Satu Desa di Bone Bolango Dipilih Jadi Desa Binaan PKK

Bonebol, MEDGO.ID – Desa Poowo Barat, Kecamatan Kabila, Kabupaten Bone Bolango, terpilih menjadi desa binaan dari Pemberdayaan Keluarga Sejahtera (PKK) Provinsi Gorontalo, Sabtu (14/10/2023).

Dengan tujuan untuk menekan angka kasus tengkes (stunting) yang ada di desa, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.

Ketua TP. PKK Provinsi Gorontalo, Fima Agustina menyebut desa binaan ini akan diisi dengan berbagai penyuluhan dan praktik-praktik keterampilan yang akan berjalan selama lima kali pertemuan. Bulan Oktober ini, terlintas akan melakukan kunjungan sebanyak dua kali. Satu di antaranya sudah mulai dijalankan. Kemudian dilanjutkan dengan dua kali kunjungan di bulan November dan satu kali di bulan Desember.

BACA JUGA :  Gelar Blusukan, Paslon SIAP Jelaskan Pentingnya Investasi Bagi Daerah Untuk Anak Cucu

“Dari pokja satu akan ada penyuluhan tentang parenting anak sehat, pokja dua tentang kesejateraan keluarga melalui gelari pelangi. Terus pokja tiga akan ada latihan pengolahan ikan atau makanan, dan pokja empat nanti akan ada cara pengisian KMS atau Kartu Menuju Sehat,” ujar Fima.

Kegiatan ini disambut baik oleh Kepala Desa setempat, Dahlan Ismail. Ia bertekad menjadikan Desa Poowo Barat menjadi desa yang bersih dari kasus tengkes.

BACA JUGA :  Bersama Kodim 1313/Pohuwato, Pani Gold Project Laksanakan Karya Bakti TNI AD

“Kehadiran dari PKK Provinsi Gorontalo dalam tingkat penurunan tengkes, membuat kami bertekad bahwa Poowo Barat bukan lagi penurunan, tetapi penghapusan kasus tengkes. Jadi untuk tahun depan kita usahakan angka tengkesnya nol,”kata Dahlan.

BACA JUGA :  Gelar Blusukan, Paslon SIAP Jelaskan Pentingnya Investasi Bagi Daerah Untuk Anak Cucu

Tak hanya itu, Dahlan menyebut mereka telah berkoordinir dengan petugas puskesmas agar benar-benar mengintervensi anak-anak tengkes dengan baik. Intervensi pada ibu hamil juga turut mereka perhatikan, agar pencegahan bayi lahir tengkes bisa dioptimalkan.

Diketahui sebelumnya, desa Poowo Barat memiliki kasus tengkes sebanyak 17 balita. Setelah dilakukan pendataan kembali oleh petugas desa, kasus tersebut turun sisa 15 balita.