GORONTALO, MEDGO.ID – Wakil Ketua DPR RI Bidang Korinbang, Rachmat Gobel, mengajak pelaku usaha start up milenial untuk meramaikan bisnis di Gorontalo.
“Saya sedang melakukan investasi di Danau Perintis di Bone Bolango dan kawasan ekonomi khusus pangan di Gorontalo Utara. Silakan manfaatkan. Nanti ada booth khusus untuk milenial,” kata Gobel saat melakukan dialog dengan pelaku usaha skala UMKM dan pelaku usaha start up milenial, Minggu, (16/04).
Acara yang berlangsung di Gedung Bank Indonesia Perwakilan Gorontalo itu diadakan oleh Bank Indonesia. Selama satu bulan mereka mengadakan bazar. Dalam acara itu hadir pula Kepala Perwakilan BI Gorontalo, Dian Nugraha. Hadir pula Wakil Bupati Bone Bolango, Merlan Uloli.
Saat ini Gobel telah dan sedang terus membangun ekonomi Gorontalo melalui beragam program. Hal ini sebagai upaya memakmurkan dan memajukan Gorontalo. Di antaranya adalah dengan membuat demplot pertanian padi, jagung, dan singkong dengan pupuk organik maupun pupuk nonsubsidi.
Selain itu juga melakukan pembangunan sejumlah destinasi wisata baru, di antaranya adalah pemberian lampu di Menara Pakaya dan koridor di Pantai Tamendao. Semua itu telah menumbuhkan usaha UMKM dan kafe-kafe.
Terlebih, Ia masih terus melakukan pencarian tempat wisata baru, salah satunya sedang merevitalisasi Danau Perintis. Ia juga berinvestasi sangat besar di Pelabuhan Anggrek dan Kawasan Ekonomi Khusus Pangan Halal.
“Saya mengajak start up milenial dan UMKM untuk bergabung di lokasi Danau Perintis. Saya juga mengajak dan bekerja sama dengan Bank Indonesia untuk menyediakan gerobak dan bantuan permodalan untuk UMKM dan start up milenial ini. Jika sudah jadi, kawasan Danau Perintis ini akan menjadi destinasi wisata baru, yang diperkirakan akan mengundang wisatawan dari daerah lain,” ujarnya.
“Saya mengundang semua yang hadir di pameran ini untuk berpartisipasi. Kita ingin membangun Gorontalo menjadi provinsi yang makmur,” sambungnya.
Gobel mengatakan, ada empat jenis ekonomi berbasis budaya yang akan memiliki daya tahan yang baik dalam menghadapi gelombang ekonomi. Pertama, ekonomi yang berbahan baku tekstil, seperti batik, tenun, sulam, dan songket.
Kedua, ekonomi yang berbahan baku logam serta kayu dan sejenisnya seperti mebel, ukiran, rotan, dan sebagainya. Ketiga, ekonomi kuliner. Keempat, ekonomi herbal.
Menurutnya, ekonomi berbasis budaya sangat strategis bagi Indonesia. Ada beberapa faktor penyebabnya. Pertama, umumnya berskala UMKM. Kedua, berada di desa-desa. Ketiga, menyerap tenaga kerja yang sangat besar. Keempat, bahan bakunya lokal dan melimpah. Kelima, ini yang utama, yaitu memiliki nilai budaya.
“Nilai ekonominya tidak ditentukan oleh bahan bakunya tapi oleh ceritanya. Misal batik atau kain karawo, itu kan ada ceritanya. Ada sejarahnya. Ada filosofinya. Itu yang menjadi bernilai dan menjadi abadi,” jelasnya.
Kepada para milenial Gobel menyampaikan agar jangan fokus pada kendala dan jangan khawatir pada resesi.
“Tapi lihat peluangnya. Di setiap keadaan pasti selalu muncul peluang. Selain itu juga jangan menunggu ada bimbingan, tapi selalu ikuti prosesnya. Proses berbisnis itu yang akan menjadi guru terbaik. Jangan lupa, jangan ingin cepat kaya. Keuntungan jangan dikonsumsi terlalu banyak, cukup 30 persen saja. Sisanya ditabung dan diinvestasikan lagi,” tuturnya.
Gobel juga menasihatkan kepada para pelaku UMKM dan milenial agar membangun kemandirian dan tidak tergantung pada bantuan. “Ini yang akan bikin kuat dan tahan menghadapi resesi. Jadi nawaitunya diluruskan dan memiliki komitmen yang kuat. Ini yang paling penting,” katanya.
Pada kesempatan itu Gobel memuji salah satu pelaku UMKM yang berani membangun kuliner yang bebas gula (gluten free). Yaitu kueh dengan tepung jagung. Umumnya kueh menggunakan tepung terigu dari gandum. Padahal tak semua orang bisa mengkonsumsi gandum karena masalah kandungan gula yang tinggi dan berdampak alergi untuk orang-orang tertentu, misalnya untuk anak berkebutuhan khusus.
“Saya suka ini. Pertama, tepung gandum itu impor. Kedua, tepung jagung yang gluten freen itu sangat sehat. Yang juga bermakna strategis adalah tepung jagung bisa dihasilkan di dalam negeri sehingga bisa menolong petani,” katanya.
Kepada pelaku usaha tersebut Gobel memberikan hadiah kulkas yang bermanfaat untuk usahanya.
“Saya juga akan mengangkat ibu untuk menjadi duta gluten free dari Gorontalo sehingga produk Gorontalo bisa masuk pasar global yang peduli dengan masalah kesehatan. Nanti kita ketemu dan diskusi. Saya akan datang ke tempat Ibu,” kata Gobel.
Di hari yang sama, Gobel juga membagikan sembako pada pasar murah di dua tempat. Hal ini merupakan bagian dari upaya membantu masyarakat dalam menghadapi lebaran.(*)