Pulang ke Kampung Tradisi untuk Menulis Puisi, Kunni: Ini Cara Kami Menjaga Budaya Indonesia

Banten, MEDGO.ID – Pulang ke Kampung Tradisi yang dilaksanakan Penyair Perempuan Indonesia (PPI) dan menjadi program tahunan, dinyatakan sebagai salah satu upaya turut menjaga budaya Indonesia dengan jalan puisi.

Hal ini disampaikan Ketua (PPI) Kunni Masrohanti saat kegiatan tersebut berlangsung di Kampung Baduy, Banten, 28-30 Juli 2023. Baduy merupakan Kampung ketiga yang dituju dalam program ini setelah sebelumnya Yogyakarta dan Kota Garut, Jawa Barat.

“Pulang ini bukan sekedar pulang, tapi pulang untuk turut menjaga, merawat, melestarikan, mengembangkan dan mendokumentasikan kekayaan budaya Indonesia melalui karya puisi. Inilah cara kami. Jadi nanti teman-teman PPI yang ikut, sepulang dari Baduy harus menulis puisi  lalu kita bukukan seperti pulang ke Garut dan Jogja,” jelas Kunni.

Puluhan peserta yang hadir antara lain dari Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Banten, Jakarta, Lampung, Jambi, Aceh dan Riau. Seluruh peserta berdialog dengan masyarakat baduy, melihat dan merasakan langsung kehidupan mereka. Peserta juga membaca puisi secara bergantian selama berada di lokasi.

Sebelum melakukan perjalanan ke Kampung Baduy, seluruh anggota PPI mengikuti diskusi santai tentang kegiatan PPI ke depan yang dipimpin langsung oleh Kunni. Diskusi penginapan Saung Lentera Ciboleger atau di kawasan Baduy luar itu memutuskan bahwa Pulang ke Kampung Tradisi tahun depan dilaksanakan di Provinsi Lampung dan melihat kemungkinan setelah dilakukan survey. Di Lampung tahun depan, kegiatan tersebut akan dikoordinatori oleh penyair perempuan asal Lampung, Jauza Imani.

BACA JUGA :  Bersama Kodim 1313/Pohuwato, Pani Gold Project Laksanakan Karya Bakti TNI AD

Diskusi santai malam itu merupakan refleksi bagi PPI sendiri dan memang selalu dilakukan setahun sekali atau setiap Pulang ke Kampung Tradisi dilaksanakan.

“PPI itu keluarga besar. Anggotanya ada 80 orang lebih yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Karena kami berjauhan, maka banyak yang belum pernah bertemu langsung sama sekali. Selama ini hanya di grup Whatsapp.  Maka Pulang ke Kampung Tradisi ini menjadi momen silaturahmi dan membicarakan banyak hal, termasuk kondisi penyair perempuan di daerah masing-masing serta kegiatan PPI sendiri,” jelas Kunni.

Keesokan harinya atau 29 Juli, rombongan melakukan perjalanan ke Kampung Baduy luar sampai ke Kampung Gazebo atau perbatasan Baduy luar dan Baduy dalam. Perjalanan yang harusnya hanya memakan waktu dua jam, di kaki PPI menjadi lebih lama. Perjalanan yang dimulai pukul 07.00 WIB itu baru berakhir 14.30 WIB.

Kunni menyebutkan ini bukan perjalanan biasa. Semua peserta melakukan riset kecil-kecilan dengan melakukan observasi, wawancara bahkan ikut melakukan berbagai kegiatan yang dilakukan masyarakat Baduy ketika itu, seperti memasak, menjemur pakaian dan sebagainya.

BACA JUGA :  Gelar Blusukan, Paslon SIAP Jelaskan Pentingnya Investasi Bagi Daerah Untuk Anak Cucu

“Dengan observasi, wawancara dan ikut merasakan langsung apa yang dilakukan masyarakat Baduy ini, khususnya oleh kaum perempuannya, semoga akan menambah matang karya-karya puisi yang akan dilahirkan para penyair perempuan ini nantinya,” sambung Kunni.

Waktu 24 jam di Baduy, sangatlah singkat untuk mengetahui dan meresapi keunikan dan kekayaan kearifan lokal masyarakat Baduy. Maka, kata Kunni, Pulang ke Kampung Tradisi ini hanya pembuka. Setelahnya, seluruh peserta diharapkan bisa melakukan penelitian lebih mendalam lagi secara perseorangan sehingga betul-betul memahami kekayaan budaya masyarakat Baduy dan akan muncul dalam karya-karya puisi.

“Puisi yang ditulis dan akan dibukukan secara bersama oleh seluruh peserta Pulang ke Kampung Tradisi ke Baduy ini diharapkan bisa menjadi salah satu bentuk pendokumentasian yang merekam kekayaan masyarakat Baduy saat ini. Inilah cara kami menjaga dan mewariskan kekayaan budaya Indonesia, dengan  jalan puisi. Semoga tenaga, fikiran, materi dan waktu yang diluangkan dan dicurahkan oleh seluruh anggota PPI dengan datang langsung ke Baduy ini bermanfaat bagi bangsa dan menjadi amal jariah,” kata Kunni lagi.

BACA JUGA :  Pani Gold Project Terima Penghargaan Siddhakarya Dari Pemprov Gorontalo

Puluhan anggota PPI yang mengikuti kegiatan ini berasal dari berbagai provinsi di Indonesia. Antara lain Aceh, Riau, Lampung, Jambi, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Banten, Yogyakarta, dan Jawa Timur.

“Alhamdulillah, kegiatan berjalan lancar  aman dan bahagia, meski ada beberapa yang mengundurkan diri menjelang hari H karena ada pekerjaan yang tidak bisa ditinggalkan. Peserta tahun ini beragam usia. Ada yang milenial dan ada yang di atas 60 tahun. Luar biasa. Mereka semua bisa menyelesaikan perjalanan dengan baik meski kondisi lapangan di perkampungan Baduy berupa bebukitan yang cukup terjal. Semoga tahun depan akan lebih banyak lagi,” ujar koordinator kegiatan Pulang ke Kampung Tradisi, Rini Intama.

Ulandari, peserta Pulang ke Kampung Aduy asal Aceh mengungkapkan rasa bangga dan bahagianya mengikuti kegiatan tersebut.

“Ini kali pertama Saya mengikuti kegiatan Pulang ke Kampung Tradisi PPI. Luar biasa dan sangat mengesankan. Meski Saya yang paling muda, tapi Saya tidak merasa kecil di tengah peserta yang lain. Saya dianggap sama seperti mereka, Saya dianggap kawan, sahabat, dan disayang, sangat asyik dan menyenangkan,” aku Ulan yang datang langsung dari Aceh.(*)