Banjarmasin, MEDGO.ID – Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel), menjadi saksi munculnya baliho yang memperlihatkan gambar Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, dan Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka 07/09/2023. Pemasangan baliho ini menjadi sorotan utama mengingat Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 semakin mendekat.
Namun, tidak semua pihak menyambut baik pemasangan baliho ini. Andreas Hugo Pareira, seorang politikus dari PDI Perjuangan (PDIP), mengungkapkan kekhawatiran terhadap tujuan politik di balik pemasangan baliho tersebut. Menurutnya, langkah ini bisa menjadi upaya politik untuk memecah belah masyarakat dan menciptakan ketegangan jelang Pemilu.
Yang menarik, baliho ini tidak hanya terbatas di Kalsel saja, tetapi juga muncul di daerah pemilihan (dapil) lainnya, termasuk Labuan Bajo – Flores. Hal ini menunjukkan bahwa isu politik yang diusung oleh Prabowo dan Gibran melalui baliho ini memiliki jangkauan yang luas.
Polemik pemasangan baliho ini mencerminkan atmosfer politik yang semakin memanas menjelang Pemilu 2024. Sementara beberapa pihak mendukung langkah ini sebagai bentuk ekspresi politik, yang lain menilai perlu waspada terhadap potensi konflik yang dapat timbul sebagai akibat dari tindakan semacam ini. Selama masa kampanye dan Pemilu, peran media dan partisipasi aktif masyarakat dalam pemantauan politik sangat penting untuk memastikan proses demokrasi berjalan dengan baik.
Pernyataan kontroversial yang diungkapkan oleh Andreas Hugo Pareira telah menciptakan gejolak dalam dinamika politik menjelang Pemilihan Umum 2024. Pareira berdasarkan argumennya pada fakta bahwa Gibran Rakabuming Raka, putra sulung Presiden Joko Widodo, adalah seorang kader dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Ini adalah pernyataan yang mengundang pertanyaan mendalam terkait kesetiaan Gibran terhadap partainya sendiri.
Saat Pemilu semakin mendekat, pemasangan baliho bersama Prabowo Subianto oleh Gibran telah menjadi topik perbincangan hangat di berbagai daerah. Baliho ini adalah simbol dukungan terhadap pasangan Prabowo-Gibran, yang menimbulkan pertanyaan tentang peran PDIP dalam kontestasi politik mendatang.
Namun, Aulia Abdi, Ketua DPD Pro Jokowi (Projo) Kalimantan Selatan, mengaku tidak mengetahui secara pasti terkait pemasangan baliho tersebut. Hal ini menambahkan lapisan misteri terhadap kontroversi ini, dengan banyak pihak berusaha memahami apakah pemasangan baliho ini adalah bagian dari strategi politik yang lebih besar.
Kontroversi seputar pemasangan baliho Prabowo-Gibran mencerminkan ketegangan dalam politik Indonesia menjelang Pemilu 2024. Pertanyaan mengenai loyalitas Gibran terhadap PDIP dan dinamika antara partai politik terus menjadi sorotan dalam perjalanan menuju pemilihan presiden berikutnya.(Aditya)