Banda Aceh, (MEDGO.ID) – Menjelang musyawarah daerah (musda) DPD I Golkar Aceh yang akan dibuka malam ini, Rabu 4 Maret 2020. Sejumlah kandidat ketua umum mulai bermunculan.
Sejumlah kalangan berharap partai senior itu bisa melahirkan kader terbaik untuk memimpin Golkar Aceh lima tahun kedepan.
Koordinator Gerakan Anti Korupsi (GeRAK) Aceh, Askhalani angkat bicara, dirinya berharap Ketua Golkar Aceh kedepan adalah orang-orang yang memegang prinsip anti korupsi sebagai nilai yaitu orang yang bebas dari praktik kotor korupsi, baik masa lalu, saat ini dan kedepannya.
“Yang paling penting adalah tokoh Golkar harus antikorupsi. Tokoh partai yang menjadi patron, dan figur itu bukan mantan narapidana,”kata Askhalani, Rabu (4/3).
Selain itu, Askhalani berharap agar partai Golkar di Aceh menjadi contoh untuk membangun pondasi demokrasi di Aceh. Golkar juga perlu menentukan orang-orang yang dinamis dan diterima semua kalangan, mulai kaum muda, menengah maupun tua.
Partai dengan jumlah pengikut yang cukup banyak tentu harus memilih orang dengan tingkat popularitas tinggi di masyarakat, memiliki relasi politik luas, malau dari pemerintah, masyarakat sipil serta pihak lainnya.
“Dan harus mampu menjembatani pola kepentingan Aceh di tingkat nasional. Berkaca selama ini, figur seperti itu belum terlihat,” ujarnya.
Askhalani menyampaikan, peserta musda Golkar harus memberikan suara kepada orang-orang yang memiliki kapabilitas tingkat tinggi untuk kepentingan Aceh. Karena, demi menjaga hubungan politik jangka panjang Aceh dengan nasional, dibutuhkan tokoh pemersatu.
“Karena bagaimana pun suara golkar suara rakyat, karena apapun cerita partai golkar menjadi patron politik di ditingkat lokal, Golkar partai paling dewasa, dan cukup dihargai,” ucapnya.
Askhalani menggambarkan, Golkar Aceh saat ini memerlukan sosok yang bisa diterima semua kalangan. Figur seperti iniliah yang saat ini sangat diperlukan oleh Partai Golkar Aceh sebagai pemersatu.
Karena itu, pemimpin Golkar Aceh selanjutnya diharapkan adalah sosok yang bisa menyatukan orang tua dan anak muda.
Lebih lanjut Askhalani, berbicara terkait otonomi khusus (otsus), juga memerlukan orang-orang yang mampu membangun relasi dengan nasional, serta mempunyai militansi untuk kepentingan Aceh, bukan demi segelintir orang, dan politik personal dengan pemerintah.
“Golkar Aceh ini perlu mencari orang terbaik, karena golkar sebagai salah satu pintu masuk memperjuangkan kepentingan Aceh di nasional kedepannya,” pungkas Askhalani.(JMSI)