Indonesia butuh 600 Pasukan Khusus Kapal Selam

Jakarta, MEDGO.ID – Mimpi besar Presiden Joko Widodo untuk menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia, harus didukung dengan kekuatan armada keamanan maritim yg kuat, salah satunya adalah kekuatan kapal selam. Berdasarkan Minimun Essential Force (MEF), saat ini Indonesia membutuhkan 12 kapal selam. Seperti apa yg ditegaskan KASAL Laksamana TNI Muhammad Ali, pada beberapa kesempatan.

Menurut Komandan Komando Operasi Kapal Selam (Dankoopskasel) Koarmada RI Laksma TNI Indra Agus Wijaya untuk mendukung operasi 12 kapal selam, nantinya dibutuhkan sedikitnya 600 pasukan khusus kapal selam

“Jika 12 kapal selam sudah siap, sedikitnya kita akan membutuhkan 600 pasukan khusus kapal selam,” tegas Indra di sela sela rangkaian peringatan HUT ke-64 Satuan Kapal Selam TNI AL Hiu Kencana

BACA JUGA :  Pani Gold Project Terima Penghargaan Siddhakarya Dari Pemprov Gorontalo

Dalam keterangan pers TNI AL Selasa (19/9/2023) Indra menjelaskan 600 pasukan khusus kapal selam tersebut merupakan personel TNI AL yang khusus awaki kapal selam. Dengan asumsi 1 kapal selam akan diperkuat 50 personel pasukan khusus kapal selam. “Di luar itu kita juga didukung personel yang di darat untuk pusat pengendalian serta tenaga untk Diklat,” tambah Indra

Indra menjelaskan, saat ini Indonesia memilik 4 kapal selam, yaitu KRI Alugoro-405, KRI Nagapasa-403, KRI Ardadedali-404 serta KRI Cakra-401. Semua kapal tersebut berada di pangkalan utama TNI AL (Lantamal) Surabaya. Nantinya dibutuhkan pangkalan kapal selam yang lebih ideal. apalagi di alur sekitar laut Surabaya itu dengan kedalaman 15 meter sampai 20 meter dibutuhkan waktu menyelam 4 jam. “Kondisi itu yang tidak ideal bagi kapal selam untuk menjalankan tugas,” tegasnya

BACA JUGA :  Pani Gold Project Terima Penghargaan Siddhakarya Dari Pemprov Gorontalo

Indra menambahkan, saat ini TNI AL sudah mengkaji beberapa tempat untuk pangkalan kapal selam. di antaranya di perairan Lampung, Situbondo dan Ambon, “Semua sedang dikaji baik karena faktor letaknya yang strategis, dukungan logistik maupun faktor keamanan,” tambah Indra. (**)