Awalnya saya tak peduli melihat berbagai postingan, gambar foto, video tentang penganiayaan yang mengakibatkan hilang nyawa seorang sopir truck Yus Yunus (26) pada Minggu (23/02), mati dihakimi warga Papua hanya karena diduga menabrak seekor binatang. Sopir truck korban pembunuhan
Foto dan video itu beredar ramai di media sosial, korbanya merupakan seorang sopir truck yang dianggap menabrak seekor babi yang melintasi jalan, babi tersebut mati, warga nabire menduga pwngemudi truck lah penyebab mati seekor babi.
Katalanlah, benar bahwa pengemudi truck tersebut pelaku yang menabrak babi milik warga, yang berbeda dengan manusia. Masa terbakar emosi meminta nyawa babi dibayar dengan nyawa, begitu ucapan yang terlontar dalam video..
Saya kemudian berpikir, apa ia nyawa seekor binatang sama nilainya dengan manusia yang memiliki harkat dan martabatnya?, tentu bagi kalangan umum yang berpendidikan tak akan setuju dengan ucapan “nyawa babi dibayar dengan nyawa manusia”
Tapi berbeda dengan warga Papua entah apa yang merasukinya, langsung menghakimi pengemudi truck tersebut, tanpa ampun dannrasa kemanusiaan, bisa jadi nereka sepaham dengan hal tersebut.
Tapi hukum Indonesia tak menganut sistem seperti itu, sebab hukum dirancang oleh manusia untuk melindungi manusia. Kalau toh ada binatang yang menjadi korban, bagi orang yang terpandang lebih meililih jalan ganti rugi atas kelalaian pengemudi truk.
Bahkan bagi orang yang beradab secara budaya mengambil jalan , diproses secara hukum yang berlaku, bukan main hakim sendiri, yang belum tentu dapat dipastikan pengemudi truck pelaku utama atas matinya seekor binatang yang namanya babi.
Saya hanya berharap para tokoh negeri ini, terutama Papua, perlihatkan keprihatinan kalian sebagai sesama manusia, yang memiliki harga diri dan martabat yang Tuhan berikan.
Jangan mendiamkan persoalan yang bisa jadi kalian anggap sepeleh ini, padahal ini masalah mendasar atas hak hidup sebagai manusia, yang dirampas dan dihilangkan oleh manusia yang tak beradab didepan aparat penegak hukum bersenjata. Miris
Sadarudin Warga Indonesia bermartabat