Kota Gorontalo Terbaik Nasional Kendalikan Inflasi Daerah di Wilayah Sulawesi

JAKARTAMEDGO.ID — Nama dan reputasi Kota Gorontalo kian bersinar di kancah nasional menyusul keberhasilan Pemerintah Kota Gorontalo yang mencatat prestasi terbaru dalam kinerja pengendalian inflasi di daerah. Dari 81 kabupaten/kota di Sulawesi, kinerja Tim Pengendali Inflasi Daerah atau TPID Kota Gorontalo menjadi yang terbaik. Atas capaian itu, Walikota Gorontalo Marten Taha kembali menerima penghargaan yang diserahkan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian.

Nominasi daerah yang masuk dalam perangkingan kinerja TPID terbaik diumumkan dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pengendalian Inflasi 2020 di Jakarta, Kamis (22/10). Perangkingan dibagi dalam kawasan pulau-pulau mulai dari Sumatera, Jawa-Bali, Kalimantan, Sulawesi serta kawasan Nusa Tenggara-Maluku-Papua.

Pemerintah pusat juga membagi pemberian apresiasi untuk skala provinsi dan kabupaten/kota. Untuk skala provinsi di Pulau Sulawesi diraih oleh TPID Provinsi Gorontalo dan untuk Kabupaten/Kota diraih Kota Gorontalo. Di posisi kedua dan ketiga di bawah Kota Gorontalo, secara berturut-turut ada Kota Makasar dan Kabupaten Bone.

BACA JUGA :  Malam Pembukaan UMKM Fest 2024: Dorongan Baru bagi Pertumbuhan Ekonomi Gorontalo

“Saya sangat bersyukur atas penghargaan ini. Dan lagi-lagi, capaian prestasi ini saya dedikasikan untuk semua pihak yang sudah bekerja bersama Pemkot Gorontalo. Keberhasilan ini tanpa kita minta datang dari buah kerja keras kita bersama untuk mengendalian inflasi di daerah, menjaga daya beli masyarakat dan memastikan kondisi perekonomian tetap stabil,” ujar Marten ketika diwawancarai awak media.

Marten menjelaskan, dalam upaya pengendalian inflasi di Kota Gorontalo, hal terpenting yang dilakukan pihaknya adalah membangun sinergi dan memastikan semua program tepat sasaran dan sesuai kebutuhan. Program-program pemerintah diarah untuk dapat menyikapi masalah ekonomi yang hadir di tengah pandemi Covid-19. Selama masa pandemi, tak dapat dipungkiri, munculnya ancaman di bidang ekonomi. Bahkan banyak masyarakat yang kehilangan lapangan pekerjaan. Namun hal tersebut dapat teratasi berkat kebijakan optimalisasi bantuan dan diikuti upaya pengendalian harga, stok dan distribusi barang secara kontiniu.

BACA JUGA :  Malam Pembukaan UMKM Fest 2024: Dorongan Baru bagi Pertumbuhan Ekonomi Gorontalo

Karena dikoordinir dengan baik dan dilakukan dengan strategi yang tepat, bantuan yang diberikan di Kota Gorontalo pun mampu mendongkrak daya beli masyarakat. Keteresdiaan dan distribusi barang juga tetap stabil. Semua itu pada akhirnya membuat inflasi Kota Gorontalo tetap stabil. “Soal inflasi ini juga yang perlu kita perhatikan adalah supplay and deman. Ini harus seimbang. Nah, di Kota Gorontalo kita berhasil menyeimbangkannya. Tingkat inflasi kita 0,23 dan per bulan september 2020 secara “year to year” berada pada 0,21 persen” ujar Marten.

Marten juga menyampaikan, strategi yang digencarkan Pemkot Gorontalo dalam pemulihan ekonomi di tengah pandemi Covid-19 cukup efektif. Terbukti, situasi perekonomian Kota Gorontalo hingga kini masih bergairah. UMKM yang banyak terdapat di Kota Gorontalo tetap beroperasi. Pertumbuhan ekonomi pun masih cukup tinggi di angka 6,9 persen.

Sebelulmnya, Rakornas Inflasi 2020 dibuka langsung oleh Presiden RI Joko Widodo. Hadir Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto beserta para pimpinan daerah dari seluruh provinsi dan kabupaten/kota se-Indonesia.

BACA JUGA :  Malam Pembukaan UMKM Fest 2024: Dorongan Baru bagi Pertumbuhan Ekonomi Gorontalo

Dalam arahannya, presiden meminta upaya pengendalian inflasi tidak hanya fokus pada upaya pengendalian harga, tetapi juga diarahkan menjaga daya beli masyarakat dan mendorong kegiatan produksi, terutama usaha mikro, kecil, dan menengah .

“Kita perlu menjaga keseimbangan antara penawaran dan permintaan sehingga tidak terjadi lonjakan harga saat perekonomian mulai pulih dan daya beli masyarakat menjadi normal pasca pandemi,” kata Jokowi.

Presiden juga menyampaikan, inflasi perlu dijaga pada titik keseimbangan agar memberikan stimulus untuk produsen sehingga tetap berproduksi. Dari sisi daya beli, pemerintah pusat telah menyalurkan berbagai skema program perlindungan sosial dan yang bersifat cash transfer. Berbagai skema bantuan sosial tersebut diharapkan mampu meningkatkan konsumsi rumah tangga, menaikkan permintaan dan mendorong tumbuhnya penawaran.