Kunjungan  Bersejarah Rachmat Gobel Ke Turki, Untuk Kemakmuran Gorontalo (1)

Oleh : Ridwan Mooduto *

 

Kunjungan kerja Wakil Ketua DPR Rachmat Gobel (RG), selama 5 hari, 23-27 Oktober 2021,  di tiga kota besar Turki ; Istambul, Denizli dan Konya. Sangat berkesan dan terkandung optimisme. Ketiganya, memiliki keunikan dan kelebihan  dalam meningkatkan potensi ekonominya.  Kunjungan  Turki ini, ada keyakinan sebuah harapan besar untuk masyarakat Gorontalo, mendapatkan haknya, untuk makmur. Saya percaya dengan kegigihan juga konsistensinya Kaka RG, tak lama lagi,  akan menjadi kenyataan. Itu semuamasuk dalam rencana brilian Visi Gorontalo 2051 nya.  Bukan  sekedar impian semata, atau pemanis bibir, seperti janji polotisi di atas panggung.

Terus terang, saya memang satu diantara 39 anggota rombongan yang difasilitasi oleh Wakil Ketua DPR Rachmat Gobel, tentu rasa terima kasih atas mengajak aku melihat dunia. Ini perlu disampaikan, sebelum anda berpresepsi negatif dengan tulisan saya ini. Untuk membawa alam pikiran rakyat, dengan  melihat kemajuan  Turki dalam membangun  ekonominya, terutama pendidikan, industri dan pertanian.

Namun, sebagai manusia  tentu tak kuasa aku menahan syahwat berpikirmu, dengan melihat dari sisi gelapnya, kunjungan kerja tersebut. Silahkan saja, toh negara tak melarang untuk mengemukakan pendapat  secara bebas, asal bertanggung-jawab saja.

 Memakmurkan Gorontalo,  Dengan Spirit Mengangkat Martabat Kaum Lemah

Pribadi mengesankan Rachmat Gobel, yang saya saksikan, ia begitu care (peduli) betul, untuk kemandirian dan kemajuan, orang gorontalo. Kelihatan sederhana,  dengan menanggung semua biaya akomodasi dan transportasi, serba lux (mewah), tak asal-asal melayani  rombongan bersamanya.  Dapat dibayangkan, bilamana,  studi banding yang kita kenal, sering dilakukan oleh pemerintah daerah, kalau dibebankan ke APBD, bukan main, butuh kerja ekstra, meyakinkan banyak kepala, agar anggaran milyaran dapat digelontorkan untuk kunjungan kerja ke Turki. Cek saja sendiri, biaya pesawat Turki Airlines, Swissottel Bosphorus Istambul, akomodasi lokal, dan makan minum selama lima hari, belum lagi anggaran sebelum dan setelah kunjungan kerja bersama rombongan.

Wakil Ketua DPR Rachmat Gobel saat memberikan pengarahan di atas selat Bosphorus Itstambul Turki
Wakil Ketua DPR Rachmat Gobel saat memberikan pengarahan di atas selat Bosphorus Itstambul Turki

Itu semua tak mungkin dilakukan oleh Racmat Gobel, kalau bukan untuk membangun daerahnya. Sebab rasa cinta gorontalo,  telah mengalahkan dirinya sampai tak mau hitung-hitungan masalah uang. Selain itu,  Ia akan menanggung kecewa dalam hidupnya, jika tak  tak menjalankan pesan mendiang Alm. Muhamad Thayyeb Gobel, semoga Allah yang maha penyayang, pengampun, senantiasa melapangkan, menerangi dan mengampuni segala dosanya. Tak salah kalau kita mengirimkan Al-fatihah kepada almarhum Thayyib Gobel.

Sejak kecil Thayyeb Gobel selalu menanamkan rasa cinta kepada anak-anaknya, terutama RG, untuk berpihak kepada kaum lemah, agar mereka memiliki daya saing tinggi, dengan memberikan pendidikan terbaik.  seperti prinsip hidup yang diturunkan kepada anaknya ,

“Filosofi Pohon pisang yang selalu di pegang Thayeb Gobel, mengajarkan untuk terus berjuang dan pantang menyerah. Seperti pohon pisang yang tak mau mati sebelum berbuah dan selalu ingin menebar manfaat….” (https://marketeers.com/)

Pendidikan yang diajarkan ayahnya Rachmat Gobel itu, membekas dalam jiiwanya,   tertanam kuat, sampai-sampai,  kehabisan waktu kunjungan. Padahal masih banyak yang harus ditindak lanjuti olehnya, tak lain demi kemakmuran daerah tercintanya. Sebab, urusan daerahnya, tak mau ia delegasikan kepada orang lain, terjun langsung , sebagai pejabat negara manapun, ia ngetem (mengawal) bersama Tim Profesionalnya.

