Petinggi di Gorontalo Rembuk Cari Solusi Cegah Bunuh Diri

Kota Gorontalo, MEDGO.ID – Fenomena bunuh yang akhir – akhir ini terjadi, terus menjadi perhatian seluruh stakeholder di Provinsi Gorontalo. Melalui Focus Group Discussion (FGD), stakeholder Gorontalo yang terdiri dari Penjabat Gubernur dan jajaran pimpinan OPD, unsur Forkopimda, para ulama, akademisi, mahasiswa serta perwakilan masyarakat, juga insan media duduk bersama berembuk mencari solusi terbaik terkait pencegahan bunuh diri.

FGD yang diinisiasi Polda Gorontalo ini, dilaksanakan di Ballroom Hotel GrandQ Kota Gorontalo, Kamis, (3/8/2023).

Direktur Intelijen Keamanan Polda Gorontalo Hendri Hotuguan selaku ketua panita pelaksanaan menyebut, dari Januari hingga Juli 2023 kasus bunuh diri di Gorontalo sudah mencapai 25 kasus. Di mana setiap bulannya trend kasus bunuh diri ini mengalami kenaikan. Penyebab bunuh diri pun setelah diselidiki disebabkan berbagai macam latar belakang permasalahan, mulai dari masalah ekonomi, faktor asmara hingga keluarga.

BACA JUGA :  Gelar Blusukan, Paslon SIAP Jelaskan Pentingnya Investasi Bagi Daerah Untuk Anak Cucu

“Dari data yang ada, kasus bunuh diri ini sudah tercatat di seluruh wilayah kabupaten kota dan paling banyak di Kabupaten Gorontalo. Rata – rata usia dari 17 tahun hingga 70 tahun. Itu pun belum terhitung kasus yang kami temukan di rumah sakit – rumah sakit, terkait percobaan bunuh diri seperti meminum racun, tapi berhasil diselamatkan oleh tim medis,” ujar Hendri.

Hal senada disampaikan Kapolda Gorontalo Irjen Pol Angesta Romano Yoyol. Pihaknya menyebut, upaya pencegahan bunuh diri sebenarnya bisa dilakukan. Namun pengetahuan daripada ciri-ciri ataupun tanda-tanda orang yang punya masalah dan terlihat ingin melakukan bunuh diri, masih sangat kurang untuk dipahami. Sehingganya melalui FGD ini diharapkan akan lahir suatu pemikiran bersama yang merupakan sebuah solusi konkrit untuk mengatasi fenomena bunuh diri.

BACA JUGA :  Bersama Kodim 1313/Pohuwato, Pani Gold Project Laksanakan Karya Bakti TNI AD

 

“Fenomena bunuh diri ini yang akan menjadi kajian kita hari ini. Berikan kami masukan sebaik-baiknya, jangan sungkan untuk memberikan masukan, sampai dari segi mana yang harus kita perbaiki. Apa bila kita harus mengambil langkah, langkah yang mana yang harus kita lakukan,” tuturnya.

BACA JUGA :  Gelar Blusukan, Paslon SIAP Jelaskan Pentingnya Investasi Bagi Daerah Untuk Anak Cucu

Beberapa hal yang menjadi solusi dari pelaksanaan pembukaan FGD ini, diharapkan Provinsi Gorontalo bisa menambah tenaga medis dalam hal ini psikolog maupun psikiater. Tekait hal ini, akan ditindaklanjuti oleh Penjabat Gubernur Ismail Pakaya.

Di Indonesia sendiri, selang pertengahan tahun 2023 telah ditemukan kurang lebih 600 kasus bunuh diri. Tertinggi berada di Provinsi Jawa Tengah. (Adv/IH)