Perdes Dan Mitos Untuk Lestarikan Lingkungan

MAGELANG, MRDGO.ID – Berbagai cara dan metode telah banyak dilakukan oleh pemerintah maupun warga masyarakat untuk melestarikan lingkungan.

Di jaman yang sudah serba digital saat ini, Desa Margoyoso Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang Jawa Tengah memiliki cara tersendiri yang unik dalam upayanya dalam menjaga kelestarian lingkungan desanya.

Desa Margoyoso selain memiliki Peraturan Desa (Perdes) tentang lingkungan, juga mengembangkan kearifan lokal yaitu dengan memakai dan memanfaatkan mitos yang beredar serta berkembang di masyarakatnya, yaitu dengan mendengungkan bahwa bagi para perusak lingkungan akan ditimpa kesialan.

Kredit Mobil Gorontalo

“Kami menggaungkan mitos tentang keangkeran pohon-pohon besar. Mitos yang disebarkan ke masyarakat yakni siapa saja yang menebang pohon besar akan diganggu penunggu pohon atau hal-hal gaib lainnya”, tutur Adi Daya Perdana Kades Margoyoso, Minggu (17/1/2O21), dalam acara tanam pohon bersama dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

“Setelah itu kami menggalakkan konservasi lingkungan. Untuk mendukungnya, kami membuat peraturan desa yang mengatur tidak boleh ada penebangan pohon besar dan giat melakukan penanaman,” ucap Adi Daya.

BACA JUGA :  Tradisi Unik Warga Desa Sruni

Dengan kepercayaan mistis dan peraturan desa tersebut, lanjut Adi Daya, upaya yang dilakukan dalam konservasi lahan terlihat cukup berhasil.

“Dulu desa saya ini kering kerontang dan hampir setiap tahun, warganya selalu meminta bantuan air bersih untuk keperluan sehari-hari”, terang Adi Daya.

BACA JUGA :  Pasokan Minim Harga Bawang Merah Tembus 70 Ribu Per Kilogram

Tentang hal tersebut Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan bahwa sangat mengapresiasi langkah yang telah dilakukan warga Margoyoso.
Ganjar juga menyampaikan bahwa dengan Perdes serta mengedepankan kearifan lokal, ternyata langkah-langkah pelestarian lingkungan benar-benar tercapai.

“Ini hebatnya Pak Kades dan warga Margoyoso, mereka punya kesadaran lingkungan yang tinggi. Pak Kades ini masih muda, tapi mampu menggerakkan kekuatan yang ada di masyarakat untuk melakukan konservasi lingkungan,” kata Ganjar. Seperti dikutip dari Magelangkab.go.id

Di tempat penanaman pohon itu, imbuh Ganjar, selain lingkungan terjaga sangat asri, juga terdapat 88 mata air mengalir dengan jernih. Selain itu, di dusun lain ada beberapa mata air yang jumlahnya lebih dari 20 titik.

BACA JUGA :  Lomba Dayung Tradisional Sambut Idhul Fitri 2024

“Ada 88 mata air di sekitar sini dan yang menikmati sampai Purworejo, maka tugas kita sekarang adalah mengelola, merawat dan mengonservasi. Makanya hari ini saya melakukan penanaman”, ucap Ganjar.

Penanaman pohon, lanjutnya, harus terus digencarkan sebagai upaya untuk melindungi mata air dan seluruh lapisan masyarakat agar giat menanam pohon, apalagi saat ini masih musim penghujan.

Dalam penanaman itu, turut hadir Bupati Magelang, Zaenal Arifin, sejumlah warga dan anggota karang taruna. Sebanyak 500 pohon ditanam dalam kesempatan itu, meliputi jenis gayam, durian, jambu dan sirsak. (*).