Darmawan Duming : PDAM Kota Gorontalo Perlu Kaji Lagi Kenaikan Tarif air Minum

Kota Gorontalo, (MEDGO.ID) — Kenaikan tarif air minum PDAM Kota Gorontalo, rupanya mendapatkan perhatian serius dari para legislator andalas.

Pasalnya, mereka menilai, dalam kondisi serba sulit, ditengah pandemi covid-19, masyarakat menghadapi berbagai macam persoalan. Saat, masa sulit ini, PDAM Kota Gorontalo justru  bersikeras tetap pada kenaikan harga air minum yang mencekik kantong mayarakat ekonomi lemah.

Untuk itu, DPRD menggelar Rapat Pansus untuk membahas bersama stakeholder, guna mencari solusi terbaik, agar masyarakat tak ditekan oleh kenaika harga air minum PDAM ini.

BACA JUGA :  Reses Aleg Dapil Dungingi-Kota Barat, Antusias Warga Tinggi

Rapat PANSUS ( Panitia Khusus ) DPRD Kota Gorontalo terkait Kenaikan Tarif dan Pelayanan PDAM Kota Gorontalo, dihadiri langsung oleh  Direktur serta staf PDAM, serta para kepala kecamatan Se – Kota Gorontalo, pada  Selasa (14/7)

Dalam rapat Pansus yang berlangsung alot ini,   yang dipimpin oleh  Darmawan Duming,  terpaksa harus mengakhiri rapat ini, sebab antara Pansus dan PDAM belum mendapatkan titik temu, terkait kenaikan tarif air minum.

BACA JUGA :  Lurah Huangobotu Menaruh harapan Besar, 5 Aleg Dekot Gorontalo Dapil Dungingi - Kota Barat

Menurut Darmawan Duming,  sebelum menutup rapat tersebut, bahwa belum ada keputusan dan persetujuan DPRD, olehnya perlu dilakukan pengkajian lagi, agar ada kesamaan pandangan terkait  mendesak atau tidak serta berapa harga yang layak, yang menjadi kesepakatan antara DPRD dan PDAM.

BACA JUGA :  Pani Gold Project Terima Penghargaan Siddhakarya Dari Pemprov Gorontalo

Seperti diketahui, bahwa pemerintah kota gorontalo, sudah menaikan tarif air minum PDAM Kota Gorontalo yang mendapatkan banyak ppengeluhan dari warga, dan juga sempat menjadi sorotan dari anggota DPRD Provinsi Gorontalo Adhan Dambea.

Adhan menilai bahwa selain tidak tepatnya menaikan tarif air, juga harganya terbilang tinggi, yang sulit dijangkau bagi masyarakat yang berpenghasilan kecil.(Imran Husain)