KAHMI Manado Gelar Diskusi ” Menakar Dampak Ekonomi dari Kunjungan Wisatawan China”

Manado, (MEDGO.ID) — – Untuk kedua kali, Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Manado menggelar pengajian inklusive.

Beberapa Poin diskusi Sulut Booming Turis dan Multiplier Effect di Buts Cafe, Jumat (6/12) sangat menarik.

Pembahas Wahyudi Karaeng Dirut PT Dasenk berkesimpulan bahwa membanjirnya turis mamcanegara ke Sulut tidak kuat dampak terhadap ekonomi kreatif.

Dia mencntohkan turis China yang mencapai 150.000 orang tidak menghabiskan duit di
Sulut.

“Mereka hanya datang lihat lihat. Setelah itu belanja untuk suvenir atau makan di rumah makan atau resto milik pelaku usaha lokal sangat minim,” kata Yudi.

Alumni IAIN Manado ini pun menilai dampak ekonomi ke daerah lain di luar Manado kecil.
Dibandingkan wisatawan nusantara.

“Malah wisnu lebih berdampak untuk pelaku usaha. Spend of money lebih banyak dbelanjakan,”katanya.

Diskusi yang dipandu Fadil Maengkom ikut dihadiri Ketua Presidium Kahmi Sulut Iskandar Kamaru, Presidium Kahmi Manado, para alumni dan aktivis HMI Manado.

Beberapa penanggap di antaranya Baso Affandy ikut mengkritisi nilai tawar pariwisata dari aspek kuantitas.

”Mereka tertarik ke Manado karena fasilitas murah, jarak dekat dan disubsidi maskapainya,”tandas Baso.
Selain Baso, Presidium lain Idam Malewa ikut mendorong sindikasi pelaku ekonomi kreatif di Manado.

Dr Zainal Ginsu ikut mempertegas keunggulan pariwisata kesehatan.
Ada juga Zulmi, Iswadi Amali.

Terakhir Iskandar Kamaru yang juga bupati Bolsel mengharapkan dorongan pemerintah Sulut merangsang turis asing ke Bolsel. Ia akui jarak yang cukup jauh dari Manado ke Bolsel.

“Ke depan saya akan mengajak rembug kepala daerah di BMR untuk rembug sama sama,”ujarnya pada iskusi Tematik yang berakhir pukul 17.45 Wita.(hm)

BACA JUGA :  Malam Pembukaan UMKM Fest 2024: Dorongan Baru bagi Pertumbuhan Ekonomi Gorontalo