Bonebol, MEDGO.ID – Wakil Bupati Bone Bolango, Merlan S. Uloli, menyatakan keinginannya untuk terus berkontribusi terhadap kaum perempuan, khususnya di wilayah Kabupaten Bone Bolango.
“Saya sebagai perempuan, saya juga ingin punya kontribusi terhadap kaum saya. Kita tahu sendiri bahwa keterwakilan kaum perempuan di legislatif dan politik secara umum, itu sangat minim,”ujar Wakil Bupati Merlan Uloli pada kegiatan Forum Diskusi Perempuan dan Politik (Perspektif Adat dan Agama), di Yiladia Rumah Dinas Wakil Bupati Bone Bolango, Selasa (30/5/2023).
Wakil Bupati perempuan pertama di Kabupaten Bone Bolango itu, mengungkapkan dengan adanya diskusi-diskusi seperti ini diharapkan bisa membuka pikiran, membuka hati, dan memberikan ruang yang seluas-luasnya untuk kaum perempuan.
Merlan menegaskan ketimpangan dan kurangnya peran serta perempuan dan rendahnya kualitas hidup perempuan secara umum mengakibatkan lambatnya keberhasilan dalam pembangunan Nasional. Kemajuan perempuan sebagai prasyarat peningkatan kualitas manusia Indonesia karena separuh penduduk adalah perempuan.
”Jika kwalitasnya buruk, maka keseluruhan kualitas manusia rendah,”tegas Merlan yang juga Ketua Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Kabupaten Bone Bolango itu.
Oleh karena itu, lanjut Merlan, perempuan adalah bagian keluarga yang menentukan kualitas generasi penerus, potensi perempuan sangat besar harus di beri ruang dan peluang besar agar kontribusinya maksimal. Karena menurutnya, perempuan dan laki-laki mempunyai potensi pada bidang-bidang yang saling melengkapi.
“Rendahnya angka keterwakilan perempuan di parlemen sedikit banyak berpengaruh terhadap isu kebijakan terkait kesetaraan gender dan belum mampu merespon masalah utama yang di hadapi oleh perempuan. Buktinya di DPRD Bone Bolango, dari 25 anggota DPRD, hanya satu anggota DPRD perempuan, sehingga dalam proses pengambilan keputusan, itu agak bias gender,”terang Merlan.
Sebelumnya, Kepala Badan Kesbangpol Kabupaten Bone Bolango, Abdul Wahab Hadju, dalam laporannya menjelaskan kegiatan Forum Diskusi Perempuan dan Politik (Perspektif Adat dan Agama) ini bertujuan mewujudkan dan mensukseskan program- program yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah.
Selain itu, untuk melihat seberapa besar peran dan fungsi perempuan dalam politik, dan melihat seberapa besar keterlibatan Pemerintah Agama dan adat dalam memperjuangkan hak-hak perempuan.”Kegiatan ini melibatkan 100 orang peserta, dari tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh perempuan, tokoh budaya, dan organisasi wanita,”jelas Wahab Hadju. (Adv/IH)