Hijrah Politik Keluarga Gobel Dari Jakarta Ke Gorontalo
Mengapa saya menggunakan kata hijrah karena terinspirasi dari kisah Nabi Muhammad dan pengikutnya dari Makkah ke Madinah.
Pengertian hijrah secara terminologis ialah bermakna meninggalkan sesuatu atas dasar untuk melakukan taqorrub (mendekatkan diri) kepada Allah, “Hijrah dan Makna Sebenarnya dalam Islam”
Kata hijrah dalam kamus Bahasa Indonesia, bermakna berpindah atau menyingkir untuk sementara waktu dari suatu tempat ke tempat yang lain dengan alasan tertentu seperti untuk keselamatan atau kebaikan, dan sebagainya
Namun Hijrah dapat kita maknai sebagai ibadah politik karena peristiwa hijrah adalah gerakan politik yang pertama kali dilakukan Rasulullah sebagai pemimpin partai Allah, bahasa Qur’annya Hizbullah,” kata Kiai Cholil Ridwan
“Jadi peristiwa hijrah itu adalah gerakan politik untuk mendapatkan bantuan dari negeri Yatsrib, yang kemudian kita kenal Madinah,”
Kisah ini kemudian saya lakukan cocoknisasi dengan hijrah politik keluarga Gobel (Rahmat Gobel) yang dimulai dengan membangun sebuah partai politik yang bernama Nasdem dengan mandat Surya Paloh (Ketua Umum) yang dalam waktu singkat telah menjadikan Nasdem sebagai partai yang diperhitungkan bahkan diperkirakan akan menggeser atau mengalahkan Partai Golkar yang telah berpuluh-puluh tahun menguasai Gorontalo sejak orde Baru berkuasa hingga saat ini.
Saya tidak tau apakah Rahmat Gobel terinspirasi dengan kisah perjalanan Nabi Muhammad dalam gerakan politiknya mendirikan negara Madinah yang tidak lama kemudian menaklukan negeri Mekah.
Ketika membangun peradaban di Madinah, yang menjadi kepala negara dan panglimanya adalah Nabi Muhammad, sehingga peristiwa yang monumental itu kemudian ditarik pada politik kontemporer lokal khususnya Gorontalo sesuai dengan teori cocoknisasi, maka sebagian warga Gorontalo telah menyampaikan keinginannya bahwa untuk menjadi pemimpin di Gorontalo kedepan adalah Rahmat Gobel.
Pertanyaan yang menggantung jika hijrahnya rasul membawa perubahan sesuai perintah nilai-nilai ilahiah untuk memperbaiki kondisi masyarakat arab pada saat itu dalam kegelapan, lalu apa yang dibawa oleh Keluarga Gobel ( RAhmat Gobel) untuk perubahan masyarakat Gorontalo dari masyarakat miskin dan tradiosional kemasyakat yang sejahtera dan berkemajuan (moderen)?
Saya tidak tau apakah Rahmat Gobel atau keluarga Gobel akan menjawab dalam waktu dekat, maka saya mencoba dengan sebuah langkah yang mungkin tidak dibayangkan oleh yang lain, sebagai jalan pintas menjawab rasa penasaran warga Gorontalo.
Untuk menjawab pertanyaan ini saya ingin melakukan wawancara imajiner dengan almarhum Thayeb Mohamad Gobel.
Ya kira-kira seperti ini:
Amoz : Assalamualaikum Pak Gobel (Om Ebu)
Om Ebu : Waalaikumsalam salam, anda siapa?
Amoz : Saya Agung Mozin Om, saya orang Gorontalo.
Om Ebu : Oh ya, Apakabar uti, apa maksud anda mewawancarai saya?
Amoz : Begini Om, saya ini seorang aktifis politik yang berdomisili di Jakarta, yang hampir tidak melibatkan diri pada politik domestik (Gorontalo) tapi karena ada salah satu anak Om Ebu dan cucu sudah menjadi tokoh politik yang sedang menjadi pusat perhatian orang Gorontalo maka saya ingin minta beberapa pemikiran Om Ebu.
Om Ebu : Oh iya saya sudah tau, tentu sebagai orang tua saya merasa bangga atas pencapaian anak keturunan saya di masyarakat, dan itulah buah dari pola atau model pendidikan yang saya tanamkan kepada mereka untuk selalu disiplin, bekerja keras, menghargai kepada orang lain dan kepada orang lebih tua dan memegang teguh prinsip kejujuran dan keadilan. Dan yang tidak kalah pentingnya adalah mereka harus selalu ingat dan mengabdi kepada tanah leluhur mereka yaitu Gorontalo.
Amoz : Oh kalau begitu Keluarga Gobel yang dimotori oleh Rahmat Gobel melakukan hijrah politik ke Gorontalo sudah sesuai harapan Om Ebu?
Om Ebu : Sebenarmya hijrah politik itu sudah saya awali ketika saya menjadi bagian dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) di Era Suharto, sehingga apa yang dilakukan oleh anak saya tentu saja mereka hanya melanjutkan apa yang saya cita-citakan sejak dulu, bahkan bukan hanya hijrah politik tapi politik hijrah makanya saya bergabung dengan PPP.
