Kota Malang, MEDGO.ID – Lintasan arena sepatu roda di GOR Ken Arok yang baru saja selesai dibangun Pemkot Malang, Jawa Timur, yang pengerjaannya dilaksanakan kontraktor CV IDEA menjadi sorotan publik. Pasalnya pembangunan dengan konsep outdoor menelan anggaran hingga Rp. 906.000.000, dinilai tidak layak digunakan.
Kondisi fisik lintasan sepatu roda tersebut, dapat membahayakan atlit, patut diduga tidak sesuai dengan standarisasi lintasan sepatu roda profesional, baik standar nasional maupun internasional. Terlebih nilai anggaran Pembangunan lintasan arena sepatu roda, oleh Disporapar Kota Malang jauh lebih besar mencapai 906.000.000 dibanding kota lain, semisal Kabupaten Lumajang yang anggarannya hanya Rp.442.705.000 bisa membangun sirkuit Lintasan sepatu roda berstandar internasional.
Hal ini, diungkapkan Yossi Aditya Nugraha salah satu atlit yang membuat harum nama Kota Malang, melalui Cabor sepatu roda, saat awak media meminta pendapatnya terkait lintasan arena sepatu roda yang baru selesai dibangun, menurutnya lintasan sepatu roda tersebut kondisinya tidak layak di pergunakan atlit profesional, terlebih lagi jika dipergunakan untuk event-event Porprov dan Nasional.
selain itu, menurut Yossi, arena lintasan tersebut terutama di area tikungan lintasan sepatu roda, jaraknya terlalu sempit, tentunya sangat berbahaya dan rawan membuat atlit sepatu roda cedera. Hal ini dikarenakan lintasan sepatu roda yang dibangun tidak sesuai standar nasional maupun internasional.
“Buat aku sih kalau untuk kelas junior kelompok umur dibawah 12 tahun masih layak, tapi kalau untuk kelompok umur di atas 15 tahun dengan speed yang menengah ke atas, sudah tidak layak. Karena lebar tikungan sangat sempit, bahayanya bisa keluar lintasan, tikungan sempit, treknya panjang, tidak seperti di kota lain seperti Semarang atau di Jakarta. Memang benar-benar sudah standar Nasional maupun Internasional. kalau lintasan Arena yang di Kota Malang ini dibuat kompetisi tingkat Nasional saya tidak berani mas,” ujarnya.
Hal Senada juga di suarakan pengurus Cabor sepatu roda Kota Malang, yang tidak bersedia namanya disebutkan, kepada awak media menyampaikan kekhawatirannya jika Lintasan sepatu roda yang dibangun tidak sesuai spesifikasi dan standarisasi lintasan arena sepatu roda akan percuma, jika dipaksakan justru akan sangat berbahaya buat atlit karena secara kasat mata treknya sempit dan bergelombang di area tikungan.
” Iya percuma dibangun lintasan Arena Sepatu Roda kalau tidak bisa dipakai, jika dipaksakan akan sangat berbahaya bagi atlit dan bisa mengakibatkan cidera pada atlit,dilihat dari kasat mata aja treknya sangat sempit dan bergelombang saat akan ke tikungan,” jelasnya, sembari meminta namanya tak dipublikasi.
Menanggapi hal itu Kadisporapar Kota Malang, Baihaqi, pada kamis (5/1/2023) pada jatimhariini membenarkan jika memang venue lintasan sepatu roda yang dibangun oleh Disporapar masih jauh dari standar lintasan nasional dan internasional.
“Bagi saya venue yang ada memang masih belum memenuhi dari standart nasional maupun internasional, mengingat masih butuh perbaikan-perbaikan untuk memenuhi standar itu,” ungkapnya.
Sementara itu saat disinggung terkait kapan mulai bisa digunakan latihan oleh atlet sepatu roda Kota Malang, dirinya menjelaskan jika saat ini masih belum bisa di gunakan untuk latihan. (OCHA)