Rupanya GOBEL, yang melekat dalam namanya, merupakan singkatan dari Gerakan Organisasi Bela Ekonomi Lemah. Terus terang baru saya mengetahuinya.  Gobel memiliki nilai  kepdulian, keperbihakan kaum miskin / tertindas,  perlawanan kepada siapapun yang tak berpihak kepada  mereka yang lemah / miskin.

Jadi, ia memberikan contoh nyata, bahwa meujudkan Gorontalo Makmur 5-10 tahun ke depan, harus dikawal khusus, dismua sektor, tak parsial (sebagian) saja, melainkan secara utuh. Karena mencapai kemakmuaran tidak gampang, butuh dukungan semua pihak yang mau ini terjadi. Persetan, mereka yang tak serius mengurus daerah, yang penting ia menunjukan dedikasinya.

Contoh sederhana, setiap memulai aktifitasnya, selama kunjungan kerja ini, selalu di awali dengan membaca Surah Alfatihah, untuk Rasulullah, para orangtua/keluarga/dan kaum muslimin. Menariknya, do’a Rachmat Gobel yang memimpinya langsung.

Awalnya, saya sedikit bingung,  buat apa RG, buang-buang duit sebanyak itu, untuk sekedar mengajak sayaserta 39 orang  rombongan. Ternyata, ia mau warga gorontalo itu, wawasan mereka terbuka dan luas, meskipun membebani kantong pribadinya. Bukankah penjabat yang kita saksikan lebih memetingkan kantongnya terisi, ketimbang rakyatnya. Apalagi,  sudah menjadi rahasia umum, para pejabat yang “melancong” keluar daerah / negeri, hanya sekedar menggugurkan kewajiban dengan minta SPPD nya ditanda tangani.

Ini tidak bagi Rachmat Gobel, ia memanfaatkan waktu kunjungan secara  efektif, agar kunjungan kerjanya, berdampak pada peningkatan sumber manusia dan ekonomi negara / daerah.  Tak hanya itu, saat  gagasan  “Sister City”, ini sudah disampaikan, ia tak mau  menjadi basi.

Bagi dirinya, menjadi pemimpin harus memiliki prinsip hidup. Tak heran bila ia meyakini bahwa suatu  program akan memiliki manfaat bagi orang banyak, apalagi golongan miskin. Tak tanggung-tanggung ia akan mengawal itu secara khusus.

Kunjungan kerja ini, merupakan mata rantai mewujudkan Visi Gorontalo 2051, yang dimulai dari MoU  dengan skema KPBU oleh Konsorsium PT AGIT (Anggrek Gorontalo Internasional Terminal) dengan Kementrian Perhubungan RI, dalam hal pengelolaan pelabuhan Anggrek Gorontalo Utara, 21 Juni 2021.  Sebagai tindak lanjutnya, sebagai implementasinya, agar tak basi, ia lebih mengkonkritkan dengan Turki  investasi di gorontalo.

Kalau tujuan pencitraan, RG rasanya sudah mumpuni dengan nama besar dan pergaulan luas, dengan jejaring bisnis yang dimilikinya. Akan kontra produktif bilamana, ia gagasan menjadikan pelabuhan Anggrek Gorut, sekedar gagahan, menandingi lawan politik, terlebih poilitisinya lokalan. Tak mungkin, mengajak rombongan sebanyak itu untuk sekedar pamer kekayaan, event Panasonic Award yang selalu Rachmat Gobel  muncul mukanya dengan dereten tokoh dan selebriti  kenamaan.

Percaya, bahwa ia melakukan ini, adalah  bagian dari implementasi,  rencana kecil untuk dampak besar, dalam menjalankan Visi Gorontalo 2051, dari 5 daerah termiskin (ini fakta), menuju termakmur secara nasional.

Kota Istambul,   Pusat Bisnis Membelah  Benua Eropa dan Asia

Memilih Kota Istambul, mengawali kunjungan kerjanya, tentu sudah tepat, sebab kota ini memiliki jumlah penduduk terpada di Eropa saat ini, jumlahnya mencapai 15 jutaan, melampaui Inggris dan kota besar dibenua eropa lainya.

Sepintas saja, dalam sejarah perkembangan Kota Istambul, tahun 1950 an penduduknya berada paling bawah 1, 2 juta jiwa, kini tercatat ditahun 2021 penduduknya melampaui Inggris dan Italia,  melansir laporan Rangking Royals yang dimuat juga oleh Portal-Islam.  Letaknya yang startegis, membuat Negara kuta seperti Inggris dan  Italia, ingin menguasainya.

Jejak  kekuasaan Romawi masih nampak benteng  Konstatinopel Penguasa Romawi Timur (Bizantyum) juga  peninggalan bangunan sejarah teater Romawi  Konya.   Sampai sekarang masih berdiri kokoh dan dipelihara oleh negara  sebagai situs sejarah, sekaligus menjadi  tujuan wiasatawan dalam dan luar negeri untuk mendatanginya.

