LIMBOTO (MEDGO.ID) — Pemerintah Kabupaten Gorontalo melalui Dinas perpustakaan dan kearsipan melaksanakan literasi Gorontalo Gemilang, Senin (14/10/19, bertempat di halaman depan kantor perpustakaan dan kearsipan Kabupaten Gorontalo.Kegiatan itu mengusung tema “Mewujudkan Gorontalo Literat Yang Cerdas”.
Ditempat yang sama, kegiatan disandingkan dengan penobatan bunda baca kecamatan se Kabupaten Gorontalo, pengukuhan tim literasi Kabupaten Gorontalo, pencanangan ” Desain Bakat” Model Inklus Sosial Meningkatkan Minat Baca Masyarakat, Peluncuran Buku ” Sang Guruku” Karya Dr. Fory Naway serta launching “Gema Pintar” Gerakan Bersama Peduli Menata Arsip.
Bupati Gorontalo Prof. Nelson Pomalingo membuka secara resmi kegiatan itu yang juga Tampak hadir Bunda Baca Kabupaten Gorontalo Dr. Fory Naway, Asisten I Drs. Selmin Papeo,sejumlah Pimpinan OPD, Camat Se Kab Gorontalo, Ketua-Ketua PKK kecamatan yang juga selaku bunda baca kecamatan.
Dalam Sambutannya, Bupati Nelson mengatakan, membangun bangsa dan membangun daerah yang paling penting manusia. Karena kata Nelson, manusialah yang mengerakkan dan manusia juga yang kita gerakan.
“Kalau pembangunan lambat, pembangunan tidak terarah, pembangunan tidak sesuai harapan, berarti manusia yang salah,” Ungkap Nelson.
Oleh karena itu, Dua yang dikembangkan pada manusia, Kata Nelson adalah pengetahuannya dan karakter. “Pengetahuan dan karakter ini dikembangkan melalui adanya dan mendorong perpustakaan,” Pungkas Nelson.
Terkait pengukuhan bunda baca kecamatan, harapanya, budaya membaca dari tingkat desa sampai tingkat Kabupaten perlu dilakukan.
“Kita juga mendorong perpustakaan –perpustakaan di desa,” Imbuh Nelson.
Ia menjelaskan, selama tiga tahun pemerintah mendorong minat dan budaya baca itu.caranya yakni, pertama, memberikan fasilitas, menyediakan buku melalui ASN-ASN, kolabotasi dengan penerbitnya.
“Termasuk, Alhamndulillah hari ini kita sudah punya toko buku gramedia sebagai bagian mendorong budaya baca,” Tutur Nelson. Ia pun berharap tak hanya mendorong budaya baca tapi bagaimana menciptakan buku bacaan.
Nelson menguraikan, saat minat baca di Gorontalo masih 25 persen dan tingkat nasional sudah 50 persen. Maka ini yang didorong dengan cara fasilitas tapi juga ada orang yang membimbing.
“Maka itu dimulai dari ASN, guru, kelembagaan bunda baca, melaksanakan lomba-lomba sehingga masyarakat termotivasi membaca termasuk mendorong pendidikan non formal, pendidikan life skill, melalui keluarga, orang tua,” Harap Nelson.
Kalau terjadi kolaborasi kita semua mendorong budaya baca terbangun. “Mudah-mudahan kedepan budaya baca di Gorontalo akan meningkat, minimla rata- rata nasional dan kalau dapat melebihi tingkat nasional,” Nelson.
Dibagian lain, kepala dinas perpustakaan dan kearsipan daerah Dr. Yahya Podungge menambahkan, mengingatnya pentingnya peran para pemangku kepentingan dalam membangun ekosistem pendukung program ini di daerah maka perpustakaan Kabupaten Gorontalo terdorong untuk membentuk sebuah tim multi stakeholde di tingkat Kabupaten, yang disebut tim literasi. “tim ini merupakan tim lintas sektor yang menjadi motor penggerak keberlanjutan peningkatan kualitas SDM dan berkontribusi untuk keberhasilan program,” Tukas Yahya (Adv)