Kota Gorontalo, MEDGO.ID – Penjabat Sekretaris Daerah Budiyanto Sidiki menekankan Sistem Informasi Gender dan Anak (SIGA) berbasis website yang dikelola oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P3A) harus memiliki empat hal, di antaranya kualitas hidup perempuan, perlindungan perempuan, kualitas keluarga, dan pemenuhan hak anak. Budi menyebut, kualitas hidup perempuan ini berkenaan dengan upaya perbaikan kondisi fisik, mental, hak, serta kebutuhan hidupnya.
“Kebutuhan hidup perempuan ini sebagai bagian dari hak aksasi manusia yang dipandang dari berbagai bidang. Misalnya pembangunan, pendidikan, kesehatan, ekonomi, ilmu pengetahuan, teknologi, sosial budaya, hukum dan lingkungan hidup. Jadi, dia luas sekali berkaitan dengan gender perempuan,” kata Budi saat memberikan sambutan pada Advokasi Pengelolaan Data Sistem Gender dan Anak (SIGA) Tingkat Provinsi tahun 2023, bertempat di ballroom hotel Grand Q Gorontalo, Rabu (6/9/2023).
Lebih lanjut, Budi menyebut perlindungan perempuan juga harus memuat data tentang upaya untuk melindungi dan memberikan rasa aman melalui perhatian yang konsisten, terstruktur, dan sistematis untuk mencapai kesetaraan gender. Sementara itu, kualitas keluarga juga turut diminta berisikan data tentang kondisi keluarga. Mulai dari segi ketahanan fisik, ekonomi, sosial psikolog, dan sosial budaya.
“Kemudian ada pemenuhan hak anak. Nah, ini berkaitan dengan data anak atas sipil dan kebebasan mereka, hak pengasuhan, kesehatan, pendidikan, pemanfaatan waktu luang anak itu juga harus diperhatikan,” lanjut Budi.
Sebagai akhir, Penjabat Sekdaprov itu menambahkan, semua data-data tersebut merupakan hal yang sangat dibutuhkan, karena akan dijadikan sebagai bahan dalam membuat program guna memaksimalkan upaya penyediaan data gender dan anak yang ada di kementrian maupun daerah. Olehnya, ia meminta semua data tersebut harus diperhatikan.
“Jadi, ini menunjukkan bahwa data ini sangat dibutuhkan, karena ada banyak dimensi yang harus dikaji dan diperhatikan. Kemudian, dimensi-dimensi ini akan dijadikan program yang kita harus lakukan dalam rangka meningkatkan dimensi yang lemah. Ini pentingnya data itu,” tutup Budi. (Adv/IH)