Mendatangi Kota Istambul, tentu akan memberikan banyak pelajaran penting. Dengan melihat langsung, rombongan dari Gorontalo, merasakan nadi perjuangan penaklukan kaum muslim,  benteng konstatinopel ini. Artinya, Rachmat Gobel ingin menunjukan kepada kami, bahwa kemakmuran yang diraih Turki, secara khusus kemajuan Kota Istambul hari ini, tidak gampang. Nyawa dan darah menjadi taruhanya, untuk meraih martabat sebuat bangsa.

Dunia mengakui, betapa perjuangan kerajaan Islam Turki Utsmani saat itu, dalam menaklukan kerajaan Romawi  selama 11 abad lamnya, dilakukan oleh seorang anak muda, denganmelakukan terobosan serta kreatifitas strategi perang darat, yang tak dipikirkan lawannya. “ Hanya dalam semalam, sekitar 70 kapal bisa memasuki wilayah selat Golden Horn dan melakukan serangan secara total ke jantung pertahanan Konstantinopel. Pada 29 Mei 1453, Al-Fatih bersama pasukan Utsmani dapat menaklukan Konstantinopel secara keseluruhan”,  (dilansir dari kompas.com).

“Muhammad al-Fatih adalah salah seorang raja atau sultan Kerajaan Utsmani yang paling terkenal. Ia merupakan sultan ketujuh dalam sejarah Bani Utsmaniah. Al-Fatih adalah gelar yang senantiasa melekat pada namanya karena dialah yang mengakhiri atau menaklukkan Kerajaan Romawi Timur yang telah berkuasa selama 11 abad.  Sultan Muhammad al-Fatih memerintah selama 30 tahun. Selain menaklukkan Binzantium, ia juga berhasil menaklukkan wilayah-wilayah di Asia, menyatukan kerajaan-kerajaan Anatolia dan wilayah-wilayah Eropa, dan termasuk jasanya yang paling penting adalah berhasil mengadaptasi menajemen Kerajaan Bizantium yang telah matang ke dalam Kerajaan Utsmani ”  ( https://kisahmuslim.com/ )

Sejak awal sebelum keberangkatannya Rachmat Gobel berharap rombongan yang bersama dirinya, dapat melihat langsung Turki, khususnya kota-kota yang dikunjungi, telah menjadi  pusat peradaban sejak seribu tahun. Memasuki Istambul, pemandangan Selat Bosphorus , membelah benua Eropa dan  Asia, ada didalam Kota Istambul. Nadi ekonominya, bergerak menjadi jalur pedanganan terpadat di dunia.

Untuk kebutuhan perdangan terbentang 3 jembatan melintas selat tersebut, bahkan salah satu jembatan 2,6 KM yang baru dibangun Presiden Erdogan  menambah puing devisa negara ini.

Lalu, seberapa penting kah, Kota Istambul bagi  Gorntalo dalam benak Rachmat Gobel. Tentu dari sisi sejarah,  sangat penting untuk memamahi dan menjelajahi Kota Istambul ini, agar menjadi spirit bagi gorontalo yang penduduknya mayoritas muslim. Tak hanya napak tilas sejarah, melainkan bagaimana mereka menata benteng konstatinopel menjadi sumber pendapatan negara, dengan mengelola tempat bersejarah menjadi destinasi wisata utama dunia.

“Bukankah kita punya Banteng Otahana? Kenapa tidak kita kembangkan seperti Istambul mengelolanya Benteng Konstattinopel,”  kata Rachmat Gobel,  peraih pengahragaan tertinggi bagi pelaku eksport, Penghargaan   Primaniyarta oleh Presdien Soharto pada tahun 1996.

Bisnisnya apalagi, dengan jumlah penduduk sekarang Kota Istambul mencapai 15 juta jiwa, ditambah akses ke berbagai kota di Eropa dan Asia, menjadikan hak pengelolaan  Pelabuhan Anggrek Gorut, akan berkembang sebagai kota pelabuhan strategis di laut Sulawesi sebagai pelabuhan eksport menjadi peluang bagi Gorontalo dalam menyuplai

Pasti ada yang bilang, gorontalo belum selevel Istambul tak percaya bahwa kota manapun diseluruh dunia dapat menjalin kerjasama disemua sektor. Paling tidak kita dapat mengambil meski berupa serpihan peluang, namun Gorontalo sudah memulai, dan percaya, serta dukung gagasan positif Rachmat Gobel. Sedikit dan bertahap, fokus, ditangan dingin RG bersama dukungan Rakyat Gorontalo, Yakin Usaha Sampai, tak akan lama seperti Muhamad al-Fatih menunggu ratusan tahun membuktikan bahwa kekuasaan Romawi jatuh ke tanganya.[]

Bersambung….

*) Wartawan  Media Digital Global (Medgo.ID)