Marten Taha Minta Tim Reaksi Cepat PPA Kota Gorontalo Bekerja Profesional

Kota Gorontalo, (MEDGO.ID) — Walikota Gorontalo, Marten Taha, menerima kunjungan silaturrahim Koordinator Daerah Tim Reaksi Cepat Perlindungan Perempuan dan Anak Indonesia Kota Gorontalo hari ini, Kamis (16/01) di ruang kerjanya.

Walikota Gorontalo, Marten Taha yang didampingi Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, KB, Perlindungan Perempuan dan Anak Kota Gorontalo, Nulika Melati, merespon positif langkah yang yang dilakukan oleh Tim Reaksi Cepat.

Menurut sosok yang low profile ini, sudah banyak organisasi yang lebih spesifik terhadap perlindungan perempuan dan anak. Namun demikian, walaupun organisasinya berbeda tetapi satu tujuannya.

BACA JUGA :  Pani Gold Project Terima Penghargaan Siddhakarya Dari Pemprov Gorontalo

Dikatakannya, :makin banyak lembaga akan lebih bagus agar bersinergi.

“Kita punya program dan sasaran yang sesungguhnya sama. Masing masing laksanakan tugas fungsi dan kewenangannya. Saya berharap semua masalah dapat ditangani dengan cepat dan tuntas. Susah kalau hanya ditangani oleh satu organisasi,” tukas Walikota.

BACA JUGA :  Gelar Blusukan, Paslon SIAP Jelaskan Pentingnya Investasi Bagi Daerah Untuk Anak Cucu

Walikota bahkan menyatakan kesiapannya untuk menjadi Penasehat Korda. “Saya siap jadi penasehat,'” katanya.

Sementara itu Sekretaris Tim, Rauf Nagarin, disela-sela kunjungan tersebut menjelaskan, pihaknya akan senantiasa bersinergi dengan pemerintah kota dalam mengantisipasi dan meminimalisir kasus kasus yang turut mengorbankan kaum perempuan dan anak di Kota Gorontalo.

Menurut Rauf, kolaborasi tindakan sinergi semakin perlu dibangun.

” Hal ini kami lakukan mengingat di Kota Gorontalo kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak makin marajalela. Inilah yang kemudian memerlukan kerjasama semua pihak dalam memberantasnya,” urainya.

BACA JUGA :  Bersama Kodim 1313/Pohuwato, Pani Gold Project Laksanakan Karya Bakti TNI AD

Rauf mnjelaskan, pihaknya akan melakukan kemitraan dalam penanganan kasus yang mengorbankan perempuan dan anak.

“Secara umum, dalam penanganan perempuan dan anak, kami memiliki tiga gerakan, yakni, edukasi, pencegahan dan penindakan,” papar pria yang juga Ketua Serikat Pekerja Transportasi Seluruh Indonesia (SPTI) Provinsi Gorontalo itu.(Hans)