Perang dimanapun, pasti memberikan dampak negatif secara psikologis. Terlebih anak-anak Ukraina lebih merasakan akibatnya, perseteruan negaranya dengan Rusia.
Anak-anak yang rentan merupakan sebagian besar dari 1 juta lebih orang Ukraina yang melarikan diri dari invasi Rusia terhadap negara mereka dan pemboman besar-besaran di daerah permukiman, demikian menurut Dana Anak-anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF).
Setengah juta anak, sebagian tanpa pendamping, telah menyeberang ke Polandia dan negara-negara tetangga lainnya, menurut UNICEF, yang mengatakan pengungsi anak di bawah umur berisiko tinggi mengalami kekerasan, pelecehan dan eksploitasi. Secara keseluruhan, eksodus warga Ukraina menyebabkan apa yang oleh banyak orang dikhawatirkan akan menjadi krisis pengungsi terbesar di Eropa sejak Perang Dunia II.
Dalam sebuah pernyataan, Filippo Grandi, Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi, mengatakan, “Saya telah bekerja dalam keadaan darurat pengungsi selama hampir 40 tahun, dan saya jarang melihat eksodus secepat ini.” Sebagai perbandingan, UNHCR melaporkan bahwa diperlukan tiga bulan lebih bagi 1 juta pengungsi untuk meninggalkan Suriah pada 2013.
Grandi menambahkan, “Solidaritas internasional sangat membesarkan hati. Tapi tidak ada yang bisa menggantikan kebutuhan untuk menghentikan serangan senjata; agar dialog dan diplomasi berhasil. Perdamaian adalah satu-satunya cara untuk menghentikan tragedi ini.”
PBB mendesak negara-negara yang menerima pengungsi Ukraina agar mengidentifikasi dan mendaftar anak-anak tanpa pendamping untuk melindungi mereka dari penculikan dan eksploitasi.
Sebagian besar pengungsi Ukraina telah melarikan diri ke Polandia serta Hongaria, Rumania, Moldova, dan Slovakia. Banyak yang harus melakukan perjalanan jarak jauh di bawah kondisi yang mengancam jiwa di negara mereka untuk mencapai perbatasan. Video dramatis yang direkam Rabu menunjukkan kerumunan orang di peron di Kharkiv, putus asa untuk naik kereta api ke Uzhgorod, sebuah kota Ukraina yang berbatasan dengan Slovakia.
Menurut Duta Besar Polandia untuk PBB, Krzysztof Szczerski, “sejumlah besar” di antara yang menyeberang ke Polandia adalah anak-anak tanpa pendamping. Banyak orang tua Ukraina tetap bertahan, terutama para ayah yang mendapat perintah untuk tetap berada di Ukraina untuk membela negara dari invasi Rusia. [my/lt/voaindonesia]