MANHATTAN — Dewan juri memutuskan Donald Trump melakukan serangan seksual terhadap kolumnis majalah E. Jean Carroll pada tahun 1990-an dan memfitnahnya dengan mencapnya sebagai pembohong. Keputusan itu diambil pada Selasa (9/5) dan menjadi pukulan bagi sang mantan presiden yang sedang berkampanye untuk kembali ke Gedung Putih.
Kesembilan juri di pengadilan federal Manhattan memutuskan Carroll berhak atas kompensasi dan ganti rugi sekitar $5 juta.
Dewan juri berunding kurang dari tiga jam untuk mengambil keputusan itu. Mereka menolak penyangkalan Trump bahwa ia telah menyerang Carroll secara seksual dan mengabulkan tuntutan sang kolumnis. Untuk memutus Trump bertanggung jawab, juri beranggotakan enam pria dan tiga wanita itu diminta untuk mengambil keputusan dengan suara bulat.
Carroll menuduh Trump memerkosanya di sebuah ruang ganti pakaian di sebuah pusat perbelanjaan, 20 tahun sebelum ia menjadi presiden AS. Trump lantas memfitnah Carroll dengan menyangkal kejadian tersebut dan menyebutnya sebagai “hoaks.”
Trump menghadapi sejumlah penyelidikan pidana yang berakar pada upayanya membatalkan kekalahannya pada pemilihan presiden AS 2020 dan tindakannya menyimpan dokumen rahasia negara dari masa kepresidenannya di kediaman pribadinya di Mar-a-Lago di Florida.
Akan tetapi, tuduhan yang dibuat Carroll dipersidangkan sebagai kasus perdata, bukan pidana, dan tidak mengandung ancaman hukuman atau penjara bagi Trump, yang kini berusia 76 tahun.
Kesembilan juri sebelumnya menimbang apakah ada bukti yang lebih kuat untuk mempercayai pernyataan Carroll, yang sekarang berusia 79 tahun, bahwa setelah pertemuan secara kebetulan dengan Trump di pusat perbelanjaan mewah Bergdorf Goodman pada tahun 1996 itu, Trump membujuknya ke ruang ganti di area pakaian dalam, lalu dengan cepat menekannya ke dinding, menurunkan celana stokingnya, lalu Trump membuka celananya sendiri dan mulai menyerangnya secara seksual.
Trump tidak menghadiri persidangan – dan tidak diwajibkan menghadirinya – untuk mendengarkan keterangan Carroll. Dua perempuan lain yang bersaksi untuk Carroll menceritakan pelecehan seksual serupa oleh Trump beberapa puluh tahun lalu: seorang pialang saham mengaku digerayangi Trump dalam sebuah penerbangan menuju New York di kabin kelas satu, sementara seorang jurnalis menuduh Trump secara tiba-tiba menciumnya di Mar-a-Lago ketika ia berada di sana untuk melakukan liputan bagi majalah People pada ulang tahun pertama pernikahan Trump dengan istri ketiganya, mantan Ibu Negara Melania Trump.
Pengacara Trump, Joseph Tacopina, tidak menghadirkan saksi yang meringankan bagi Trump dalam kasus itu. Ia alih-alih mencoba menggoyahkan keterangan Carroll atas insiden tersebut, dengan menyebut bahwa Carroll sendiri tidak ingat tanggal terjadinya dugaan serangan tersebut, tidak pernah melaporkan peristiwa itu ke polisi pada saat kejadian atau ke rumah sakit untuk mendapat perawatan, dan baru mengungkap peristiwa itu ke muka umum dalam sebuah memoir tahun 2019.
“Ini adalah cerita paling tidak masuk akal dan menjijikkan. Ini hanya cerita karangan,” kata Tacopina di hadapan dewan juri dalam pernyataan penutupnya hari Senin. Sebelumnya, ketika persidangan dimulai dua minggu lalu, Tacopina mengatakan, “Tidak ada saksi mata yang bisa dipanggil untuk membuktikan peristiwa itu tidak terjadi” dan bahwa dewan juri terpaksa harus “percaya atau tidak percaya” untuk mengabulkan tuntutan Carroll, yang menuntut penarikan pernyataan Trump yang menyangkal insiden itu dan ganti rugi yang tidak dirinci jumlahnya.
Di kursi saksi, Carroll menceritakan pengakuannya yang sangat menyayat tentang pertemuannya dengan Trump, bahkan ketika ia mengaku tidak dapat mengingat tanggal pasti kejadian itu, meski testimony persidangan mengindikasikan bahwa insiden itu kemungkinan terjadi pada musim semi tahun 1996, di awal Kamis malam ketika toko itu buka lebih larut bagi konsumen.
Carroll bersaksi bahwa Trump menggunakan bobot tubuhnya untuk menekannya ke dinding ruang ganti. “Saya mendorongnya,” ungkapnya. “Saya hampir terlalu takut untuk berpikir.”
“Jarinya dimasukkan ke vagina saya, yang terasa amat menyakitkan,” kata Carroll. Kemudian, ungkapnya, Trump memasukkan penisnya, sebelum ia mengatakan bahwa ia menggunakan lututnya untuk mendorong Trump menjauh dan melarikan diri.
Ia mengatakan, ia sangat trauma akibat insiden itu sehingga “menyebabkan saya tidak bisa lagi memiliki kehidupan percintaan.”
Dalam pemeriksaan silang yang panjang oleh Tacopina, Carroll mengakui bahwa ia tidak berteriak minta tolong.
Ia mengatakan, korban perkosaan selalu ditanya, “Mengapa Anda tidak berteriak?”
“Ia memerkosa saya, terlepas saya berteriak atau tidak,” ungkapnya.
Dalam sebuah rekaman video deposisi dari Oktober lalu yang ditunjukkan pengacara Carroll kepada dewan juri, Trump mengklaim bahwa ia tidak akan pernah menyerang Carroll, yang sempat menjadi seorang pemandu sorak dan pemenang kontes kecantikan tingkat universitas, karena ia bukanlah “tipe”-nya. Namun ia melemahkan klaimnya sendiri ketika sebuah foto yang menampilkan ia dan Carroll dalam satu bingkai di sebuah acara sosial di New York pada tahun 1970-an ditunjukkan ke hadapannya: Trump salah menebak Carroll sebagai istri keduanya sendiri, Marla Maples, sambil mengakui bahwa tiga perempuan yang ia nikahi adalah tipe perempuan yang ia suka.
Pengacara Carroll juga menunjukkan kepada dewan juri sebuah video tahun 2005 dari acara TV “Access Hollywood,” di mana Trump mengklaim bahwa para perempuan mengizinkan ia menciumi mereka dan menyentuh alat vital mereka karena ia seorang bintang.
Pengacara Carroll, Roberta Kaplan, mengatakan bahwa Trump mungkin tidak hadir untuk bersaksi dalam kasus itu, tapi berpendapat dalam pernyataan penutupnya di hadapan juri bahwa rekaman video itu menunjukkan bagaimana Trump memperlakukan perempuan.
Kaplan mengatakan kepada juri: “Apa yang ia lakukan di sini? Ia memberi tahu Anda sendiri modus operasinya, M.O.-nya… ia menciumi mereka tanpa sepersetujuan. Bukti menunjukkan dengan sangat meyakinkan bahwa ia mengikuti pedoman ini dan di ruang ganti, di sana ia meraih” Carroll dan menyerangnya. [rd/jm]
Sumber : voaindonesia/ Reuters.