Ini Sensani Menarik Dilakukan Pemkab Pohuwato Dalam Menyemarakkan FPPC 

MEDGO.ID – Sensasi menarik yang dilakukan Pemerintah Daerah Kabupaten Pohuwato dalam menyemarakan Festival Pesona Pohon Cinta (FPPC) yang penuh kehangatan dan kearifan lokal. Berlokasi di obyek wisata yang semakin dikenal, pada Rabu, (03/07/2024), di mana tamu disugihi hal-hal yang bernuansa budaya lokal.

 

Ajang yang tahun ini telah lolos kurasi menjadi salah satu dari 110 even se-Indonesia. Kehadiran Direktur Musik, Film dan Animasi, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, Dr. Mohamad Amin, SSN.,M.SN.,MA, menjadi sesuatu yang membanggakan daerah. Untuk menyambut beliau dan undangan kehormatan lainnya, diterima secara adat.

 

Rangkaian acara opening ceremony, diawali dengan gala dinner di Marina Beach Resort. Selanjutnya menuju lokasi acara, melalui pintu masuk bagian timur. Beberapa meter sebelum pinta masuk adat, seluruh rombongan turun dari mobil, jalan dan dilakukan penyambutan secara adat oleh pemangku adat Pohuwato.

 

Setelah 15-25 meter berjalan, rombongan menaiki kenderaan bentor yang dihiasi dengan nuansa adat menuju tempat acara. Bentor yang ditumpangi didekor sedemikin rupa, dekorasi yang masih terus bernuansa adat.

 

BACA JUGA :  Bersama Kodim 1313/Pohuwato, Pani Gold Project Laksanakan Karya Bakti TNI AD

Nampak Bupati Saipul A. Mbuinga satu tempat duduk dengan Dr. Mohamad Amin pada salah satu bentor, disusul Wakil Bupati Suharsi Igirisa dan Ketua TP.PKK Pohuwato, Selvi Mbuinga Monoarfa, selanjutnya Pj. Gubernur diwakili Kadis Pariwisata Provinsi, Dr. Ir. Ariyanto Husain,M.MP, dan Staf Khusus DPR RI, Mikson Yapanto, Ketua PN Marisa bersama istri, dan terakhir Sekda Iskandar Datau bersama Ketua DWP Pohuwato, Suriyati Datau R. Abdjul.

 

Tujuan menaiki bentor, adalah lebih memperkenalkan kepada khalayak bahwa kita kaya dengan budaya. Alasan kedua, pemda sangat berharap ada sensasi tersendiri kaitan dengan penampilan.

 

Sesampai di lokasi acara, rombongan mampir sejenak di tempat demonstrasi kuliner Jepa lo Duwo yang disajikan oleh GOW, DWP, TP PKK,  Persit Kartika Chandra, Perempuan Serikat Islam, dan Bhayangkari serta pula dari Gran Q Hotel Gorontalo. Di tempat itu, rombongan menyaksikan serta mencicipi jepa lo duwo yang merupakan makanan khas daerah Gorontalo.

BACA JUGA :  Pani Gold Project Terima Penghargaan Siddhakarya Dari Pemprov Gorontalo

 

Bupati Saipul menyampaikan rasa bangganya terhadap keberagaman budaya dan keindahan alam yang dimiliki daerahnya.

 

“Festival Pesona Pohon Cinta merupakan salah satu upaya kami untuk memperkenalkan dan mempromosikan kekayaan budaya dan alam Kabupaten Pohuwato kepada dunia. Kami berharap, acara ini dapat menjadi ajang untuk meningkatkan pariwisata dan ekonomi kreatif di daerah kami”,ujarnya.

 

Nuansa adat yang kental terasa sejak kedatangan pihak Kemenparekraf tiba di lokasi acara. Mereka disambut dengan tari-tarian tradisional serta prosesi adat yang menggambarkan keramahtamahan masyarakat Pohuwato.

 

Salah satu momen yang paling berkesan adalah ketika Bupati Pohuwato bersama tamu-tamu kehormatan menaiki bentor, kendaraan khas daerah yang dihiasi dengan berbagai ornamen adat, menuju lokasi festival.

 

BACA JUGA :  Pani Gold Project Terima Penghargaan Siddhakarya Dari Pemprov Gorontalo

Kadis Parpora Pohuwato, Rusmiaty Pakaya, menyampaikan bahwa acara ini tidak hanya menampilkan seni dan budaya lokal, tetapi juga berbagai kegiatan menarik seperti pameran kerajinan tangan, kuliner khas Pohuwato, dan lomba-lomba tradisional.

 

“Kami ingin para pengunjung merasakan langsung keunikan dan kehangatan budaya Pohuwato. Kami telah menyiapkan berbagai kegiatan yang dapat dinikmati oleh semua kalangan”,katanya.

 

Hal lain mengenai penerimaan adat sampai menaiki kenderaan daerah yaitu bentor, adalah ajang yang baik dalam menyajikan sensasi yang unik yang tidak pernah mereka temui di daerah lain. Artinya, meningkatkan nilai budaya dari iven ini, karena iven kita temanya adalah budaya dan kuliner.

 

“Jadi yang diangkat adalah segala sesuatu yang bernilai budaya dan makanan khas yang kita kembalikan ke budaya aslinya seperti duwo atau nike. Disamping itui, ada juga pameran dan UKM, serta kuliner rakyat yang ada di bagian barat dari lokasi festival”,pungkasnya.