Gorontalo, MEDGO.ID – Aksi unjuk rasa yang digelar aliansi mahasiswa Merah Putih di kawasan Perlimaan Telaga, Kabupaten Gorontalo, Senin (01/09), berujung ricuh setelah massa mendesak kehadiran Kapolda dan Gubernur Gorontalo di lokasi.
Ketua Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Kota Gorontalo, Arya Sahrain, menilai kedua pimpinan daerah tersebut seharusnya hadir langsung untuk menanggapi tuntutan mahasiswa. “Kapolda dan Gubernur Gorontalo menemui kami mahasiswa, serta menjawab apa yang menjadi tuntutan massa aksi,” ujarnya.
Aksi yang dimulai sekitar pukul 14.00 WITA itu awalnya berlangsung dengan orasi ilmiah mengenai kebijakan nasional dan kinerja DPR RI. Namun, ketegangan meningkat menjelang magrib ketika massa membakar pembatas jalan dan menyerukan agar Kapolda dan Gubernur datang.
Polisi kemudian mengambil tindakan tegas dengan membubarkan massa menggunakan water canon dan gas air mata.
Dalam unjuk rasa tersebut, mahasiswa menyuarakan tujuh tuntutan utama, di antaranya:
1. Pembatalan kenaikan tunjangan mewah DPR RI
2. Pengalihan anggaran fasilitas DPR untuk pendidikan, kesehatan, dan kebutuhan pokok
3. Transparansi anggaran negara secara terbuka
4. Desakan agar DPR berpihak kepada rakyat, bukan elite politik
5. Penolakan arogansi aparat terhadap demonstran
6. Penyelesaian kasus batu hitam di Gorontalo
7. Percepatan pengesahan UU Perampasan Aset.
Sementara itu, diketahui sebelumnya Gubernur Gorontalo Gusnar Ismail, Wakil Gubernur Idah Syahidah Rusli Habibie, Ketua DPRD Provinsi Thomas Mopili, serta Kapolda Gorontalo Irjen Pol. Widodo, sudah menemui massa aksi di lokasi berbeda, yakni di Bundaran HI, Kota Gorontalo. (*)



















