Solok Selatan, (MEDGO.ID) – Dalam hingar bingar perpolitikan yang tengah gencar-gencarnya dalam perhelatan akbar pemilihan kepala daerah Sumatra Barat yang akan digelar tahun ini, ada yang luput dari perhatian publik serta elit politik dan pandangan masyarakat.
Bagaimana tidak, Seorang anak dari keluarga sederhana di Jalan Raya Liki Atas, Kenagarian Lubuk Gadang Barat Daya, Kecamatan Sangir, Kabupaten Solok Selatan Tengah mengalami lumpuh layu hingga tak bisa lagi mengenyam pendidikan. Ironisnya kisah pilu ini sudah berlangsung selama 6 tahun dan tak pernah sekalipun mendapat sorotan publik maupun perhatian dari pemerintah setempat.
Sebut saja Rafiq (7), seorang bocah yang pada tahun 2014 lalu masih berusia 1,5 tahun mengalami demam tinggi hingga mengalami kejang-kejang. Karena panik, Ria yang merupakan ibunda Rafiq membawanya ke Bidan Desa. Karena kondisi yang sangat mengkhawatirkan , lalu bidan desa meminta keluarga untuk membawa Rafiq ke RSUD Muara Labuh untuk menjalani pengobatan yang lebih intensif. Karena kekurangan tenaga dan alat medis, Akhirnya dokter di Rumah sakit itupun menyerah dan sang bocah malang pun dirujuk ke RSUP Dr. M. Djamil Padang dalam keadaan tak sadarkan diri.
Setelah dirawat selama 4 hari dan melewati beberapa tindakan medis di RSUP Dr. M. Djamil Padang , Rafiq akhirnya bisa membuka mata. Namun entah mengapa seluruh badannya tak lagi berdaya, dan bahkan tidak mampu berdiri dan berbicara seperti bocah seusianya sampai saat ini, Jumat (13/03).
Kendala yang dialaminya saat ini ialah badan lemah tak bisa berjalan, sekali-kali mengalami kejang-kejang, dan setiap hari Ia harus memakai pempers seperti bayi karena memang rafiq tidak mampu berdiri untuk buang air kecil maupun buang air besar. “Seharusnya anak seusia ini bisa melakukan aktivitas sendiri, sekarang hanya bisa seperti anak bayi”, ujar Ria.
Banyak keluh kesah yang pilu dalam mengurus Rafiq, tersirat mata yang lelah karena sering terjaga sepanjang malam dan tak bisa beristirahat karena harus waspada kalau kalau rafiq mngalami kejang-kejang. “Biasanya bisa bekerja menyelesaikan pekerjaan rumah, sekarang hanya bisa fokus mengurusnya saja”, tukas Ria sembari menggendong anaknya yang tak lagi ringan sembari menenangkan anaknya yang menangis.
Meski sudah 6 tahun keadaan ini terjadi, semenjak Rafiq berusia 1,5 tahun. Namun tak ada tanggapan dari pemerintah setempat.
Ayahnya pun yang sehari-hari bekerja sebagai tukang cuci motor, mengaku kesulitan karena harus berusaha sendirian mencari nafkah serta biaya pengobatan. Sang ayah mengaku ia tengah bekerja keras menabung sedikit demi sedikit untuk membeli alat bantu yang disarankan dokter seperti alat bantu berdiri dan kursi roda, yang belum bisa dibelinya sampai sekarang karena alat ini tidak bisa didapatkan menggunakan BPJS.
Keluarga berharap bantuan dermawan ataupun pemerintah setempat bisa berpartisipasi untuk membantu biaya pengobatan Rafiq karena memang mereka sangat kesulitan dan juga merupakan keluarga kurang mampu.
Bagi anda yang tergugah hatinya bisa langsung mengunjungi alamat yang tertera di atas, ataupun menyalurkan donasi anda untuk membatu biaya pengobatan Rafiq, orang tua bisa di hubungi via telpon di nomor (082268399377) atau melalui Bank Nagari (0200.0213.19475-5). (Ayu)
Editor : Surya Hadinata