Remaja SMK 2 Jember Tendang Teman Sampai Meninggal

Jember, Medgo.ID — Seorang pelajar SMK Negeri 2 Jember nekat menendang temannya yang berujung pada kematian, diduga hal tersebut karena kecemburuan. Tendangan maut pun langsung membuat korban tersungkur hingga tewas. Kejadian ini terjadi di Lingkungan Area SMK 2 Jember.

Antara Korban dan pelaku berusia 16 tahun, dan masih duduk di bangku kelas 10. Keduanya sekolah di SMK 2 Jember dengan jurusan dan kelas yang berbeda. Hal tersebut telah di tangani oleh pihak Polres Jember. Pelaku berinisial MRR telah diamankan dan telah ditetapkan sebagai tersangka. Proses penyelidikan ditangani oleh Unit PPA Satreskrim.

“Pelaku sudah kami amankan dan sudah ditetapkan sebagai tersangka. Masih dalam proses penyidikan. Untuk penanganan proses hukum ditangani Unit PPA Satreskrim Polres Jember,” ujar kata Kasat Reskrim Polres Jember AKP Dika Hardiyan Wiratama, Rabu (24/8/2022).

Dugaan terhadap motif dari penendangan korban (RAP) hingga jatuh dan tewas adalah persoalan asmara. Korban diduga menghubungi pacar pelaku melalui chat atau pesan di aplikasi perpesanan hingga membuat pelaku sakit hati.

“Jadi terkait motif, yang bersangkutan, tersangka ini, sakit hati dikarenakan pacarnya dichat yang kurang enak. Korban sudah sempat minta maaf,” ujar Dika.

BACA JUGA :  Gelar Blusukan, Paslon SIAP Jelaskan Pentingnya Investasi Bagi Daerah Untuk Anak Cucu

Sebelum terjadi penendangan, korban (RAP) sudah menyampaikan permohonan maaf kepada pelaku (MRR). Akan tetapi, meski korban telah menyampaikan permintaan maaf pada momen ketika keduanya bertemu di depan kelas, pelaku diduga tetap tidak terima dan emosi sehingga menendang leher korban.

“Tersangka tetap emosi sehingga melakukan penendangan dan mengenai ke leher korban, hingga menyebabkan korban pingsan dan meninggal,” ujar Dika.

Belum diketahui secara jelas penyebabnya kematian RAP. Pihak Kepolisian tidak mau gegabah dalam mengambil kesimpulan atas penyebab kematian korban.

“Termasuk penyebab meninggalnya masih menunggu hasil visum, belum keluar dan kami belum berani menyimpulkan,” kata Mantan Kasat Reskrim Polres Pacitan tersebut.

Sementara itu, pihak SMK 2 Jember yakni Kepala Sekolah memalui informasi dari para siswa menyampaikan. Para siswa melihat langsung kejadian tersebut. Peristiwa itu terjadi pada Selasa (23/8) siang sekitar pukul 12.00 WIB.

BACA JUGA :  Akibat Hujan Deras, Beberapa Rumah Warga di Desa Soginti Digenang Banjir

Berdasarkan keterangan teman-teman korban, saat itu korban dan pelaku sempat bertemu. Pelaku tampak sudah menunggu korban, lalu saat korban lewat di depannya, pelaku memanggilnya untuk diajak mengobrol.

“Korban saat itu, kata saksi mata: teman-temannya, mau berangkat ke (laboratorium) bengkel. Kemudian pelaku di depan pintu kelas ngamping-amping (bersandar) gitu. Pelaku kemudian memanggil korban, selanjutnya mereka saling ngobrol,” jelas Suprihartono, Rabu (24/8/2022).

Obrolan keduanya pun terlihat biasa saja. Namun, menurut teman-teman korban, obrolan ini diakhiri dengan permintaan maaf hingga keduanya saling bersalaman. “Menurut saksi setelah itu korban minta maaf lalu saling bersalaman,” imbuhnya.

Belum diketahui secara jelas karena apa perlakuan penendangan, tiba-tiba saja pelaku menendang korban di bagian leher sebelah kanan. Seketika itu korban jatuh tersungkur. Ia sempat berupaya bangun tetapi akhirnya jatuh pingsan.

Para siswa yakni teman-teman dari korban yang menyaksikan kejadian tersebut langsung berupaya memberikan pertolongan berupa membawa korban ke UKS.

BACA JUGA :  KKSS di Desa Pelambane Deklarasikan Menangkan Paslon SIAP Pada Pilkada Pohuwato

“Seketika itu korban langsung jatuh ke lantai, dan sempat berusaha bangun tapi tiba-tiba pingsan. Enggak tahu apa kesulitan napas. Lalu dibantu teman-temannya ke UKS. Di sana dapat pertolongan tapi petugas UKS bilang korban perlu dirujuk ke rumah sakit karena butuh penanganan intensif,” jelas Suprihartono.

Namun, korban meninggal dunia sesampainya di rumah sakit. Bahkan, korban belum sempat mendapatkan penanganan.

Direktur RSD dr Soebandi dr. Hendro Soelistijono menjelaskan, korban tak sempat dibawa ke IGD. Jenazah korban langsung dibawa ke kamar mayat karena tiba dalam keadaan meninggal.

“Korban tidak sempat menjalani perawatan, dia sudah meninggal dunia dan langsung masuk ke kamar mayat,” kata Hendro.

Dia mengaku belum tahu pasti penyebab kematian korban. Namun berdasar informasi yang diterima, ada bekas pukulan pada bagian leher korban.

“Belum diketahui penyebab pastinya meninggal karena apa. Nanti jika ada permintaan autopsi dari pihak kepolisian akan kami autopsi. Kami menunggu permohonan dari kepolisian,” pungkasnya. (**)