Masih Pandemi Sulut Bergeliat Ekport Ikan Tuna dan Lobster Ke Singapura

Manado, MEDGO.ID — Wakil Gubernur Sulawesi Utara (Wagub Sulut) Steven OE Kandouw Launching Direct Call Ekspor Produk Kelautan Perikanan berupa ikan tuna dan lobster, dari  Manado ke Singapura di VIP Pemda. Bandara Sam Ratulangi Manado, Senin (8/3/2021).

Terobosan baru di tengah upaya pemulihan ekonomi, dilakukan Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara, dengan mengekspor produk unggulan perikanan fresh Lobster dan Tuna ke negara Singapura.

Wagub Steven memberikan apresiasi atas langkah semua pihak, terutama para pejuang ekspor, yang dengan gigih telah membuka pasar baru untuk komoditas unggulan Sulut.

“Terobosan direct call ke Singapura ini bukan main-main, ibaratnya telah menabrak tembok untuk melewati sungai deras. Salut untuk sinergitas para pejuang ekspor,” ungkap Steven.

Saat memberikan sambutan, Steven Kandouw menyebutkan Pemerintah Daerah selalu punya niat untuk membangun dan membangkitkan ekonomi. Khususnya di tengah pandemi Covid-19.

Masih Pandemi Sulut Bergeliat Ekport Ikan Tuna dan Lobster Ke Singapura

“Di tengah pandemi Covid-19 ini, tidak ada jalan lain untuk peningkatan ekonomi, selain melakukan ekspor pertanian dan perikanan. Dan ini direalisasikan melalui ikhtiar semua pihak,” ujarnya sembari mengingatkan agar semua pihak tidak cepat puas dengan terobosan saat ini.

“Kita tidak boleh puas dengan capaian saat ini, karena masih banyak peluang dan market yang dapat disasar. Kiranya output dan outcame dapat dinikmati masyarakat Sulut,” tukasnya.

BACA JUGA :  Pani Gold Project Terima Penghargaan Siddhakarya Dari Pemprov Gorontalo

Ini yang kedua, pertama Manado-Jepang dan kali ini Manado-Singapura lewat Bandara Sam Ratulangi Manado.

Sebelumnya, Menteri Perdagangan RI melalui Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag, Kasan mengatakan direct call Perikanan Sulut ini, merupakan hal yang luar biasa.

“Ini langkah extra ordinary, karena untuk direct call bukan perkara mudah. Sehingga kolaborasi untuk ekspor Indonesia khususnya Sulut, menjadi bagian penting di tengah pandemi,” ujar Kasan.

Dalam pemulihan ekonomi, komponen ekonomi yang dapat diandalkan, sambung Kasan adalah ekspor. Karena sektor lainnya turun sehingga ekspor jadi penyangganya.

“Ekspor yang eksis saat ini adalah perikanan dan pertanian. Kami akan terus memberikan kemudahan dalam transaksi ekspor,” ujarnya sambil menambahkan saat ini ada 31 negara dapat dimanfaatkan untuk peningkatan ekspor.

“Dilihat dari catatan yang ada, ekspor kita masih jauh dari yang diharapkan. Dimana perikanan kita ada di peringkat 13. Potensi kita masih banyak yang dapat dimanfaatkan,” tambahnya.

Sulut, jelas Kasan dapat membuka pasar perdagangan dengan 10 negara utama, yang mencakup Asia Tenggara dan Asia Timur, kecuali Amerika.

“Kalau kita dapat memanfaatkan dengan sebaik-baiknya, maka akan sangat menguntungkan. Kami yakin direct call ini dapat mengajak eksportir yang lainnya. Bisa produk olahan lainnya yang valuenya tinggi,” ungkapnya.

BACA JUGA :  Gelar Blusukan, Paslon SIAP Jelaskan Pentingnya Investasi Bagi Daerah Untuk Anak Cucu

Kasan juga mengingatkan tentang kontinuitas atau kelangsungan ekspor. “Kita harus jaga kontinuitas dengan baik. Jangan sampai direct call sudah didapatkan tetapi untuk kelangsungannya tidak terjaga,” tukasnya.

Senada disampaikan Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP), melalui Kepala Badan Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan, Rina mengungkapkan agar upaya direct call yang tidak mudah ini, dijaga kontinuitasnya.

“Terobosan direct call suatu hal yang tidak mudah dilakukan di tengah pandemi yang dapat tekanan kuat. Nilai ekspor kita tercatat Rp1,9 triliun, yang dapat ditingkatkan lagi dengan ekspor ke Singapura,” katanya.

Menteri Keuangan RI melalui Dirjen Bea Cukai Heru Pambudi secara virtual menyampaikan sangat mensuport upaya direct call, yang menjadikan Manado sebagai super hub, sehingga mengurangi pos transit yang panjang. Dari waktu tempuh 9-18 jam menjadi 3,5 jam.

“Meski kita lakukan secara bertahap, namun langkah direct call telah memutus siklus ekspor yang panjang yang secara langsung akan mengurangi cost, seperti biaya logistik, waktu dan kualitas yang masih mahal,” sebutnya.

Dubes Berkuasa Penuh Indonesia untuk Singapura Suryo Pratomo, secara virtual juga memberikan apresiasi, karena direct call mampu menjawab kebutuhan Singapura.

“Singapura memberikan kemudahan bagi importir dan eksportir yang masuk Singapura, dengan sertifikasi produk. Singapura juga punya potensi yang sangat besar, kesempatan bagi dunia usaha, pemerintah Dirjen Bea Cukai, perdagangan, Kementerian Perikanan untuk meningkatkan ekspor,” katanya.

BACA JUGA :  Malam Pembukaan UMKM Fest 2024: Dorongan Baru bagi Pertumbuhan Ekonomi Gorontalo

Dirut PT Cipta Krida Bahari Ety Puspita Sari Ciptoyo, menerangkan ekspor yang dijadwalkan adalah 8 ton, namun yang terealisasi hampir 5 ton.

“Kami sudah bergerak dalam pengiriman cargo udara sejak tahun 2011 melakukan ekspor dengan charter pesawat. Layanan direct call penerbangan langsung ke Singapura biayanya lebih efisen dengan kualitas dan daya saing yang baik,” ujarnya.

Dan sebelum acara dimulai Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulut, Edwin Silangen menyampaikan laporan dan mengatakan penerbangan langsung ini sangat direspon Gubernur Olly Dondokambey yang kemudian ditindaklanjuti dengan zoom meeting dengan atase perdagangan yang kemudian terwujud melalui direct call.

“Ekspor ke Tokyo Jepang tetap berjalan, kita kirim juga sampel untuk ikut pameran di Tokyo dalam waktu dekat ini,” tandasnya.

Diakhiri dengan Penyerahan NPE (Dirut CV SPi), HC Chelth Sertificate (Dirut CV Golden KK), CKBI (UD Mulia Abadi) dan Pito Sumitary Sertificate ( CV Rengas Jaya).

Nampak hadir Forkopimda, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Praseno Hadi, Instansi Vertikal dan Jajaran Perdagangan, Kelautan dan Perikanan Daerah Prov Sulut.(Humas/dkips/ik)