Kota Gorongalo, MEDGO.ID — Pelaksanaan event Festival Kota Tua (FKT) yang direncanakan pada tanggal 8 hingga 11 November di kota gorontalo, persiapannya terus dimatangkan. Berbagai seksi yang termasuk dalam kepanitiaan bersama pemerintah kota gorontalo telah menyusun beragam jenis kegiatan bernuansa tradisional moderen.
Ketua panitia Kepala Bapppeda Meidy N Silangen mengatakan bahwa festival kota tua tidak hanya menyuguhkan hiburan rakyat, namun lebih pada pesan edukasi. Peninggalan sejarah yang ada di kota gorontalo, menurutnya harus dirawat dan dipelihara sebagai warisan budaya yang memiliki histori namun tak lekang oleh waktu.
“Kami ingin kota tua menjadi identitas kota gorontalo yang identik dengan aktifitas perdagangan berbagai etnis, baik Tionghoa, Arab dan Gorontalo. Apabila kawasan ini dihidupkan kembali sebagai etalase ekonomi yang sempat berjaya di jamannya, maka kami optimis pelaku usaha disekitar sini akan berkembang.” Ujarnya pada rapat koordinasi bersama Walikota Gorontalo, Senin, 2/10/23.
Guna menyemarakkan kegaitan FKT, pihak panitia melibatkan sejumlah stakeholder dan warga yang berada di kawasan kampung china dan kampung arab kelurahan biawao kecamatan kota selatan. Hal itu dilakukan untuk memberdayakan masyarakat sekitar dan mengedepankan nuasa meriah namun sederhana. Demikian pula dari segi pembiayaan, Meidy membeberkan bahwa pembiayaan tidak hanya murni dari anggaran pemerintah, namun adanya juga peran dari sponsorship yang dinilai potensial.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan yang juga sebagai Wakil Ketua panitia FKT menyebutkan, FKT 2023 bukanlah kegiatan baru, melainkan pengalihan dari Festival Pesona Otanaha yang sudah beberapa kali digelar.
Gaung FKT pun turut menarik perhatian UMKM. Diungkapkan Lukman, pihak panitia mendapatkan dukungan yang dibuktikan dengan antusiasme pelaku UMKM untuk ambil bagian dalam ajang FKT. Dukungan UMKM dipastikan akan terus meningkat hingga hari pelaksanaan tiba.
“FKT dianggap dapat menjadi wadah bagi UMKM utk mempromosikan usaha mereka secara efektif karena punya potensi menghadirkan masyarakat banyak” kata Lukman Kasim.
Banyaknya isi kegiatan disebutkan Lukman tidak hanya sekedar ceremony atau hiburan semata tapi mengandung unsur edukasi seperti memberikan pemahaman akan obyek cagar budaya yang harus dilindungi, dilestarikan dan dimanfaatkan.
“Masyarakat masih belum memahami betul bahwa di kawasan kota tua terdapat banyak bangunan yang dilindungi dan tidak boleh sembarangan dilakukan perubahan bentuk” terang Lukman.
Mewujudkan FKT 2023 adalah salah satu upaya Pemkot untuk bisa bergabung menjadi anggota Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI) yang manfaatnya antara lain adanya kucuran dana pusat melalui kementrian PUPR.