SUMBAR, MEDGO.ID – Tolak Omnibus Law ribuan mahasiswa Sumatera Barat berkumpul di gedung DPRD Sumbar untuk menyuarakan rintihan hati rakyat kecil yang merasa dirugikan karena adanya UU Cipta Kerja yang baru disahkan pada saat rapat paripurna, Senin kemarin (05/10) di gedung DPR RI Jakarta.
Meski dalam masa pandemi Covid-19, ini tak melunturkan niat para mahasiswa, siswa, dan buruh untuk bergerak terjun ke jalan dalam membela kepentingan masyarakat luas.
Pada saat aksi, sebanyak 950 personel yang terdiri dari Polda Sumbar, Sat Brimob, dan Polresta Padang diterjunkan ke lapangan untuk mengamankan aksi demo agar tidak terjadi ricuh.
Beberapa unit mobil Water Canon dan Barracuda telah disiagakan di lokasi demo. Bukan hanya itu, di sekitar kantor DPRD Sumbar juga telah dipasang kawat berduri.
Aksi tolak Omnibus Law ini baru mulai bergerak semenjak pukul 14.00 WIB di Jln. Khatib Sulaiman Nomor 87, Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat.
Kondisi sementara hingga pukul 15.30 WIB, ribuan mahasiswa dengan ciri khas almamater perguruan tinggi masing-masing yang tergabung dalam Aliansi Badan Ekslusif Mahasiswa (BEM) seperguruan tinggi di Sumbar tampak menggelar aksi unjuk rasa mendengarkan orator di depan para pendemo tersebut, Rabu (07/10).
Sempat menimbulkan kericuhan ketika perwakilan DPRD Sumbar memberikan himbauan. Suasana semakin memanas meski kondisi cuaca saat itu tengah diguyur hujan, massa aksi merasa kesal karena tidak diberi izin masuk kedalam gedung DPRD Sumbar untuk menemui ketua DPRD.
Dengan perasaan kesal karena tak diberi izin menemui Ketua DPRD, dari keramaian terdengar koordinator aksi meminta peserta aksi yang perempuan untuk mundur kebelakang, hingga sore harinya massa masih berada di sekitar gedung DPRD Sumbar.
Kendati demikian, meskipun suasana sempat memanas, namun aksi ini berakhir dengan damai hingga pukul 17.55 WIB tanpa kericuhan lebih lanjut. Peserta aksi menyampaikan salam pamit (tanpa sentuh) kepada jajaran kepolisian yang tergabung untuk mendamaikan aksi Tolak Omnibus Law tersebut. (ayu)