Amoz : Om, saya ini pernah begitu dekat dengan Rahmat Gobel (RG) beberapa tahun silam, kalau yang ini mungkin Om Ebu belum tau betapa seringnya saya nongkrong di cawang, dimana sering saya mendengar kalau RG sering menyampaikan pesan Om Ebu untuk tetap menjaga tradisi dan budaya, nah saya ingin mendapatkan penjelasan langsung dari Om Ebu
Om Ebu : Eh itu betul sekali, karena saya ini bisa berhasil sebagai seorang pengusaha uti, bukan karena saya sekolah tinggi, tapi saya sangat dipengaruhi oleh tradisi dan budaya mitra bisnis saya yaitu Japan, mengapa mereka begitu maju memang perlu saya contoh, makanya anak saya RG saya sekolahkan ke Japan, padahal mau sekolah kemana saja pasti saya mampu untuk membiayai dia, tapi saya memilih Japan agar budaya dan tradisi mereka bisa diserap oleh anak saya (RG), sebagai orang tua tentu penuh harapan kelak mereka bisa menjadi contoh atau menginspirasi yang lain, dan syukur mereka menerapkan itu di lingkungan Perusahaan yang kini tetap berkembang hingga kini sudah mulai melibatkan generasi ketiga uti.
Amoz : Om Ebu juga pasti sudah tau kalau cucunya Om Ebu saat ini sedang dipersiapkan oleh Partai Nasdem menjadi kandidat Gubernur Gorontalo pada pilkada 2024 ini, apa tanggapannya Om?
Om Ebu : Sebagai orang tua atau sebagai kakek tentu ini berita baik tapi harus saya harus bicarakan dengan RG sebagai pamannya agar selalu berkomitmen pada dua hal penting yaitu selalu menjaga nilai dan tradisi atau budaya kerja keras, jujur dan adil, yang sudah terbangun sejak lama didalam lingkungan keluarga dan perusahaan saya sampai menjadi besar dan bisa menghidupi jutaan manusia Indonesia.
Amoz : Tapi bagaimana Om dengan kondisi masyarakat Gorontalo yang sudah dua puluh tahun menjadi provinsi masih juga menjadi provinsi miskin, apakah ada kiat atau terobosan yang Om bisa bagikan kepada saya dan saya bagikan kepada warga Gorontalo. Karena kalau hanya mengandalkan APBN dan APBD saya kok meragukan bahwa siapapun yang menjadi pimpinan daerah tidak akan mampu merubah kondisi masyarakat yang tetap miskin secara materiil dan mental
Om Ebu : Oh itu saya setuju dengan ngana uti, sapa ngana pe nama Mozin?
Amoz : Nama saya Agung Mozin Om.. Maar dorang biasa panggil Amoz,
Om Ebu : Kenapa Jakarta, atau kota lain sudah begitu maju sedangkan Gorontalo masih tetap miskin karena ada dua hal yang sangat penting yaitu: Merubah sikap dan mental masyarakat yang masih tradisional menjadi moderen dan dipastikan mempunyai pemimpin atau pimpinan daerah yang paham bagaimana membangun industri dalam skala besar dan kecil sesuai dengan kemampuan dan kapasitasnya. Karena tanpa industri dan mentalitas sebagai industriawan atau orang moderen maka sulit uti ngana bisa mengharapkan Gorontalo akan bisa mengejar ketertinggalannya.
Amoz : Om Ebu pikir itu dengan sikap itu sudah cukup bisa membangun Gorontalo berkemajuan?
Om Ebu : Saya bicara begini karena saya dan keluarga Gobel punya pengalaman dan rekam jejak yang sampai saat ini tumbuh dan berkembang sebagai sebuah kekuatan ekonomi di Indonesia ditengah banyak Industriawan lain.
Amoz : Om Ebu, masih banyak yang saya mau tanyakan tapi saya harus olah raga pagi, karena biasa abis sahur begini badan saya harus bergerak. Yang penting saya sudah bisa bagikan wawancara ini kepada beberapa group WhatsApp di Gorontalo dan Indonesia semoga menginspirasi mereka memilih pada Pilkada nanti.
Amoz : Om Ebu apakah ada pesan untuk warga Gorontalo atau teman dekatnya RG di Gorontalo?
Om Ebu ; Saya sebagai orang tua dan dituakan Oleh keluarga besar Gobel mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas kepercayaan dan amanah yang diberikan kepada RG dan semua sanak saudaranya dan telah menerima mereka sebagai bagian dari keluarga besar warga Gorontalo. Dan kepada orang yang telah menjadi teman dekat atau sahabat dekat keluarga saya, saya pesankan agar perlakukan mereka apa adanya seperti yang lain, jika ada yang tidak sesuai dengan yang kalian yakini maka koreksilah dia dengan baik dan tidak perlu kalian puji memuji dia seperti istilah yang populer (koprol) jangan uti, kalian dimata saya adalah orang yang akan mencelakakan anak saya dan kalian saya anggap bukan teman baik dari anak saya.
Ya begitu wawancara imajiner saya dengan Om Ebu ( Ayahnya Rahmat Gobel dan Kakeknya Rama Datau) tentang hijrah politik Keluarga Gobel dari Jakarta ke Gorontalo []
Salam
Agung Mozin