Catatan Ilham Bintang.
Innalillahi Wainnailaihi Rojiun. Berita duka itu cepat beredar di group -group WhatsApp tadi pagi. Abdul Gafur bin Tengku Idris Jumat (4/9) pagi pukul 06.30 meninggal dunia. Meski sudah berusia lanjut, ( 81 tahun), namun tiada yang menyangka Bung Gafur begitu cepat berpulang. Sempat dirawat dua minggu di RSPAD Gatot Subroto karena terjangkit virus Covid19 sebelum menghembuskan nafas terakhirnya.
Padahal, kesehatan Bung Gafur relatif baik untuk seusianya. Masih beraktifitas seperti biasa.
Kamis 14 Agustus sempat menghadiri HUT ke 75 Akbar Tanjung, dan bercengkrama dengan tamu-tamu dari berbagai kalangan. Bahkan keesokan harinya, ia berencana ke Halmahera Tengah, kampung halamannya. Rencana dia ditemani Lutfi Idris, kemenakannya. Keduanya sudah pula menjalani rapid test dan hasilnya negatif.
“ Pas tanggal 15 Agustus saya ke rumahnya, beliau mendadak kena flu, sehingga membatalkan keberangkatan. Suaranya memang agak serak waktu itu,” cerita Lutfi. Akhirnya Lutfi terbang sendiri ke Halmahera tengah malam itu.
Agenda Bung Gafur ke Halmahera selain jalan-jalan ke kampungnya di Patani, sekalian untuk meninjau lokasi tanah pembangunan “RS Dr Abdul Gafur “ di Weda, Halmahera Tengah. “Bupati Halteng telah menyediakan tanah untuk lahan RS yang menggunakan nama beliau. Itu yang mau ditinjau “ kata Lutfi.
Meski flu, batal ke Halmahera, tapi Sabtu (16/8) Bung Gafur masih sempat jalan-jalan ke tempat penjualan ikan hias di daerah Laturharhari, Jakarta Pusat. Namun, hari Minggu (17/8) ia merasakan demam sehingga sore itu ia kontrol di RS MMC, Kuningan. Di RS itu, ia menjalani TestSwab, dan ternyata hasilnya positif covid19. Esoknya, ia pun dirujuk ke RSPAD. Praktis sejak masuk RS itulah Bung Gafur dirawat di ruang Isolasi kurang lebih dua pekan sebelum meninggal.
Tokoh Pemuda
Bung Gafur adalah tokoh pemuda paling populer di awal Orde Baru. Tahun 1978 Presiden Soeharto membentuk kementerian pemuda, dan dialah yang ditunjuk Pak Harto menjadi Menteri Muda Urusan Pemuda ( 1978-1983) kemudian lanjut menjadi Menteri Pemuda & Olahraga pertama ( 1983-1988).
Saya baru beberapa tahun bekerja sebagai wartawan Harian Angkatan Bersenjata ketika ditugaskan meliput bidang kepemudaan. Otomatis salah satu “pos “ untuk peliputan itu adalah kantor Menpora. Masa itulah saya berinteraksi dengan Bung Gafur. Seperti lazim pria kelahiran Indonesia Timur, sosok Bung Gafur hangat dan sangat terbuka. Energik. Dia juga orator yang ulung. Masih lekat dalam ingatan, pujiannya pada Indonesia yang dikatakan sebagai sepotong surga yang tak boleh berhenti disyukuri. Pesan itu selalu diulang dalam pidatonya.
Saya sering mengikuti kunjungannya ke berbagai pelosok daerah. Pernah hanya berdua naik helikopter dari Aceh ke Medan, dan beliau lah yang menjadi pilotnya. Satu kali dalam penerbangan ke wilayah Halmahera, ia meminta pilot terbang mengitari kampungnya di Patani.
Sebagai menteri Bung Gafur hampir tiada hari tanpa aktifitas. Kegiatan kepemudaan dan olahraga marak. Ribuan pemuda dan mahasiswa dikirim ke luar negeri untuk program pertukaran pemuda.
Di bidang olahraga, pada masa itu ia menciptakan jargon yang amat populer. Yaitu : Memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat”.
Selamat jalan Bung Gafur. Semoga lapang jalan sampai di sisiNya. Insya Allah Husnul Khotimah. Dan, keluarga yang ditinggalkan, khususnya Ibu Kemala dan anak cucu, diberi kekuatan dan kemampuan mengikhlaskan kepergianmu. Toh tidak kemana-mana, melainkan ke Pemilik yang sah.