Harga Kedelai Terus Merangkak Naik

JAKARTA, MEDGO.ID – Untuk menjaga stabilitas harga kedelai nasional, pemerintah terus berupaya dengan melakukan koordinasi dengan importir kedelai serta perajin tahu dan tempe.

Kementerian Perdagangan RI memastikan bahwa stok kedelai nasional tetap aman meski terjadi kenaikan harga kedelai yang signifikan selama dua minggu terakhir.

Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Jenderal (Dirjen) Perdagangan Dalam Negeri, Oke Nurwan, dalam konferensi pers bersama Ketua Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo), Aip Syarifuddin, dan Sekretaris Jenderal Asosiasi Importir Kedelai Indonesia (Akindo), Hidayatullah Suralaga, secara virtual, Jum’at (11/2/2022).

“Menyikapi harga kedelai dunia yang masih cukup tinggi, Kemendag bersama seluruh pelaku usaha kedelai nasionol, akan terus berupaya menyediakan stok kedelai yang cukup untuk memenuhi kebutuhan industri perajin tahu dan tempe menjelang puasa dan Idhul Fitri 2022. Pemerintah juga meminta dukungan dari importir kedelai untuk konsisten menjaga harga keekanomian kedelai impor agar tetap terjangkau di tingkat perajin tahu dan tempe,” tegas Oke. Seperti dikutip dari kemendag.go.id.

Lebih lanjut, Oke memaparkan bahwa berdasarkan data Chicago Board of Tradc (CBOT), harga kedelai pada minggu kedua Februari 2022 mencapai 15,77 USD/bushels, dan diperkirakan akan terus naik hingga Mei 2022 yang mencapai 15,79 USD/bushels. Diperkirakan harga mulai turun pada Juli 2022 sebesar 15,74 USD/bushels.

BACA JUGA :  Malam Pembukaan UMKM Fest 2024: Dorongan Baru bagi Pertumbuhan Ekonomi Gorontalo

Diketahui, Bushel adalah unit pengukuran yang berlaku di AS dan digunakan untuk menakar volume kering suatu komoditas perdagangan, khususnya komoditas pertanian seperti kedelai. Dimana satu bushel setara dengan 27,2 kilogram.

BACA JUGA :  Malam Pembukaan UMKM Fest 2024: Dorongan Baru bagi Pertumbuhan Ekonomi Gorontalo

“Kenaikan harga kedelai tersebut disinyalir karena adanya kenaikan inflasi di negara produsen yang berdampak pada kenaikan harga masukan produksi, kekurangan tenaga kerja, dan kenaikan biaya sewa lahan”, kata Oke.

Selain itu, imbuh Oke, kenaikan harga tersebut juga disebabkan oleh ketidakpastian cuaca di negara produsen yang mendorong para petani kedelai menaikkan harga.

Oke menjelaskan bahwa total stok yang dimiliki oleh Akindo tercatat sebanyak 300 ribu ton, dimana jumlah tersebut berasal dari stok awal Februari 2022 sebanyak 160 ribu ton, ditambah pasokan pada pertengahan Februari 2022 sebanyak 140 ribu ton. Jumlah tersebut diperkirakan cukup untuk memenuhi kebutuhan selama dua bulan ke depan yakni bulan Februari hingga Maret 2022.

BACA JUGA :  Malam Pembukaan UMKM Fest 2024: Dorongan Baru bagi Pertumbuhan Ekonomi Gorontalo

Oke menandaskan, Akindo berkomitmen untuk menjaga harga kedelai di tingkat importir sebesar Rp10.500 -11.500/kg pada Februari 2022 dan akan ditinjau kembali setiap akhir bulan berdasarkan perkembangan harga kedelai dunia. Hal ni dilakukan guna memberikan kepastian harga kedelai kepada perajin tempe dan tahu serta menjaga situasi kondusif di tengah ketidakpastian harga kedelai dunia.

“Pemerintah mengharapkan bahwa masyarakat dapat memaklumi dan menerima kenaikan harga tempe dan tahu guna menjaga keberlangsungan usaha perajin tempe dan tahu serta pelaku usaha kedelai lainnya. Mari bersama saling bahu membahu dalam mendorong pemulihan ekonomi nasional, terutama pada saat pandemi kali ini,” pungkas Oke. (*).