya. Dari Surat Edaran tersebut penerima sembako diutamakan masyarakat yang terkena lockdown (dirumahkan). Beras yang didapat pemerintah wali nagari Padang Lua sekitar 144 karung untuk dibagikan kepada 144 KK (Kartu Keluarga) untuk 1(satu) wilayah Nagari Padang Lua yang berada di dalam Kabupaten Agam.
“Bantuan yang didapat setiap KK, 10 kilogram dengan tambahan garam 1 (satu) bungkus yang diperkirakan akan dibagikan minggu depan”, tukas Edison.
Hal ini dilakukan pemerintah untuk mengantisipasi kebijakan penutupan pasar di wilayah Kabupaten Agam agar masyarakat terdampak dalam sektor ekonomi dapat terbantu dalam memenuhi kebutuhan dasar hidupnya.
Menyikapi kebijakan penutupan pasar yang di anjurkan oleh pemerintah kabupaten Agam, Edison mengaku tidak mampu menutup pusat jual beli tersebut, alasannya ini menyangkut kehidupan orang banyak. Selain itu akan terjadi efek sosial dalam bidang ekonomi masyarakat, karena pasar Padang Lua merupakan pasar sentral untuk pemasaran hasil tani, dimana di pasar inilah masyarakat kabupaten agam dan sekitarnya melakukan transaksi jual beli dengan pembeli dari empat provinsi, dan satu negara yaitu Jambi, Provinsi Riau, kepulauan Riau, dan seputaran Sumatera Barat, beserta Singapura.
Dari hasil musyawarah dengan Sekda yang dilakukan melalui teleconference, penutupan pasar itu rasanya memang dianggap tidak relevan, sebab ini menyangkut kehidupan dan perekonomian orang banyak. “ Saya Tidak begitu setuju dengan penutupan pasar, itu tidak memungkinkan sebab ini menyangkut kehidupan orang banyak, memang kita sedang merasakan pandemi Covid-19 (Virus Corona), tapi kebijakan ini tentu saja akan berdampak kepada kehidupan sosial”. Ujar Edison.
Sama halnya dengan kenagarian Sungai Pua, dalam melindungi masyarakatnya dari Pandemi, Walinagari Sungai Pua memperingatkan kepada warga agar menjalankan pola hidup sehat, dan melarang masyarakat untuk melakukan aktifitas yang berlebihan di luar rumah.
Selain itu juga dilakukan penyemprotan disinfektan yang dilakukan dengan cara sedikit berbeda dengan yang lainnya, jika Nagari Padang Lua memakai bantuan mobil pemadam kebakaran, Nagari Sungai Pua justru hanya mengandalkan fasilitas dari masyarakat dan dibantu oleh kenagarian dengan memakai peralatan untuk penyemprotan insektisida dalam pertanian. Penyemprotan ini dilakukan pada fasilitas umum termasuk mesjid dan mushalla.
Untuk bahan pangan, kenagarian Sungai Pua mendapatkan bantuan beras sekitar 5.500 kilo dan garam sebanyak 29 pak, dimana bahan tersebut akan dibagikan kepada masyarakat yang memang layak mendapatkan bantuan pemerintah dan terdaftar dalam DTKS (Data Terpadu Kesejahteraan Sosial).
Sedangkan masalah penutupan pasar, Walinagari Sungai Pua senada dengan Walinagari Padang Lua, karena menutup pasar dapat menimbulkan gejolak dan bahayanya langsung ke masyarakat. “Kami akan mengadakan operasi pasar dengan harga standar dari kebijakan PEMDA (Pemerintah Daerah), dengan mengantarkan bahan pangan ketiap gang, sehingga dengan berlanjutnya hal yang demikian maka masyarakat dengan sendirinya tidak akan mendatangani pasar”. Ujar Fiki Ananda. A.Md selaku walinagari Sungai Pua sambil mengakhiri wawancara dengan medgo.id pada Minggu (05/04). (Rahmi)
Editor : Surya Hadinata