Medgo.id– Tepat hari ini 7 September menjadi peringatan 16 tahun kematian seorang aktivis Hak Asasi Manusia (HAM), Munir Said Thalib yang di bunuh dengan menggunakan racun yang terjadi pada 7 september 2004 silam.
Pembunuhan yang terjadi di atas pesawat Garuda tersebut, sampai saat ini dalang dibalik kematiannya masih menjadi teka-teki.
Kronologi kematian Munir berawal dari rencananya untuk menempuh pendidikan S2 di Utrecht, Belanda. Dalam perjalanannya menuju Amsterdam menggunakan pesawat tipe GA-974, Munir di duga di bunuh dengan menggunakan racun yang berada di dalam minumannya.
Melansir dari Kumparan.com, Dugaan awal, Munir diracun melalui jus jeruk yang ia minum di kelas bisnis. Sebetulnya, Munir duduk di kursi 40G kelas ekonomi, namun, ada penumpang bisnis yang menawarkannya bertukar kursi. Penumpang itu adalah pilot senior yang sedang tidak bertugas, Pollycarpus Budihari Priyanto.
Setelah Munir berpindah ke kelas bisnis, ia ditawari pramugari menikmati welcome drink jus jeruk dan wine. Munir memilih jus jeruk.
Setahun berselang, 18 Maret 2005, Bareskrim Polri menetapkan Pollycarpus sebagai tersangka dan ditahan. Pollycarpus diyakini terlibat dalam rencana pembunuhan dan pemufakatan jahat.
Pollycarpus pun dituntut penjara seumur hidup. Sayangnya, PN Jakarta Selatan hanya memvonisnya 14 tahun penjara.
Sampai saat ini dalang di balik pembunuhan Munir belum diketahui. 16 tahun kasus ini masih menjadi tanda tanya besar siapa otak di balik pembunuhan yang mengakibatkan matinya aktivis pembela Hak Asasi Manusia (HAM).
Meskipun sudah di bentuk Tim Pencari Fakta (TPF) dari zaman Presiden SBY dua periode hingga di ganti Jokowi yang juga memasuki dua periode, belum ada temuan terbaru untuk mengungkap kasus kematian Munir.
Koordinator KontraS, Yati Andriyanti, sebelumnya mengungkapkan, pihaknya berencana melaporkan Jokowi ke Ombudsman hingga pengadilan. Sebab, kasus Munir sudah 15 tahun bergulir tanpa kejelasan.
“Kita bisa saja laporkan presiden ke Ombudsman Indonesia. Karena dalam hal ini presiden sebagai kepala pemerintahan sudah sekian tahun tidak mengumumkan TPF Munir ke masyarakat,” ucap Yati (Dilansir dari Kumparan.com).
Sementara Suciwati istri dari almarhum Munir, juga memastikan ia akan terus berupaya mendorong agar kasus mendiang suaminya bisa terungkap. Ia mengaku siap menempuh sejumlah upaya hukum. Lalu pertanyaannya sampai berapa tahun lagi bangsa ini bisa mengungkap kasus Munir?