Wakil Ketua MPR RI Tanya Soal Kemiskinan di Gorontalo, Begini Jawaban Bupati Hamim Pou

Malang, Medgo.Id — Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Republik Indonesia, Fadel Muhammad menjadi salah satu penguji kehormatan dalam ujian sidang disertasi Bupati Bone Bolango, Hamim Pou di Program Studi Ilmu Pertanian PPS Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malang, Selasa (08/02)

Mantan Gubernur Gorontalo itu melayangkan salah satu pertanyaan kepada Bupati Hamim terkait persoalan kemiskinan di Provinsi Gorontalo yang berada di posisi ke lima terbawah penduduk paling miskin se Indonesia.

Dengan gagah dan percaya diri Bupati Hamim menjawab pertanyaan dari Wakil Ketua MPR RI tersebut. Dia mengungkapkan memang betul Provinsi Gorontalo masih masuk dalam lima provinsi termiskin di tanah air.

Kredit Mobil Gorontalo

Namun, menurut pengalaman dari Bupati Bone Bolango dua periode ini yang mengakibatkan Provinsi Gorontalo masih masuk dalam lima provinsi termiskin di Indonesia karena kurangnya kolaborasi antara Pemerintah Provinsi dan Kabupaten Kota dalam program penurunan angka kemiskinan.

“Kolaborasi ini kami nilai agak kurang antara Pemerintah Provinsi dan Kabupaten Kota. Padahal sama-sama kita ini menerima transfer anggaran dari Pemerintah Pusat dimana transfer tersebut harus dimanfaatkan untuk program pemberdayaan masyarakat miskin sehingga dalam 10 tahun terakhir penurunan angka kemiskinan di Provinsi Gorontalo cenderung landai,” ujar Bupati Hamim.

BACA JUGA :  Persiapan Menyambut Kunker Presiden Jokowi, Pemda Pohuwato Sudah Sangat Siap 

Ia melanjutkan faktor kedua tingkat kemiskinan di Provinsi Gorontalo yang masih tinggi karena faktor perilaku masyarakat yang hidupnya senang sebagai keluarga miskin karena sepanjang tahun menerima berbagai program bantuan yang jika ditotalkan sampai 6-7 bantuan seperti raskin, PKH dan lain sebagainya.

BACA JUGA :  Habiskan Anggaran 437 Miliar, Bandar Panua Pohuwato Akhirnya Diresmikan Presiden Jokowi 

“Jika dihitung total bisa 5 juta pendapatannya disitu dan itu membuat masyarakat tidak produktif karena hanya bergantung pada bantuan-bantuan tersebut,” ungkapnya.