Meski Tanpa Open House, Rektor UNG Berma’afan Melalui Video Confrence

Gorontalo, (MEDGO.ID) — Berlebaran untuk merayakan  Idhul Fitri bagi kaum muslim, seperti  garam dalam makanan, tak bisa dipisahkan, sudah menjadi tradisi yang berkembang dikalangan kaum muslim.

Kalau pada tahun sebelum wabah covid-19 melanda dunia dan Indonesia, berlebaran identik dengan  silaturrahim saling mengunjungi untuk  berma’afan,  sembari menikmati  ayam kare dan ketupat  untuk menikmati kebersamaan dengan sanak saudara, sahabat, teman sekantor dan lainya.

Suasana ini juga tentu dirindukan oleh keluarga besar,  Civitas Akademi  Universitas Negeri  Gorontalo (UNG), namun dalam kondisi menghadapi wabah Covid-19,  perayaan tetap dilakukan,  tentu dalam suasana yang sedikit berbeda, dengan tahun lalu.

Kali ini Rektor UNG Dr Eduart Wolok,  merayakan lebaran dikediaman pribadinya,  tanpa ngumpul , sambil berbagi kebahagiaan, bercerita, senda gurau,   tegur sapa, sesekali  menayakan  berbagai  hal seputar aktifitas dilingkungan UNG, dan lainya.

Keadaan itu, memang sulit untuk dilakukan saat Crisis Center  Covid-19 UNG bersama pemerintah dan berbagai pihak, masih  menghadapi wabah  corona ini.

Tapi, bukan berarti kita harus mengalah dengan keadaan ditengah wabah covid-19, saat momen behagia, saat kaum muslim merayakan kemenangan  dalam proses tarbiyah selama bulan Ramadhan 1441 H/2020,  pada Hari Raya Idhul Fitri 1 Syawal 1441 H.

Eduart Wolok tetap punya cara merayakan hari kemeangan ini,  tanpa mengurangi makna Idhul Fitri tahun ini, ia menggelar  open house virtual bersama Civitas Akademi UNG, untuk menumpahkan rasa bahagia dan rindu dalam kebersamaan, yang hampir tiga bulan, dilakukam secara Daring (online).

“Tahun ini tak ada open house,  namun silaturrahmi dan saling mema’afkan, tetap harus dilakukan meski tak saling bertemu dengan kerabat dan sanak saudara, silaturrahmi kita lakukan melalui video call, video confrens, chattingandijejaring media sosial, ” kata Eduart usai melaksanakan  shalat Idhul Fitri dikediaman pribadinya, pada Minggu (24/05)

Menurutnya, ini dilakukan guna tetap menjaga jarak (psycal distancing) sebagai upaya  mencegah dan memutus mata rantai penyebaran covid-19, apalagi dalam masa Pembatasan sosiaal berskala besar (PSBB), dan dirinya  yakin tak akan mengurangi makna lebaran tahun ini. (Adv/MDG/Wahid)