Belum Berlaku di Pasaran, Pedagang Gorengan Alami Dampak Penetapan Harga Minyak Goreng

Bonebol, Medgo.id — Meskipun Pemerintah sudah menetapkan Harga Eceran Tertinggi (HET) minyak goreng di harga Rp. 11.500 perliter.

Namun kenyataannya, harga tersebut tak sepenuhnya berlaku di pasar-pasar maupun di toko kecil yang ada di Kabupaten Bone Bolango.

Hal itupun membuat para pedagang gorengan mengalami penurunan pendapatan yang cukup drastis. Sebab, harga minyak goreng di pasar maupun di toko masih terbilang tinggi. Dimana persatu liter harga minyak goreng tersebut dibandrol dengan harga Rp. 20.000,-.

BACA JUGA :  Bersama Kodim 1313/Pohuwato, Pani Gold Project Laksanakan Karya Bakti TNI AD

Pedagang gorengan di kawasan komplek perumahan, Kelurahan Pauwo, Kecamatan Kabila, Bone Bolango, Nini Umar mengungkapkan turut merasakan dampak kenaikan harga minyak goreng tersebut.

Dia menilai, kenaikan minyak goreng ini sangat berdampak pada tingginya biaya produksi yang harus dikeluarkan setiap hari.

BACA JUGA :  Gelar Blusukan, Paslon SIAP Jelaskan Pentingnya Investasi Bagi Daerah Untuk Anak Cucu

“Biaya produksi yang cenderung meningkat, tidak sebanding dengan pendapatan yang dihasilkan,”ujar Nini saat wawancarai awak media. Sabtu, (05/02)

Meski demikian, kenaikan harga minyak goreng yang dirasakannya ini, tidak membuat dia berani untuk memberikan kenaikan harga jual gorengannya. Sebab, hal itu akan berpengaruh pada minat beli konsumen.

BACA JUGA :  Pani Gold Project Terima Penghargaan Siddhakarya Dari Pemprov Gorontalo

Kedepan, Ia berharap agar Pemerintah Kabupaten Bone Bolango harus segera mengambil langkah untuk menindak lanjuti persoalan ini.

“Saya berharap harga minyak goreng ini bisa kembali stabil, dan para pedagang maupun masyarakat pada umumnya dapat merasakannya,”tuturnya. (IH)