Kota Gorontalo, MEDGO.ID — Langkah para pimpinan di lingkungan Universitas Negeri Gorontalo (UNG) menandatangani pakta integritas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS), Senin (18/03). Acara tersebut diselenggarakan sebagai respons atas kepedulian serius terhadap masalah kekerasan seksual yang terjadi di kalangan mahasiswa dan lingkungan kampus pada umumnya.
Penandatanganan pakta integritas ini menjadi langkah nyata yang diambil oleh UNG untuk menegakkan keadilan, kesetaraan, dan keamanan bagi seluruh warga kampus.
Dalam upacara yang disaksikan oleh sejumlah staf akademik dan mahasiswa, Wakil Rektor Bidang Akademik Dr. Abdul Hafidz Olii, M.Si., yang mewakili Rektor UNG, menyampaikan pidato yang penuh semangat tentang urgensi penanganan kekerasan seksual di institusi pendidikan tinggi. Beliau menekankan bahwa penandatanganan pakta integritas ini merupakan manifestasi nyata dari keseriusan UNG dalam melindungi hak-hak individu dan menciptakan lingkungan belajar yang aman serta mendukung bagi seluruh anggota akademik dan mahasiswa.
“Dengan penandatanganan pakta integritas ini, kami, para pimpinan universitas, bersama dengan dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa, bersumpah untuk bersatu dalam mencegah dan menangani kekerasan seksual di UNG. Kami berkomitmen untuk menjadi garda terdepan dalam menciptakan lingkungan kampus yang bebas dari tindakan amoral dan memberikan perlindungan serta dukungan kepada korban,” ujar Wakil Rektor Abdul Hafidz Olii.
Sementara itu, Ketua Satuan Tugas (Satgas) PPKS UNG, Lia Amalia, S.KM., M.Kes., menjelaskan secara rinci isi dari pakta integritas yang ditandatangani oleh para pimpinan universitas. Pakta integritas tersebut mencakup tujuh poin penting, yang antara lain menekankan pentingnya peran aktif dalam PPKS, larangan terlibat dalam kekerasan seksual, serta kewajiban untuk melindungi identitas korban dan menjaga kerahasiaan dalam setiap kasus yang dilaporkan.
Di samping penandatanganan pakta integritas, UNG juga telah membentuk Satgas PPKS yang akan bertugas menyosialisasikan isu-isu gender, kesetaraan, dan kesehatan seksual serta reproduksi kepada seluruh warga kampus. Satgas ini juga akan bertanggung jawab dalam merespons setiap laporan mengenai kekerasan seksual dan melakukan tindakan konkret untuk menangani kasus-kasus tersebut.
Langkah-langkah yang diambil oleh Universitas Negeri Gorontalo ini diharapkan tidak hanya menjadi sebuah simbol, tetapi juga menjadi landasan kuat dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang inklusif, aman, dan mendukung bagi semua individu.
Dengan komitmen yang kuat dan kerja sama yang sinergis, UNG berharap dapat memberikan kontribusi positif dalam memerangi kekerasan seksual dan mewujudkan visi pemerintah untuk menciptakan kampus-kampus yang bebas dari kekerasan. (**)